Probolinggo menjadi tujuan keempat anak manusia itu. Berbekalkan tekad dan ambisi sepertinya bromo menjadi ajang untuk menguji seberapa besar keinginan mereka. Tak ingin berlama lama mereka berangkat dengan persiapan mental dan fisik.
Jalur via probolinggo menjadi pilihan dikarenakan mereka telah memesan peginapan dan tentunya jeep untuk bekal tour mereka.
Bis jurusan probolinggo melaju melewati rute yang telah disediakan oleh pemerintah. Perjalanan saat ini terasa canggung tidak ada perbincangan diantara mereka. Sebuah sinyal tiba tiba datang dan menghampiri pikiran arman.
"didekatmu hati ini selalu goyah
Menandakan dirimu yang terlalu berbahaya
Hanya dengan sebuah senyuman
Kau berhasil merebut kata indah
Dan kupastikan semuanya akan berakhir
Setelah aku berhasil mengungkapkan"
Gumam arman dalam hati seolah akan terjadi sesuatu yang diluar kendali.Indahnya semesta di daerah probolinggo membuat mereka tidak dapat berdiam diri dipenginapan. jeep yang telah mereka sewa mengantarkan mereka tour di sekitar kaki gunung bromo. Saat ini mengabadikan menjadi referensi. Dalam jangka waktu tertentu beberapa foto ini akan menjadi sebuah bukti.
Waktu yang terus berjalan membuat fajar harus undur diri. Kepergiannya tidak membuat semua orang terluka karena selalu ada malam tempat kita merangkul cerita. Namun malam ini bulan dan bintang tidak menampakkan diri. Apakah ini pertanda akan terjadi sebuah tragedi.
***
Pukul 03-00 awal perjalanan menuju penanjakan 1 gunung bromo. Target mereka saat ini ialah sunrise yang legendaris. Terbangun lebih awal memang sebuah rencana bagaimana tidak mereka harus mengejar sunrise dan waktu tidak akan berkompromi.
"Sepertinya alam semesta mendukungmu".
Terdengar suara yang tidak asing ditelinga arman. Ia menoleh dan itu adalah ulah sahabatnya.
"apa yang kau bicarakan".
"cuaca saat ini sangat bersahabat walaupun sekarang musim hujan".ucap lelaki yang berada di sampingnya
"memang benar yang kau katakan kawan sepertinya semesta tau rencanaku". Gumam arman dalam hati.
"mungkin sepatutnya kita mensyukuri dan caranya dengan tidak menyianyiakan kesempatan saat ini". Jawab arman
"Ayo cepat jangan lama lama. Keburu pagi nanti". Ucap ainun yang sedari tadi tidak sabar untuk memulai.
Konstur perjalanan yang sempit dan curam membuat mereka kembali menyewa jeep. Bukan hanya curam dan sempit mereka sengaja menyewa jeep 4 lokasi hanya untuk mengunjungi setiap spot yang ada digunung bromo dan setelah penanjakan 1. Pasir berbisik adalah tujuan selanjutnya.
Butuh waktu yang lumayan lama untuk sampai kepenanjakan 1. Namun semua susah payah terbayar saat fajar kembali mengantikan peran purnama. Segaris cakrawala muncul memberikan kesan dan momentum yang tepat.
"sepertinya lelahku akhirnya terbayarkan dengan semua ini". Ucap farah sembari menunjuk sang fajar yang mulai menampakkan diri.
"kau tau menikmati saja tidak cukup untuk semuanya. Kau harus menyeimbangkannya dengan tetap mensyukuri".
Mendengar pernyataan itu farah memandang lelaki yang telah membawanya kemari. Mata coklat itu seakan ingin mengatakan sesuatu.
"kau tau tidak negara ini. Negara demokrasi. Bolehkah aku menyatakan pendapatku". Ucap arman. Kali ini matanya terlihat begitu meyakinkan
"mengapa tidak" Jawab farah
Kali ini farah memalingkan pandangannya. Hanya rasa penasaran yang membuat telinganya tidak sabar untuk mendengar pernyataan dari lelaki itu.
"kau cantik dan aku menyukaimu"
kalimat itu seakan terucap begitu saja. Sebuah senyum terukir hangat di wajah farah. Ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Semesta seakan cemburu. Namun beberapa detik kemudian cerita berubah alur
"Maukah kau berkomitmen denganku".
Mendengar pernyataan itu senyum yang terukir hangat kembali berubah menjadi dingin.
"sebelumnya maaf, aku belum bisa berkomitmen. Aku belum sepenuhnya berdamai dengan masa lalu. Dan aku tidak ingin terulang lagi". Ucap farah kemudian kembali bergabung dengan sahabatnya.
Langkah demi langkah membuat jarak antara mereka. Beberapa diantaranya menebar luka. Namun itu tak berlangsung lama.
"tunggu"
"Aku tidak memiliki keinginan memberi luka namun kau harus tau saat bersamamu hati ini memiliki rasa".
"jika masa lalumu tentang derita, aku siap kembali membuat cerita".
Beberapa kalimat itu mampu menahan langkah farah. Ia kembali tersenyum. Namun jawabannya tetap sama.
"kau punya tekad. Namun banyak yang harus dibenahi. Dan sekarang aku masih memegang kendali".ucap farah kemudian melangkah.
Seperti awal dimana ia meninggalkan jejak dihati arman.
***
Jika kamu berani menyatakan
Maka bersiaplah untuk kemungkinan terpatahkan
KAMU SEDANG MEMBACA
HOMECOMING
Teen FictionBerawal dari sebuah pemikiran yang terlampau jauh. Kehidupan yang nyaman dan monoton bukanlah seleranya. Ia lebih memilih untuk menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak sendiri Namun seiring waktu berjalan dirinya dipropogandakan oleh ego dan nura...