"Tolong izinkan aku berharap pada hatimu, tapi tolong jangan mematahkan harapan ini."
-----
Sekarang Xalova sedang berada didalam kelasnya. Pikirannya telah dirasuki oleh seorang lelaki yang sempat ia pikirkan semalam sebelum tidur."MASALAH LO APA PAKE NGOMONGIN GUE DI BELAKANG, HAH?!" Terdengar suara berat khas laki-laki dengan bentakan keras yang berasal dari depan kelas 10 IPA 3.
Hal itu membuat Xalova tersadar akan lamunannya dan mendorong Xalova untuk melihat kejadian dikeramaian itu.Xalova menerobos kerumunan orang-orang yang sedang ramai melihat kejadian yang terjadi didepan mata mereka. Ia pun menanyakan apa yang terjadi kepada teman sekelasnya.
"Ini kenapa sih? Kok rame banget?" Tanya Xalova pada Amara, teman sekelasnya, dengan sedikit berbisik.
"Itu loh, si Alfre.. Si Kakel Cogan, lagi berantem sama Veno," Jawab Amara.
"Kok bisa?"
"Katanya nih ya, si Veno tuh ngomongin Kak Alfre dan ketahuan sama Kak Alfre."
"Terus? Alfre langsung ngamuk gitu?"
"Iya, Va."
"Oh.. Oke makasih infonya,"
"Sip deh." Balas Amara dan langsung membuang muka, memperhatikan kejadian itu kembali.
Selepas Itu, Xalova langsung memberanikan diri untuk maju ke sumber keramaian itu.
"Bisa berhenti? Berisik tau gak." Celetuk Xalova dengan beraninya dan tidak memikirkan apa yang akan terjadi.
"Ada apa? Lo nyuruh gue berhenti ngapain, hm?" Ucap Alfrelo sambil mendekatkan wajahnya kepada Xalova.
Xalova terdiam, dia tidak tahu harus melakukan apa.
Takut. Itu lah yang ia rasakan sekarang."Kenapa diem?" Alfrelo semakin mendekatkan wajahnya dan mulutnya mengarah ke telinga Xalova.
Tepat di telinga Xalova, Alfrelo berkata, "Lo cantik banget."
Seluruh badan Xalova terbujur kaku. Bercampur dengan jantungnya yang berdetak dengan kencang.
"Apa lo pada liat liat?! Udah bubar gc!" Teriak Alfrelo kepada seluruh kerumunan yang sedang terkejut dan penasaran karena kejadian antara Alfrelo dan Xalova tadi.
***
Udara malam yang berada di rooftop membuat hawa menjadi tambah dingin, disertai dengan asap rokok yang terus mengepul.
"Ah, abis lagi!" Seru Alfrelo yang melihat rokoknya sudah ingin habis. Lelaki itu sedang duduk di tengah rooftop.
"Mau rokok lagi lo? Udah abis semuanya," Ujar Satya, teman Alfrelo yang sedang duduk diatas sofa kumuh. Sofa itu berada diujung pagar pembatas rooftop.
"Anjing." Umpat Alfrelo kesal.
Keadaan hening. Hanya ada suara kendaraan yang berasal dari bawah sana.
"Alfre," Panggil Yaraga, temannya yang sedang berjalan menghampiri Alfrelo.
"Xalova si dekel itu mau lo buat jadi mainan kedua lo setelah si Syelva?" Tanya Yaraga dengan mata yang tajam, bak sedang mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Missing
Teen FictionIni adalah sebuah kisah tentang kehilangan. Kehilangan seseorang yang selama ini telah hadir sebagai obat pemulih luka lama. Namun, seseorang itu pun pergi. Menghilang, karena sebuah keegoisan hati. Marilah merayakan kehilangan, dengan berjuta luka...