Yey Fika nongol lagi....
Oyah, emak lagi open PO semua buku yang udah di bukukan. buat yang mau beli bisa langusng DM aja ya..
enjoy, koreksi kalau typo...
Hening menyapa cukup lama ketika tantangan Duta keluar untuk Fika. Detik berikutnya, Fika menggebrak meja cukup keras sampai teman satu meja, tidak seisi kantin menoleh ke arah mereka.
"Lo bercanda ya kak!?" teriaknya, mengamuk.
Tasya, Amira dan Giya meringis melihat raut Fika yang mengamuk. Duta juga sempat terkejut, sebelum akhirnya dia terkekeh geli melihat kemarahan Fika.
"Hust, jangan keras-keras. Gak mau lo anak-anak pada lihat?" tanya Duta, menyadarkan Fika akan tingkahnya.
Itu berhasil, Fika diam lalu menatap ke sekitar. Benar saja beberapa orang sedang melihatnya. Lalu pandangannya Fika endarkan ke tempat di mana cowok yang di maksud Duta duduk.
Fika medesah. Asih, sialan. Bikin malu aja. Fika membatin saat tahu Geovan juga sedang memerhatikannya. Fika duduk tenang kembali di kursinya, menunduk dengan helaan napas sebal. Duta yang melihat tingkah Fika menaikkan satu alisnya.
Ini sedikit berbeda, bukan Fika seperti biasanya yang akan diam saat Duta membuatnya kesal. Biasanya Fika masa bodoh dengan tatapan orang lain dan terus bertengkar dengan Duta. Tapi kali ini, hanya satu peringatan Fika langsung duduk diam. Ah, bukan. Tapi saat Fika menatap tepat ke tempat di mana cowok wajah datar itu duduk.
Duta mendadak penasaran, cowok itu mendekatkan dirinya ke arah Fika lalu berbisik sampai membuat wajah Fika memerah. "Lo suka ya, sama cowok datar itu?"
Fika langsung mendongak menatap Duta dengan mata melotot. Tiga orang yang duduk dengan mereka mengerutkan dahi bingung karena mereka tidak tahu apa yang Duta bisikan kepada Fika.
Duta tersenyum licik. "Hayo, ngaku?"
Fika menggeram, menarik kerah baju Duta yang langsung di balas dengan tawa keras oleh Duta. "Ngomong lagi gue masukin lo ke parit kak,"
Duta semakin tertawa mendengar itu. "Gak bakal bisa, yang ada lo dulu gue masukin kepelaminan."
Fika meringis. "Idih, ogah!"
Duta tertawa lagi, lalu memanyunkan bibirnya menggoda Fika. "Jangan gitu dong, Sayang. Mau ya? Ya?"
Fika bergidik, langsung menjauhkan wajah Duta yang mendekat dengan telapak tangannya. "Najis! Sana, jauh-jauh. Shooh," usir Fika.
Tasya, Amira dan Giya yang melihat itu ikut tertawa. Lalu tiba-tiba Tasya nyeletuk. "Kalian kenapa gak jadian aja sih? Sumpah, cocok banget."
Giya mengangguk setuju. "Bener, sama-sama konyol."
Fika menatap Giya berang. "Siapa yang lo bilang konyol?"
Duta mengangguk sedih. "Maunya sih gitu, tapi Fikanya nolak gue. Sedih gue, padahal apa coba kekurangan gue? Ganteng, udah. Humoris iya, penuh kasih sayang iya."
Fika kembali meringis mendengar kalimat Duta. "Berisik, geli gue dengernya dasar playboy cap bango."
"Kecap kali ah,"
Dan semua yang ada di kursi tertawa. Sementara Fika merengut, sebal karena mereka menertawakannya. Duta? Cowok itu juga ikut tertawa, tapi matanya lurus ke tempat Geovan yang sedang menatapnya dingin dan menusuk. Lagi, satu alis Duta terangkat heran.
"Tapi gue serius sama kalimat gue barusan Fik. Kalau lo berani tembak cowok itu, gue bakal kasih apa pun yang lo mau. Lo mau jadiin gue babu lo juga boleh," lagi, Duta menawari Fika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo, Mantan! (Tersedia Di Gramedia)
Teen FictionFika sangat suka sekali dengan sebuah tantangan. punya wajah cantik yang akan dengan mudah menarik perhatian lawan mainnya. Fika, dengan senang hati mendapatkan perintah asalkan mendapatkan keuntungan. Kali ini, Fika ditantang untuk mendapatkan nomo...