Plak! plak! plak! Suara sendalku saat berlari di tengah-tengah hujan yang dingin ini. Aku tidak menyalahkan cuaca sebab seluruh tubuhku dibasahi hujan saat ku pulang dari membeli beberapa belanjaan yang disuruh eomma.
Sejak kecil, aku menyukai hujan, saat tetesan air turun, membasahi dahiku, aku membalas langit dengan senyuman tulus. Kenangan senang maupun sedih terjadi saat hujan. Hal-hal yang tak terlupakanpun terjadi saat air dari langit membasahi jalanan. Hal ini merupakan alasan mengapa aku mencintai hujan.
Sesampainya di rumah, eomma langsung memanggil namaku sambil menatapku dengan muka khawatir. Sudah tidak diragukan lagi bahwa eomma adalah orang yang sangat perhatian sekali kepada anak-anaknya. "Ya! Kim Nam Joon. Mengapa kau tidak membawa payung?? Yaampun, sudah basah kuyup begini lagi," kata eomma seraya mengode-ngodekan pelayan yang ada di dapur untuk segera mengambil handuk.
"Maaf ma, aku juga gapapa kok, lagipula hujannya tidak sederas kemaren." Jawabku sambil memberikan hasil belanjaan kepada pelayan yang satunya.
Masih dengan ekspresi yang sama, eomma berkata lagi, "aishhh, kamu itu. Besok masih sekolah loh, ntar kalo kamu sakit kan rugi." "Ahhh, eomma kayak gak tau Joonie saja. Kan semua mata pelajaran udah joonie kuasai, tinggal nunggu entar kalo ada ujian." ucapku terkekeh sambil berjalan menaiki tangga, menuju kamar mandi.
"Sombong banget kamu Joon oppa, memtang-mentang anaknya orang pintar" ucap seorang perempuan muda yang merupakan adik saya. Ia kedengaranya sedang menonton TV di ruang keluarga, jadi sejak pertama datang, aku tidak sadar bahwa dia mendengar percakapan antara aku dan eomma.
"Hei, Geong-Min, tidak sopan berbicara seperti itu ke kakakmu," kata mama yang kedengarannya sedang berbicara dengan Geongmin di lantai 1 karena sekarang aku sedang berada di lantai 2. Aku membiarkan eomma dan Geongmin berdebat sementara aku mempersiapkan diri untuk mandi karena badanku sudah menggigil.
Selesainya, aku langsung menuju kamarku yang berada di ujung lorong atas dan membuka pintunya. Kutarik nafasku dan memasuki ruangan tercintaku. Yak, kamarku adalah tempat favoritku karena, yaa, saya bisa dibilang lumayan kaya, jadi kamarku cukup luas dan memiliki view atau pemandangan depan rumah, dimana terlihat perumahan, toko-toko, hal-hal yang kusukai, dan bisa kulihat dengan berdiri di depan kaca jendela yang tingginya merupakan dua kali dari tinggi badanku. Tidak lupa dengan rak mini figure Ryan Dolls yang ada di dekat pintu (saya sangat menyukai boneka Ryan), tempat tidur besar dengan spray luar angkasa membuatku setiap hari selalu memimpi-mimpikan yang terbaik untuk hidupku, dan tidak lupa meja bulat pendek di tengah-tengah ruangan untuk the aku belajar dan melakukan berbagai hal disitu. Ruangan ini benar-benar spesial.
Hujan masih membasahi luar dinding kaca jendela kamarku sehingga hal itu membuatku menatapnya dan berpikir bahwa apa yang kulakukan besok benar atau salah.
Aku akan menikuti kontes rap di bawah tanah, tidak jauh dari sini, hanya beberapa perhentian bis, lalu sampai.
Aku sengaja tidak memberitahukan orang tua saya karena yang ada di pikiran saya adalah, masa anak dari CEO ikut kontes gitu-gituan? Seperti itulah yang akan dipikirkan oleh eomma jika aku memberitahukan tentang hal ini. Aku sudah cukup lama menjadi Underground Rapper jadi aku terbiasa dengan tampil di atas panggung dan membuat lagu. Tak jarang juga aku menuliskan beberapa lagu di MacBookku tetapi dinyanyikan saat aku ada di bawah tanah. Aku merasa belum siap untuk menyebarkan pesanku melalui lagu yang telah ku buat.
Keesokan hari berlalu, dan aku juara 1 seperti biasa. Pulangnya dari bawah tanah, ketika orangtuaku maupun Geongmin bertanya aku darimana, aku akan selalu menjawab, "dari rumah temen" atau "abis ngerjain tugas kelompok" dan sebagainya. Karena aku bisa dibilang, 'cukup pintar' rahasia yang telah kusembunyikan selama ini masih aman dan tidak ada anggota keluarga aku yang curiga tentang hal itu.
Sambil mendengar suara familiar, air yang mengetuk-ngetuk kaca jendelaku, kubuka MacBook, dan mulai mengetik lirik lagu baru yang telah saya buat akhir-akhir ini. Ada beberapa bagian yang perlu perbaikan sehingga aku perlu mengetiknya lagi. Sambil melakukan pekerjaan ini, aku berpikir, kapan aku bisa maju jika gini terus. Dan tiba-tiba, sebuah notifikasi dari salah-satu situs web di layar laptopku menunjukkan sebuah kalimat yang mengubah hidupku selama-lamanya. 'Diberitakan, bahwa Perusahaan Big Hit Entertainment akan menggelar audisi pada tanggal 31 april 2010'. Wajahku berbinar-binar saat membaca artikel itu. Aku merasa semangat lagi melanjutkan laguku.
Hujan pun masih deras, akupun berkata, "Walaupun Big Hit merupakan agensi yang kecil, aku akan mencoba untuk membuat kemajuan" pikirku saat itu.
YOU ARE READING
7 Idols
Hayran KurguI'm a noob writer, so I will tell a story that comes out of my mind atm