"Naaaaa!"
Gadis itu berlari memasuki sebuah ruangan sambil berteriak memanggil temannya yang berambut pendek itu.
"Apa sih, Yu?!" Omel gadis berambut pendek itu
"Temen lo sengaja telat lagi, bege." Sang gadis dengan tinggi menjulang dan rambut panjang menggenggam gemas tangan sahabatnya.
"Temen? Temen yang mana?" Tanya gadis satunya, Nana.
"Siapa lagi sih yang paling bandel di antara geng an kita?"
"Jangan bilang—"
"Iya anjim, nyai."
Nana dan gadis rambut panjang —Ayu, berlari keluar kelasnya melupakan kelas Mr. Robinson yang akan mengadakan kuis saat ini. Salah satu teman sekelas mereka bertanya keduanya ingin pergi kemana, namun di acuhkan begitu saja oleh mereka berdua.
Di lain sisi, seorang gadis dengan rambut yang di kuncir kuda tengah menyesap coffee latte nya. Menikmati kesendiriannya dan sesekali menatap ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Sepuluh menit lagi, gue yakin mereka semua langsung ke sini." Gumam gadis itu, lantas menyunggingkan senyumnya.
Iya. Dia perempuan yang tadi dibicarakan Ayu dan Nana. Mahasiswi Hubungan Internasional itu emang terkenal nakal satu kampus. Padahal dia udah ada di semester akhir, bahkan skripsi nya juga udah mau selesai, tinggal bab akhir. Inilah yang membuat semua dosen serta semua mahasiswa maupun mahasiswi bertanya-tanya tentang sosok perempuan satu itu.
Hey! Perempuan itu bisa di bilang jarang banget buat masuk kelas, ya meskipun ulangan semesteran dia selalu mendapat nilai yang nyaris sempurna. Membuat orang lain iri aja.
"Wah gila lo!"
Perempuan tadi mendongak dan melihat siapa yang berkata seperti itu kepadanya. Namun, bukannya marah dia malah tertawa lepas. Membuat orang yang tadi mengumpatinya mendengus kesal dan duduk di hadapan perempuan itu.
"Gila lo, Yo. Gue udah nyaris nyampe kampus malah ngajakin bolos. Biadap emang." Dengus orang tadi.
"Elah, Cha. Sans aja sans."
Acha, orang yang tadi ngegas, memutar bola matanya malas dan langsung mengambil coffee latte Jio.
Jio ketawa lebar. Melihat dewi jurusan hukum kesal di depannya. Emang kekurangan akhlak Jio itu. Kalo kata dia mah, akhlaknya di telen semua sama setan. Ada-ada aja emang bocahnya.
Acha cuma ngedengus kesel ngelihat kelakuan teman satu geng annya itu. Untung aja, dia itu tingkat kesabarannya tinggi.
"Tapi, lo mau bolos kan? Gue menyelamatkan lo dari pasal-pasal ga jelas itu." Jio masih ketawa.
Acha yang ingin mengelak, akhirnya ngebenerin kata-kata Jio juga. Karena dia juga gak mau masuk kelas sih. Puyeng banget. Bolos satu kelas ga bakal bikin bego, prinsipnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Racer.
Fanfiction"Balapan sama gue, kalo gue menang, gue udahan jadi babu lo." "Kalo gue yang menang, lo jadi pacar gue ya?!." "Hah?!" "Oke sip laksanakan, nyai." written in bahasa. jaeho area.