09

42 5 1
                                    

Lelah tak selamanya berakhir pada tempat tidur terkadang kau harus membayarnya dengan hal yang baru. Memang aneh tapi itulah yang dilakukan arman. Menurutnya terjebak di atas kasur tak akan membuat penatnya kabur.

Kali ini malam terasa nikmat jika saja waktu dapat melambat. Namun ia juga adil mungkin diluar sana seseorang juga berharap waktu harus berjalan cepat. Ini bisa saja jadi jawaban mengapa waktu tak pernah berpihak

Sudut kota kembali menjadi tempat melepas penat. Walaupun kerlap kerlip pemukiman menjelma kunang kunang ia belum mampu mengalahkan cahaya sang bintang. Jauh diatas bukit yang tak terjamah oleh manusia yang kesehariannya selalu bermasalah. Bagaimana tidak hidup yang seharusnya dipenuhi rasa syukur malah banyak yang mengidolakan alat ukur.

Berburu bintang menjadi kegiatannya malam ini bukan tanpa alasan dan jangan berpikir ini bagian dari pelampiasan. Larut malam kini menjadi kawan namun beberapa faktor alam bisa saja jadi lawan. Awan yang membawa hujan takkan segan menjatuhkan rencana.

Seperti biasa waktu masih berjalan. Di bawah gelap malam ia kembali memutar ingatan semuanya tergambar jelas bahkan bagian yang terasa hambar. Namun kau tak perlu mendeskriminasi masa lalu akan lebih indah jika kau belajar menerima darinya.

Setelah misi pemburuan bintang telah usai. Arman membereskan barangnya walaupun hanya titipan tapi itu adalah pemberian.

***

Diperjalanan pulang ia memutuskan untuk mampir sejenak sembari menunggu seorang kawan. Seperti halnya kebanyakan manusia rutinitas membuatnya lupa bahwa ia ingkar pada sebuah rencana

Bunyi dentuman motor memadati parkiran menandakan orang yang ditunggu telah datang. Dengan membawa rasa damai ia hanya menghiraukan sahabat lama dalam sebuah ramai. Seperti biasa menyapa tak akan hilang dari diri manusia kecuali bagi mereka yang benar benar melupa

"hai bro"ucap seorang kawan.

"hai"jawab arman sambil menjabat tangannya dan melakukan ritual sebagaimana para kawan.

"jangan bilang kau mengundangku hanya karena kau ingin mengadu"

"hahaha,ternyata selera humormu tak pernah berkurang ,meskipun sedikit garing kau tetap berkomitmen"

"kau tau kan prinsipku. Walau sejuta manusia menyuruhku untuk jatuh jika aku ingin bangkit yah aku akan bangkit"

"seperti biasa hatimu tetap keras"

"apa yang membuatmu memanggilku kesini"

"kau tahukan mimpi kita sewaktu sma. Mungkin saat ini waktu yang tepat untuk merealisasikannya"

"bukankah kau sudah menguburnya dalam dalam"ucap seorang kawan yang tak mengerti entah mengapa ia kembali menggali mimpi yang ia kubur sendiri.

"kau tahu hidup selalu berubah, arah angin tak selalu sama, lalu apa bedanya kita".

"kau memang penuh jawaban,baiklah aku bersamamu. Bagaimana dengan mereka berdua kau sudah memberitahunya".

"Tenang saja ego mereka tidak terlalu berlebihan".

"Aku serahkan kepadamu". Ucapnya kemudian menepuk pundak sahabatnya

Malam yang  penuh cerita tak ada tangis dalam duka dan banyak tawa dalam suka. Seperti biasa tak ada rasa canggung untuk berbagi cerita bahkan sebuah untuk rahasia. Namun ada yang aneh dari sahabatnya kali ini kepribadian buruk telah menghilang bukan ditelan zaman melainkan karena sebuah keinginan.

"Sekarang dirimu sangat berbeda aku tidak melihat lagi benda keramat mu".ucap arman yang sedari tadi memperhatikan sahabatnya

"Apa yang kau maksud".

"Bukankah saat seperti ini kau akan membuat ritual rutinitas mu"

"Hahaha, mengenai gulungan putih itu ia sudah tak punya api, bersama kalian diri ini lebih mengenal arti".

ucapannya mengingatkan arman pada dirinya yang dulu begitu rapuh. Ia tak punya teman hingga mereka dipertemukan.

***

Teruslah berlayar kerena ombak akan membuat keringatmu terbayar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOMECOMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang