Bab 19

130K 10.8K 3.1K
                                    

Menunggu?

Marhaban ya ramadhan. selamat menjalankan puasa mohon maaf lahir batin ya...

Mau buka taget buat double Up?

Vote 2,5k Komentar 1K wkwkwk banyak? sengaja, mau lihat antusias kalian :v harus ada usaha kalau mau baca part selanjutnya XD

Enjoy, koreksi ya kalau typo:*


Pagi ini Fika benar-benar di buat emosi. Fika tidak tahu, apa yang sebenarnya ada di pikirkan Geovan. Semalam mengajaknya mencari makan, membelikannya kue cubit. Pagi-pagi datang ke rumah menjemputnya untuk pergi ke sekolah bersama. Jelas saja tingkah kecil itu membuat hati Fika berdebar-debar senang.

Tidak ada masalah, tidak ada cek-cok atau penurunan sampai jatuh seperti kemarin. Tapi ketika kakinya menginjak lantai sekolah, hati tenangnya mendadak menjadi bergemuruh. Ya, Fika sedang menahan marah dan emosi melihat kedekatan Geovan dan Yuki. Ah, bukan, tapi cewek itu yang sangat genit mendekati Geovannya.

Fika tidak tahu di mana letak kesalahannya, Fika tahu Geovan itu cowok dingin dan datar. Fika sudah terbiasa di maki oleh Geovan. Tapi kali ini, rasanya berbeda, Geovan terlihat tidak memedulikannya.

Fika sakit hati mendadak, padahal harusnya dia tahu bahwa statusnya dengan Geovan hanya sebatas tantangan saja. Fika tahu, Geovan tahu dan beberapa orang sadar yang Fika lakukan di kantin hanya sebuah misi untuk mendapatkan sesuatu.

Dia mendadak jadi baper, apa lagi melihat Yuki yang menggandeng tangan Geovan dengan tidak tahu malunya.

"Fik, kemarin Geovan nerima pengakuan cinta lo 'kan? Kok sekarang malah mesra-mesraan sama Yuki?" Tasya bertanya, tapi pertanyaan itu menembus ulu hatinya. Rasanya sakit sekali.

"Kayaknya dia tahu kalau Fika Cuma lagi main tantangan," Giya membalas, dan apa yang cewek itu katakan semuanya benar.

"Eh? Serius!?"

Mereka sedang berada di kantin, Fika tidak sempat sarapan karena Geovan mengancam akan meninggalkannya jika harus menunggu. Di tempat inilah Fika harus melihat pemandangan menyebalkan itu.

Bahkan beberapa orang berbisik-bisik, menertawakan dan mengadilinya dengan begitu pedas.

"Lihat, Geo sama Yuki mesra banget ya,"

"Iya, bukannya Geovan sekarang pacaran sama Fika ya?"

"Iya, kemarin Geo terima pengakuan cinta si Fika kan,"

"Kayaknya dia tahu deh kalau di mainin sama tuh cewek lampir,"

"Kena karma tuh, sok kecantikan sih."

"Malu gak sih dia digituin? Lihat pacar sendiri mesra-mesraan sama cewek lain gitu,"

"Mana punya urat malu dia,"

"Eh, tapi aku lebih nge-ship Geo sama Yuki deh. Mereka cocok banget, lucu."

"Iya, yang satu cuek yang satu murah senyum,"

Hilang sudah kendali kesabaran Fika. Emosinya menguap begitu saja. Fika tidak tahu, semua hal yang menyangkut tentang Geovan menariknya untuk keluar dari jalur yang sudah Fika garisi untuk tidak melangkah.

Fika tidak akan menghiraukan semua caci maki yang di lemparkan orang lain kepadanya. Fika juga tidak akan membalas ocehan unfaedah itu. tapi kali ini, kesabaran Fika langsung tersulut begitu saja. Apa lagi melihat Yuki yang seperti sengaja mendekati Geovan, padahal jelas cewek itu tahu Geovan pacarnya sekarang.

Fika beranjak dari duduknya. Tasya dan Giya yang menemani Fika sarapan menaikkan satu alis mereka melihat gerakan itu. Amira sendiri belum datang.

"Fik, mau ke mana?" Tasya bertanya.

Halo, Mantan! (Tersedia Di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang