Dipinggir pepohonan pada minggu sore yang langitnya berwarna biru keabuan
Aku bertemu kau diantara maya dan nyata
Tidak perlu menunggu bulan menjadi sepi untuk aku menjadikan kau sebuah puisi
untuk merindukan kau sepanjang musim semi.Karena, aku hanya kabut wangi wisteria
tenggelam bersama langit temaram
Karena aku adalah matari
Memeluk kau
di laut yang tentram.Di taman yang sehabis hujan
kau bilang kau paling suka mataku
Di taman yang sudah senja
ada mawar dan mataku yang sudah mati
dan wangi rindu
Lirih doaku diantara gerimis yang membawa petangKetika aku menjaui gerimis sepanjang hari
kau tidak pernah lagi menjadi tanah
yang menangkapku
Lalu aku menenggelamkan kepalaku
pada palung Mariana
Menyembunyikan bekas ruas jarimu
dikelopak matakuKau tidak punya nyali untuk pulang
pada tiap lekukmu
Aku tidak pernah punya nyali
untuk mencintai kau sekali lagi
Tapi biar aku nyanyikan doa untuk kau
disepanjang musim semi dan
hujan diseluruh pagi@eunoiapoetry
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta hitam di seutas kertas
PoesiaSajak sederhana dari si penulis payah namun tertarik dengan karya-karya berbau sastra berupa sajak dan puisi. Ini masih dalam revisi, mungkin akan sering saya otak-atik agar terlihat lebih sempurna atau saya berusaha menyempurnakan karya ini agar te...