06

39 9 2
                                    

Kereta api jurusan bandung surabaya telah berangkat membawa beberapa orang ke destinasi masing masing. Langit yang sedari tadi menampakkan keceriaannya mendadak tertutupi oleh segumpalan awan. Seketika rintik hujan turun membasahi perjalanan mereka. Sesekali rintik hujan mengalir di permukaan kaca.

Dari mereka berempat hanya farah yang tidak terlalu menyukai hujan. Menurutnya hujan hanya meningalkan genangan. Dan genangan itu hanya menimbulkan sebuah kenangan.

Berbeda dengan arman ia sangat menyukai hujan. Hujan memberikan ketenangan dan setelah ia pergi akan selalu ada harapan.

Tak terasa kereta api mereka telah berhenti. Tanda mereka telah tiba ditujuan masing masing. Dan disisi lain hujan telah pergi membiarkan pelangi untuk mengambil alih.

"huftt, Akhirnya hujan berhenti juga".ucap farah

"emangnya kenapa dengan hujan,bukankah hujan adalah rahmat tuhan".jawab arman

"aku tidak suka saja, hujan bagaikan kesedihan bahkan mengundang tangisan".

Mendengar jawaban itu arman tersenyum ternyata ia bisa melihat dirinya di masa lalu. Dulu ia juga tidak menyukai hujan. Seperti yang dikatakan farah hujan hanya memberikan kesedihan. Namun ketika pelangi muncul ia tau maksud hujan yang sebenarnya.

"kamu tau ngak kenapa pelangi muncul setelah hujan".Tanya arman sembari melihat pelangi

"yah karena pembiasan cahaya". Jawab farah ia tidak tau mengapa lelaki ini mempertanyakan perihal yang pasti sangat mudah untuk ditebak.

Tak cukup waktu lama untuk terus menikmati pelangi. Arman yang sedari tadi menunggu jawaban akhirnya membuka suara

"hujan tidak bermaksud membuatmu bersedih itulah mengapa ia mengirim pelangi untuk membuatmu tersenyum kembali". Ucap arman sembari melirik kearah farah.

Pelangi nampak sangat jelas begitu pula Sebuah senyuman yang menghiasi wajah farah. Entah kenapa perasaannya berubah menjadi senang. Ucapan arman seakan membuat hatinya tenang. Sepertinya ini adalah awal dari sebuah konspirasi

Setelah memberikan jawaban. Arman kembali memyusuri koridor stasiun. cukup jauh ia melangkah meningalkan farah. Sebuah tepukan mengenai pundaknya dan beberapa detik kemudian tepukan itu menjadi rangkulan sebuah lengan kekar.

"Ternyata dugaan ku benar kau memiliki rasa dengan farah".ucap aswi sembari mengejek arman

"Sudah berapa lama aku tidak melihatmu mendekati seorang wanita. Aku kira kau terlalu egois".lanjut aswi

"Aku hanya mengucapkan pemikiran ku, apa salahnya dengan itu". Ucap arman diawali dengan nafas yang berat.

"kamu tidak perlu berbohong. Aku bisa membaca gerak gerikmu. Kau pasti tertarik dengannya. Aku bisa mencari tau tentang dirinya".

"kau tau kawan tebakanmu tepat ia adalah bintang yang mampu mengoyahkan jagat rayaku".gumam arman dalam hati

"kau tau aku tidak tertarik untuk diberi tau karena jika mengetahui apa yang aku tidak tau dari orang lain itu tidak akan menarik lagi untuk diketahui.biarkan aku mencari tau sendiri".ucap arman

"kata katamu lebih sulit dipahami dari pelajaran fisika".ucap aswi sambil menggaruk garuk kepalanya.

***

Surabaya kali ini sedang bersahabat.atmosfer udara tidak terlalu menyesakkan. Begitu pula dengan keempat anak manusia itu mereka sepakat menunda perjalanan ke bromo hingga besok. Dan hari ini mereka memilih hutan mangrove wonorejo sebagai destinasi pelepas penat.

Tak terasa hari yang penuh dengan konspirasi berlalu begitu saja. Senja telah berhasil membawa langit surabaya menuju gelap malam. Sekarang purnama dan bintang menjadi hal yang harus disyukuri.

Sekarang balkon adalah tempat yang paling tepat untuk malam ini. Melepas rindu kepada bintang walaupun tidak terbentang oleh jarak yang mengikat.
Arman sedang terjaga dari tidurnya. Seolah ada yang mengganjal dalam pikirannya.

Mungkin besok menjadi hal yang akan dikenang.

***

Jika kau siap memilih untuk berkomitmen, maka lakukanlah secara gantleman.

HOMECOMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang