◀7▶

56 3 1
                                    

Kini aruna masih berada di cafe menunggu hujan reda selama 1 jam hujan kini sudah mereda dan segera aruna mengajak papahnya untuk mengantarkan dirinya ke rumah meta.

"Pah ayo berangkat hujannya udah reda"ajak aruna sambil menarik tangan papahnya pelan.

"Iyah bentar papah mau bayar makanannya dulu"ucap bram sambil menuju kasir.

"Yaudah aku ke mobil dulu ya pah "ucap meta sambil menuju keluar.

♡♡♡


Kini bian sedang duduk di kursi yang sudah tersedia sendari tadi sambil menunduk sampai sampai ada kedatangan orang dirinya tidak mengetahuinya.

"Pah itu rumahnya meta berhenti di sini Pah"ucap aruna sambil menunjuk ke arah rumah meta.

Bram menghentikan laju mobilnya atas perintah anaknya itu.

"Yaudah kamu hati hati ya kalau butuh apa apa tinggal telfon nanti papah antarkan"pinta Bram.

"Siap Pah"ucap aruna sambil menghormat dan segera keluar dari dalam mobil.

Aruna berjalan menuju rumah meta dan di kejutkan oleh keberadaan laki laki di depan rumah meta itu.

"Lo bukannya bian kan"ucap aruna tertuju ke bian itu.

Yang merasa namanya terpanggil mendongkakan kepalanya kearah yang memanggilnya itu.

"Iya gue bian tolong panggilin temen Lo dong suruh keluar gue mau ngomong sama dia"ucap bian memerintah.

"Iya gue panggilin dulu"aruna menuruti perintah bian.

Aruna mengetuk pintu rumah meta agar yang di panggil segera keluar.

Meta yang mendengar suara ketukan pintu segera mengintip dari jendelanya dan munculah orang yang di nanti sendari tadi yaitu aruna sahabatnya itu.

"Na cepet masuk aku engga mau liat dia apalagi kalo masuk ke dalem"ucap meta mempercepat aruna agar masuk dan segera menutup kembali pintunya itu.

"Ta kasian tau bian di luar kedinginan abis keujanan masa kamu tega biarin di luar gitu dia kan tamu kamu juga masa engga di anggap kalau dia sakit gimana emangnya kamu mau ngebiayain dia ke dokter apa buat berobat"cecar aruna panjang lebar membuat meta diam membeku.

"Udah engga usah banyak mikir apa aku aja yang bukain pintunya buat bian "ucap aruna sambil menuju pintu.

Segera meta mencegahnya dengan mencekal lengan aruna "Udah biar aku aja yang bukain pintunya tapi aku mau bikin teh hangat dulu buat dia"ucap meta sambil menuju dapurnya.

"Sekeras apapun hati Lo pasti engga bakal tega sama orang ta "gunam aruna dalam hati sambil tersenyum.

Meta kini berada di dapur untuk membuatkan teh hangat untuk aruna dan tak lupa untuk orang yang sendari tadi menunggunya di luar, setelah selesai membuat teh dan membawanya dua gelas itu dengan nampan.

"Na ini teh hangatnya di minum dulu biar engga dingin"ucap meta sambil menyodorkan cangkir tehnya itu.

"Bentar ya na aku mau kasih satunya lagi teh"ucap meta sambil menuju keluar.

Pintu yang awalnya tertutup rapat terbuka dan muncullah seorang pemilik rumahnya itu.

"Bian ini tehnya di minum dulu "ucap meta sambil menyodorkan secangkir teh.

Yang merasa namanya terpanggil mendongkakan kepalanya agar mengetahui siapa yang telah memberinya minum itu.

"Makasih ta udah bikinin minum buat aku"ucap bian.

"Iya sama sama, kalau udah abis minumnya cepat pulang ya takut mama kamu nyariin "ucap meta mengingatkan.

"Jadi ngusir ni suruh aku cepet pulang"ucap bian berpura pura melas.

"Bukan gitu maksud aku, aku engga enak aja sama orang kampung sini mau magrib ada cowo yang main ke rumah cewe apa kata mereka nanti bisa bisa nanti aku di tuduh yang engga engga, terus mana orang tua aku lagi engga di rumah semua lagi"ucap meta panjang lebar.

"Yaudah kalo gitu aku pamit pulang dulu yah sampai ketemu besok"ucap bian sambil melambaikan tangannya dan segera manaiki motornya itu.

Meta di buat pusing dengan orang yang baru ia temui itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan segera masuk ke dalam rumah.

"Ta orangnya udah pulang"tanya aruna.

"Iya udah na, kamu udah mandi belum "tanya meta.

"Udah pas mau kesini tadi"ucap aruna.

"Ouh yaudah ayo ke kamar "ajak meta.

"Nanti dulu ta, lo udah makan belum kalau belum makan dulu gue udah beliin lo makan sayang kalau engga di makan mubazir"ucap aruna

"Belum sih hehe"ucap meta sambil menunjukan senyuman manisnya.

"Yaudah ayo makan"ajak aruna sambil menyodorkan sebungkus makanannya tadi.

Kini keduanya sedang makan dalam keadaan hening
Tak lama kemudian keduanya telah selesai makan dan segera menuju dapur untuk menyimpan piring bekas makannya tadi.

"Na ke kamar yu istirahat pasti kamu cape"ucap meta.

"Ayo cuss"ucap aruna bersemangat.

Kini keduanya sudah berada di dalam kamar.

"Ta nonton film yu aku baru ngedownload film kemarin film horor lagi pasti lebih seru"ajak aruna.

"Engga na aku takut nonton yang begituan mah"tolak meta.

"Udah engga papah kan ada gue yang nemenin jadi tenang aja ok"ucap aruna meyakinkan.

"Ok aku ikutin kemauan kamu tapi kalau aku engga bisa tidur gimana kalau nanti kebayang bayang "ucap meta ragu.

"Udah tenang aja ta"ucap aruna meyakinkan kembali.

"Yaudah deh ayo kamu mah maksa nih"ucap meta sambil memanyunkan bibirnya.

Kini aruna tengah mengotak ngatik laptopnya untuk mencari film yang akan di tonton dan segera mendapatkan film yang pas untuk mereka nonton itu.

"Nah ini pas filmnya"akhirnya aruna mendapatkan film yang akan di tonton itu.
Keduanya tengah menonton tetapi berbeda dengan meta yang menutup mukanya ketika makhluk halus itu muncul di layar laptopnya.

"Udah lah na aku mau tidur aja ini udah malem benget"ucap meta mencari alasan agar bisa menghindari tontonan yang menakutkan itu.

"Ye lo mah gitu engga asik ah orangnya"ucap aruna.

"Yaudah deh gue juga mau tidur, besok sekolah jangan lupa ok "lanjut aruna sambil mengingatkan.

"Iya ok" ucap meta.








Jangan lupa vote dan comentnya biar saya tambah semangat buat melanjutkan ceritanya.

Salam,


@AlfinaAndelia6


The Magic Of Dreams [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang