Pagi telah tiba saatnya meta dan aruna untuk berangkat sekolah karena hari senin di rutinitaskan untuk melaksanakan upacara setelah sampai keduanya segera menuju ke lapangan upacara sebelum ada guru yang menegur untuk mempercepat ke arah lapangan.
"Ta di sini aja jangan terlalu belakang "ucap aruna mengatur posisi.
"Iya na siap"ucap meta menyetujui.
Suara bel menggema di setiap sisi dan sudut sekolah murid murid yang masih berada di dalam kelas segera keluar untuk menuju lapangan karena mereka tidak ingin jika ada masalah dan berhadapan langsung dengan guru BK tetapi berbeda dengan kedua murid ini mereka sama sekali tidak takut yang namanya hukuman yang ada mereka seperti ingin menghadapi hukuman itu secara langsung.
Keduanya mengendap-ngendap dalam kelas untuk mencari sesuatu mereka tidak ingin jika teman sekelasnya mengetahui apa yang akan mereka lakukan itu bisa membuat citra mereka bisa jatuh di mata mereka.
"Ca ayo cepetan nyarinya keburu nanti ada yang liat kita takut nanti reputasi kita turun "ucap kesi sembari memperhatikan keadaan sekitar.
"Iya bentar dong gue juga ini lagi usaha emangnya elo diem terus bisanya ngatur doang"ucap caca sembari tangannya sibuk mengobrak abrik tas meta untuk mencari sesuatu.
"Nah yes akhirnya ketemu juga ni "ucap caca sembari mengeluarkan yang ia cari.
"Yaudah cepetan keluar kita ke belakang sekolah takut ada yang liat kita engga upacara"ucap kesi sambil menarik lengan caca.
Keduanya nampak begitu senang pasalnya apa yang mereka cari kini sudah berada di genggaman mereka dan tak boleh siapapun yang merebutnya.
Taman belakang sekolah kini menjadi saksi untuk kebusukan caca dan kesi yang ingin menghancurkan impian seorang gadis biasa seperti meta.
Tong sampah yang sudah di isi oleh sampah daun menjadi saksi begitu kertas putih yang sudah tertulis karangan yang begitu indah oleh tangan meta sendiri kini menjadi debu yang sudah tak berarti lagi.
"Si ayo cepetan nyalain apinya"ucap caca memerintah.
Dengan segera kesi menyalakan apinya untuk membakar dedaunan itu.
setelah api sudah menyala dan melahap seluruh dedaunan itu dengan segera caca melemparkan buku itu dengan tanpa rasa bersalah."Haha sekarang impian lo gue kubur hidup-hidup ta"ucapnya lirih sambil tersenyum penuh kemenangan begitu pula dengan kesi.
Bel berdering dengan nyaringnya
KRING...KRING 🔔 pertanda upacara telah selesai dan di lanjutkan dengan belajar mengajar akan di mulai.Pikiran licik terlintas di benak caca sebelum kembali ke kelas agar dirinya tidak di tuduh yang bukan bukan dengan segera caca memberi tahu rencana selanjutnya kepada kesi yang akan di lakukan sekarang juga.
"si kita ke kamar mandi dulu biar engga ada yang curiga sama kita"ucap caca sembari menarik lengan kesi agar mengikutinya.
Dengan segera keduanya memasuki kamar mandi itu setelah beberapa menit caca mengecek jam tangannya dan segera memberi tahu bahwa pelajaran akan di mulai sebentar lagi.
♡♡♡
Meta dan aruna setelah selesai melaksanakan upacara keduanya segera menuju kelas dan segera duduk di tempatnya masing masing sebelum duduk meta sangat terkejut dengan keberadaan tas yang sangat mengenaskan buku bukunya berserakan di mana-mana entah siapa yang melakukannya.
Meta segera mengumpulkan buku bukunya yang berserakan di lantai lalu ia rapihkan kembali ke dalam tasnya dan segera duduk untuk memikirkan siapa yang berbuat hal seperti ini ke dirinya ini sungguh keterlaluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Of Dreams [On Going]
Teen Fictionkisah seorang gadis sederhana yang berkeinginan menjadi seorang penulis profesional, padahal selama ini tidak ada yang percaya bahwa keinginannya akan tercapai, itu seakan-akan seperti mimpi yang terlalu tinggi, tetapi gadis itu akan tetap berusaha...