"Meta ke kantin yuk kita beli bakso aku laper nih"ARUNA mengajak META.
"Engga deh aku lagi engga mau kemana mana "META dengan raut wajah yang lesu
"Kenapa engga mau ta tenang aku teraktir ko "ARUNA kekeuh.
"Aku takut ketemu orang yang kemaren na "lagi lagi META lesu.
"Udah nanti kalau kita ketemu sama dia aku mau kasih pelajaran ke dia biar dia engga semana mena lagi sama kamu yah jadi tenang aja"ARUNA meyakinkan META.
"Yaudah deh aku ikut kamu"META akhirnya luluh oleh ajakan ARUNA.
###
Meta kini sudah mau ke kantin berkat ajakan ARUNA, Kini giliran BIAN yang kebingungan mencari seseorang yang sempat ia kerjai di hari kemarin.
"El bantuin gue dong dari tadi lu diem terus gimana mau cepet ketemu nya"BIAN risau.
"Sabar dong boy gue juga lagi usaha nyari, lagian elu nyuruh nyari orang kaga tau namanya mau ketemu gimana mau lu sampai kake-kake juga kaga bakal ketemu "cetus FAREL.
"Ok gue tau ciri-cirinya doang gimana"
BIAN"Ok sekarang lu aja yang nyari nanya sono gantian jangan gua mulu "FAREL menyerah.
Kini BIAN menyetop satu per satu anak cowo adek kelas maupun sepantarannya untuk menanyakan seseorang yang di sebutkan ciri-cirinya itu namun hasilnya nihil tidak tahu sama sekali cowo satu sekolahan yang mengetahui karena gadis itu sama sekali tidak terlalu populer.
Dan kini FAREL bergantian menanyakan, BIAN yang barusan menanyakan kepada cowo Kini FAREL menanyakan kepada cewe satu sekolahan namun tetap saja hasilnya nihil.
Kini keduanya sama sama menyerah dan berencana mencarinya esok hari.
###
Kini META dan ARUNA mencari tempat yang nyaman untuk menikmati semangkok baksonya.
"ta ke pojok sana yu kayanya tempatnya enak buat ngobrol banyak dan engga bakalan ada yang nguping"ARUNA menarik tangan META ke tempat yang ia tuju.
Kini keduanya duduk santai dan menunggu pesanannya datang.
"Na ko caca sama kesi engga bareng kita sih terus mereka pada kemana"META merasa bingung sendari tadi keduanya tidak bersamanya.
"Udah ta engga usah ngomongin mereka dia diem-diem nusuk kamu dari balakang"ARUNA berkata jujur.
"Maksudnya gimana nusuk itu apa aku engga ngerti na"META berkata polos.
"Udah ta engga usah di pikirin nanti kapan-kapan aku ceritain ke kamu "ARUNA menghentikan ceritanya.
Tak lama kemudian bakso pesanannya sudah sampai dan keduanya segera menyantapnya.
Setelah menikmati bakso ARUNA segera membayar bakso dan mengajak META kembali ke kelas namun langkahnya terhenti karena ada dua orang laki laki yang menghentikannya dan menanyakan apa dirinya kenal atau tidak dengan yang di sebutkan ciri cirinya itu.
META mendengar percakapan keduanya yang menanyakan soal dirinya, dan Meta yang tak ingin di ketahui kehadirannya memberikan kode ke ARUNA agar dirinya tidak memberi tahu bahwa yang bersama dirinya adalah Meta.
"Lo anak IPA 1 seangkatan sama kita"FAREL bertanya.
"Iya kenapa emang"ARUNA
"Di kelas Lo ada engga yang ciri-cirinya rambutnya sebahu ,putih kulitnya,terus punya gigi ngingsul"tanya FAREL lagi.
"Ouh engga ada kayanya, kenapa emang?"ARUNA bertanya balik.
"Ini temen gue ada urusan sama dia kayanya mau minta maaf" FAREL.
"Ouh engga tau deh, ehh gue duluan yah "ARUNA berpamitan.
ARUNA pun pergi meninggalkan kedua laki laki itu di ikuti oleh Meta dari samping kiri agar dirinya tidak ketahuan sedang mengumpat di sampingnya itu.
Kini BIAN risau entah sampai kapan ia bisa bertemu dan meminta maaf secara langsung.
"Udah Lo engga usah repot repot musingin tuh cewe lagian kalo lagi kebetulan pasti ada jadi Lo tenang aja"FAREL.
"Ok gue bakal berhenti nyari, tapi kalo Lo udah nemu jangan lupa hubungin gue Ok" BIAN.
"Iya tenang aja gue bakal bilang ke elo "FAREL.
Kini keduanya sudah kembali ke kelas tak lama kemudian bel berbunyi dengan nyaringnya KRING...KRING 🔔
"Selamat siang anak anak siang ini kita ulangan yah ,tutup semua buku kimia nya masukin tas sekarang keluarin kertas selembar dan alat tulis saja"ibu luna memerintah.
Seisi kelas di kejutkan dengan ulangan yang di adakan mendadak sekali.
"Ko ulangan si bu kan ibu juga dari minggu kemarin belum masuk masa mau ulangan gimana kita mau paham "jelas farel memerotes.
"Udah jangan banyak protes lakukan saja apa yang ibu minta,lagian kenapa kalian engga menanyakan ke kelas lain kalo ibu engga masuk masa harus di bimbing terus kapan kalian mau dewasanya"jelas ibu luna panjang lebar.
Dengan sangat terpaksa dan malas seluruh anak kelas mengeluarkan peralatan yang sudah di beri tahu oleh ibu luna.
Kini ibu luna berkeliling untuk membagikan soal dan setelah selesai guru itu duduk kembali."Anak-anak kerjakan dengan baik ya jangan ada yang nyontek, kalau keliatan ada yang nyontek ibu bagi dua nilainya"ibu luna mengingatkan.
Seketika kelas hening tanpa ada yang memikirkan untuk mencontek tak terasa waktu telah berlalu 1 jam dan sisanya mereka pergunakan untuk saling menanyakan walaupun sudah di ingatkan untuk tidak mencontek itu sepertinya hal yang mustahil kini keadaan kelas sudah tidak beraturan lagi ada yang berpura pura batuk, ijin menajamkan pensil, penghapus di jatuhkan.
Kini bian kewalahan karena dari 5 soal pun hanya 1 yang di isi itu pun dengan asal mengisinya.
"El lu udah belom nomer 1"bisik bian.
"Udah gue mah tapi takut salah"jawab Farel ragu.
"Udah biarin sini gue liat"bian meminta jawaban dari Farel.
Farel memberikan kertasnya kepada bian tak butuh waktu lama bian langsung menyalinnya setelah nomer 1 sudah di kerjakan dan berganti untuk nomer 2 namun waktunya sudah habis kini Farel merebut kembali kertasnya agar guru yang akan berkeliling untuk mengambil soal dan jawaban tidak ketahuan bahwa bian sedang mencontek.
"Udah belom nyalinnya woy cepetan takut ketauan sama bu luna"Farel risau.
"Udah tenang aja soal itu gampang kertas lo aman sama gue ko"bian menenangkan
"Aman aman mata kamu yang aman"ibu luna mengagetkan dan kertas keduanya langsung di bawa.
"Yah kan di bawa, ini gara gara lu si engga hati hati "Farel marah ni.
"Yaudah maaf nanti engga kaya gitu lagi deh"bian membujuk Farel.
Jangan lupa vote dan comentnya biar saya tambah semangat buat melanjutkan ceritanya.
Salam,
@AlfinaAndelia6
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Of Dreams [On Going]
Teen Fictionkisah seorang gadis sederhana yang berkeinginan menjadi seorang penulis profesional, padahal selama ini tidak ada yang percaya bahwa keinginannya akan tercapai, itu seakan-akan seperti mimpi yang terlalu tinggi, tetapi gadis itu akan tetap berusaha...