Di hari minggu ini,Meta sangat kesepian biasanya Meta selalu di temani sang bunda dan ayah untuk sekedar berbagi cerita,canda dan tawa namun berbeda di minggu ini kedua orang tuanya sedang tak ada di rumah sejak meta bagun tidur tadi pagi.
Meta keluar kamar untuk mencari kedua orang tuanya dan hasilnya nihil yang ia temukan hanya selembar surat yang sengaja di tulis untuk memberi pesan singkat.
-0O0-
"Nak bunda dan ayah akan mencari pekerjaan di luar kota karena di desa sudah sulit mendapatkan pekerjaan, pesan bunda jaga diri kamu baik baik ya nak kalau kamu kesepian dan takut untuk sendiri minta lah ke aruna untuk menemani kamu dan nanti bunda setiap bulannya akan mengirimkan uang untuk keseharian kamu."
Bunda&ayah
-0O0-Setelah membaca surat itu meta menyimpannya di nakas meja dan keluar rumah untuk sekedar duduk merasakan kesejukan udara di pagi ini.
"Kapan aku bisa menjadi penulis yang terkenal,pasti bunda dan ayah bangga sama aku"gunam Meta sambil melamun.
Kini Meta kembali masuk dan mencari buku untuk sekedar Menulis untuk mengisi kesendiriannya kali ini.
Kini Meta mulai Menulis ceritanya itu,Meta yang sedang asiknya menulis di kejutkan dengan kedatangan laki-laki yang tak sengaja di tabraknya itu di waktu yang lalu.
"Ko kamu bisa tau rumah saya dari siapa?"Meta terkejut dan langsung berdiri.
"Ada deh pokoknya "ucap bian menyembunyikan.
"Udah sana pergi saya lagi sibuk" ucap Meta sambil menuju pintu untuk masuk.
Namun pergerakan Meta untuk beranjak masuk gagal kini lengan Meta sudah di cekal oleh bian terlebih dahulu.
"Bentar dulu ta gue mau ngomong sama lu"bian menggenggam tangan Meta.
"Mau ngomong apa bian aku lagi sibuk tolong kamu jangan ganggu aku dulu ya, mendingan sekarang kamu pulang aja"meta sambil mendorong pelan punggung bian agar menjauh dari meta.
Kini meta membiarkan bian sendirian dan meta segera menutup rapat semua jendela agar bian tidak bisa melihat kegiatan meta di dalam.
"Itu orang udah di cuekin masih aja ngotot nunggu di situ mana mau hujan lagi"meta gunam dalam hati sambil membuka sedikit jendelanya.
"Ta gue bakal nunggu sampai lo Mau keluar lagi dan maafin gue ,mau sampai malem lo engga keluar juga gue bakalan nunggu "teriak bian.
Kini aruna berniat menginap di rumah meta karena di hari kemarin dirinya sudah mendapatkan amanat dari kedua orang tua meta sebelum keberangkatannya dan menemui aruna untuk meminta tolong temani meta selagi sendirian.
Aruna kini sedang membereskan barang barang yang akan di bawanya nanti setelah semuanya sudah siap aruna menemui dan meminta izin kepada kedua orang tuanya.
"Mih...pih...aruna pamit yah mau menginap di rumah meta "pamit aruna sambil menjulurkan tangannya meminta izin.
"Yaudah kamu hati hati di jalan ya nak kalau ada perlu apa-apa tinggal telfon aja nanti mamih kirim"jawab alena sambil menyodorkan lengannya.
"Ayo papih anterin ke rumah meta nya lagian ini udah sore pasti susah cari angkutan umumnya"ajak bram sambil menunjukan kunci mobilnya.
"Yaudah ayo pih "jawab aruna gembira.
"Mih aku pamit dulu ya"aruna menyalami maminya dan mencium pipi kiri dan kanan mamihnya itu.
Kini aruna dan papahnya berada di dalam mobil dan segera melaju untuk ke rumah meta sebelum menuju rumah meta bram mengajak anaknya itu untuk mampir ke sebuah cafe untuk sekedar mengisi perut agar siapa tau jika anaknya menginap anaknya tidak menyusahkan orang lain.
"De kita mampir bentar dulu ya papah laper belum makan"alasan bram agar aruna ikut makan.
"Iya pah tapi nanti ada yang di bungkus juga ya buat aku sama meta"pinta aruna.
"Yaudah ayo masuk"ajak bram.
Kini aruna mengikuti papahnya itu dan segera mencari tempat yang pas untuk mereka makan.
"Pah di sana ada tempat yang kosong ayo kesana"pinta aruna sambil menunjuk bangku yang kosong itu.
"Iya kamu duluan saja papah mau pesan makanannya dulu kamu tinggal nunggu aja ya"pesan bram kepada anaknya itu.
Kini aruna menuruti apa yang di ucapkan papahnya itu untuk menunggu tak lama kemudian pesanan aruna sudah di bawa sendiri oleh bram menuju tempat anaknya menunggu.
"Ini pesanan kamu ayo cepat makan nanti keburu hujan liat tuh udah mendung"ucap bram sambil menunjuk ke arah awan yang sudah hampir menggelap.
Kini keduanya makan dengan tenang di sela makannya aruna mengingatkan agar tidak lupa untuk memesan dua porsi lagi untuk dirinya dan meta makan nanti.
"Pah jangan lupa ya pesanan aku"aruna mengingatkan.
"Iya engga bakalan lupa ko tenang aja "bram menjawab.
"Ok"jawab aruna lagi.
Kini keduanya melanjutkan makannya lagi dan hujan Kini turun dengan derasnya.
"Yah pah hujannya jadi turun Ini mah lama lagi nunggu nya juga"keluh aruna.
"Iya sabar aja lagian makan kamu belum abis udah buru buru aja"bram heran dengan anaknya itu belum selesai makan ingin buru buru pulang.
♡♡♡
Jangan lupa vote dan comentnya biar saya tambah semangat buat melanjutkan ceritanya.
Salam,
@AlfinaAndelia6
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Of Dreams [On Going]
Teen Fictionkisah seorang gadis sederhana yang berkeinginan menjadi seorang penulis profesional, padahal selama ini tidak ada yang percaya bahwa keinginannya akan tercapai, itu seakan-akan seperti mimpi yang terlalu tinggi, tetapi gadis itu akan tetap berusaha...