Thirty One: Distance

3.4K 494 64
                                    

"Mau turun di mana nih?" Tanya gue yang lagi baring di paha Minho main pabji squad bareng Minho, Jisung, dan Felix.

Kita lagi ada di taman belakang sekolah. Pas banget istirahat niat kita samaan. Gue dan Minho duduk di kursi taman sementara Jisung duduk di rumput sambil nyandarin punggung di kursi sementara Felix nyandar ke Jisung.

"Jangan turun di Pochin- Yeuh si anjing main turun aja lo." Maki Minho ke Felix.

"Noob elah lo takut turun di sini." Cibir Felix.

"Lo yang noob bangke." Balas Minho gak terima dikatain noob.

"Alah lo berdua noob diem. Biar ahlinya yang maen!" Celetuk gue langsung digalpok ama tangannya Minho di muka.

"Weh cepetan ambil loot." Perintah Jisung.

Lagi tegang-tegangnya main tiba-tiba kedengeran suara Jeongin teriak entah kapan munculnya.

"WOI! BANG HYUNJIN LAGI BERANTEM AMA BANG CHANGBIN!" Seru Jeongin.

Tadinya yang asik bantah-bantahan kita langsung kompakan bangkit, nyimpen HP dan bergegas ngikutin Jeongin.

...

Matahari lagi terik-teriknya saat kak Changbin nendang Hyunjin sampe terkapar di lapangan bola kaki dan ngedudukin badan kak Hyunjin dan lagi ngebogem dia.

Gue jawdrop sementara Minho, kak Jisung, Jeongin beserta kak Felix langsung lari ke tengah lapangan buat misahin mereka.

"Kepada siswa yang tengah berkelahi di tengah lapangan bola kaki diharap untuk segera berhenti!" Suara pak Sehun terdengar dari pengeras suara yang dipasang hampir di semua sudut sekolah.

"Seo Changbin, Hwang Hyunjin, Lee Minho, Han Jisung, Yang Jeongin dan Felix Lee. Nama-nama yang saya sebutkan diharap menghadap di ruangan kepala sekolah sekarang juga." Lanjut pak Sehun.

Sementara itu pandangan gue masih tertuju di tengah lapangan. Kak Changbin yang gue kenal sebagai pribadi yang tenang sedang dipegangin ama Minho dan kak Felix.

Layaknya orang kesurupan yang berontak sambil teriak-teriak ke Hyunjin.

Sementara Hyunjin ditolongin kak Jisung dan Jeongin untuk bangun.

"BAJINGAN! GUE BUNUH LO ANJING!" Gue mematung di tempat. Satu hal yang muncul di kepala gue.

Mereka ada masalah apa?

...

"Trus kepsek ngomong apa?" Tanya gue ke Jeongin.

"Hampir dikeluarin mereka." Jawab Jeongin yang baru aja keluar dari ruangan kepala sekolah.

"Lah terus lo kok keluar duluan?" Tanya gue. Jeongin mengedikkan bahu tanda dia gak tau.

Dia gak nyengir-nyengir seperti biasanya membuat gue makin kepo soalnya si Jeongin biar nginjak tai kucing mah tetep nyengir for lyfeu.

"Mereka ada masalah apa?" Tanya gue ngekorin Jeongin yang kayaknya mau balik kelas.

Dia malah tiba-tiba berhenti bikin muka nabrak punggung dia yang lebih tinggi dari gue.

"Mereka gangguin Herin, adek bang Changbin." Ucap Jeongin.

Gue cengo. Otak gue yang isinya cuma ampas mencoba mencerna kata 'mereka' ditujukan pada siapa?

"Dia hampir diperkosa." Lanjut Jeongin bikin gue kaget.

Kata 'mereka' seketika mengingatkan gue ama orang yang ngeroyok kak Seungmin. "But, why? Dia gak ada masalah dengan mereka." Ucap gue yang jadi kesel.

Jeongin tiba-tiba ngebalikin badannya ke arah gue. "Mereka gak bisa menang dari bang Hyunjin. Makanya mereka ngincer orang terdekatnya." Tiba-tiba Jeongin ngelus kepala gue.

"Makanya lo hati-hati ya." Ucapnya sebelum melangkah pergi.

...

Pikiran gue masih penuh dengan hal tadi. Yang gue heran, kenapa gak lapor polisi? Kalo mau nanya korban, ada kak Seungmin dan Herin, gue bisa bersaksi untuk kak Seungmin dan gue punya buktinya di HP gue.

Tapi hasilnya buntu. Otak gue gak mikir hal-hal rumit kayak gini.

Tangan gue lagi ngebawa kue bikinan kak Yunhyeong buat Minho sekeluarga. Pas gue mau ngebuka pager rumahnya Minho eh ada cowok-cowok naik motor yang tiba-tiba berhenti di deket gue.

"Wah, sendirian aja lo?" Tanya salah satu cowok ke gue. Mukanya familiar.

Anju!

Bangke!

Bambank!

Itu cowok yang anunya gue tendang beberapa hari yang lalu.

"Ngapa lo?" Tanya gue.

"Bawa bro." Perintah si cowok ke teman-temannya yang tiba-tiba turun dari motornya dan ngecoba narik tangan gue.

Gue lantas menghindar. "Sini lo! Gue bisa taekwondo!" Seru gue nantangin.

Iya kamu pernah ikut taekwondo. Tapi waktu SD:"

"Apaan sih anjing?!" Teriak gue kesel sambil mencoba ngedorong cowok itu.

Tiba-tiba pintu rumah Minho ke buka. "Kakak ayo masuk. Daritadi di tungguin beli kue lama banget." Gue noleh ke belakang.

Yuna?

"Btw cowok-cowok yang di depan rumah, kalian gangguin kakak saya ya?!" Teriak Yuna.

Orang-orang di sekitar kompleks gue langsung keluar dari rumah ngedengar teriakan Yuna.

"Haiya, lu olang punya motol belisik sangat!" Seru abah Iching tetangga depan rumah Minho.

"Wah, ini nih geng motor yang katanya sering gangguin anak cewek. Videoin supaya viral!" Seru Lami lantas ngeluarin ponselnya bersama temen-temenna.

Mau gak mau cowok-cowok yang kayaknya mau gangguin gue langsung tancap gas pergi.

"(Y/n) lu tak apakah?" Tanya abah Iching gue cuma ngangguk.

"Hati-hati kak. Banyak orang mesum akhir-akhir ini." Ucap Lami diangguki oleh temen-temennya.

Setelahnya mereka masuk lagi ke rumah masing-masing sementara gue natap Yuna bingung.

"Gak apa-apakan kak?" Tanya dia sambil senyum manis.

Stray Kids × YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang