sisi lain satu sama lain

153 39 12
                                    

Jio seneng banget. Jujur aja, dia ga nyangka kalau cowo modelan kayak Jay ini ternyata peduli sama anak-anak yang kekurangan finansial kayak dihadapannya ini. Senengnya itu karena anak-anak di sini tuh ramah semua. Dalam hati, Jio bersyukur sama keadaan dia yang gak kesusahan finansial kayak anak-anak di hadapannya ini.

"Nih!" Jay menyodorkan seplastik air kelapa muda ke arah Jio. Jio menatapnya penuh tanda tanya. "Ini ambil anjir, gue tahu lo haus."

Jio mutar bola matanya jengah. "Iya, gue emang haus. Tapi, gue ga suka air kelapa. Gue minum air kelapa cuma pas gue sakit doang."

Jay tersentak sedikit. Jio tahu lelaki ini terkejut, tapi emang dia ga suka sama air kelapa dan juga buah. Bahkan dia juga suka milih-milih sayuran. Seribet itu emang Jio, makanya badannya kurus kerempeng kayak kekurangan gizi.

"Oh yaudah." Jay menarik kembali tangannya, lalu duduk di atas pasir dan meminum air kelapa yang tadinya untuk Jio.

"Ini anak-anak istirahat sampe jam berapa?" Jio mendudukan diri di samping Jay sambil memandang anak-anak yang sedang bermain.

Jay melihat jam yang ada di tangannya sekilas. "Jam sepuluh sih, bentar lagi."

"Tiga puluh menit doang?"

Jay mengangguk.

"Lo emang punya selera yang aneh ya, Ji?"

Pertanyaan mendadak dari Jay membuat pandangan Jio beralih ke wajah tampan lelaki itu. Jio mendengus sebentar, karena dia menyadari ketampanan dari Jay sebelum menjawab pertanyaan ga jelas dari Jay. "Maksud lo?"

"Ya gitu, kemarin malem lo pas di warkop makan indomie, roti bakar, sama telor setengah mateng. Terus sekarang lo ga suka sama es kelapa, padahal enak, seger."

"Hah? Apanya yang aneh sih, Jay? Gue makan indomie sama roti bakar plus telor. Apanya yang aneh?"

"Aneh aja gue tuh, lo makan telor setengah mateng. Dan kayaknya itu bukan setengah mateng tapi emang ga mateng. Masih cair gitu, gila."

Iya, jadi kemarin malem tuh pas di warkop Jio emang makan telur setengah mateng. Telurnya di rebus bener-bener ga mateng, terus di pecahin di taro di dalem gelas terus di aduk biar kuning sama putih telurnya kecampur. Keliatannya emang kayak makan telur mentah yang di kocok sebelum di masukin ke penggorengan, Jio sih doyan banget karena rasanya enak

Kalo Jay, dia kaget banget telur itu amis dan Jio santai banget makannya. Ya, meskipun semalem di warkop telurnya ga amis sama sekali sih. Jay sebenernya heran sama yang punya warkop, kenapa ada menu kayak gitu sih.

"Enak tahu, lagian itu gak amis. Gurih gitu, enak. Lo harus coba. Terus kalo air kelapa emang rasanya aneh, lidah gue beda dari yang lain." Jio jawab sambil ngelihat ke arah laut, pun ga ada senyuman di wajahnya.

Jay malah diem, dia fokus ngeliatin muka Jio yang kalem-kalem galak. Dalam batinnya, dia mengakui kalo Jio itu pasti cewek yang ribet soalnya milih-milih makanan dan juga aneh karena seleranya. Diam-diam dia berdoa semoga ga dapet cewek ataupun istri modelan Jio. Model-modelan cewek yang gak bisa di ajak susah.

"Udah jam sepuluh. Ga mau manggilin anak-anak?" Tanya Jio sambil nunjukin jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Jay berdiri nepuk-nepuk celananya yang kena pasir. Terus ngulurin tangannya ke arah Jio, dia berinisiatif untuk membantu cewek galak itu buat berdiri. Tapi, Jio cuma ngeliat tangan Jay bingung terus bangun sendiri. Ga nerima uluran tangan dari cowok berlesung itu. Lagi-lagi Jay harus narik balik tangannya dan ngedengus kesel, niat baiknya di tolak gitu aja.

"Ayok semuanya balik lagi ke sini. Kita lanjutin pelajaran!" Jio langsung mengeluarkan teriakannya dan Jay cuma nutup kuping doang.

 Kita lanjutin pelajaran!" Jio langsung mengeluarkan teriakannya dan Jay cuma nutup kuping doang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Racer.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang