~ A U D Y ~
Diam adalah cara ketika kata-kata tak lagi berarti.
•
Mentari pagi menerobos masuk melalui cela-cela jendela kamar yg bercat hitam, putih dan abu itu. Mengusik seorang lelaki tampan yg masih terpejam diatas kasurnya.
Matanya menyipit kala sinar mentari memasuki indra penglihatannya. Tampak jelas warna matanya yg hijau. Mata Audy sama persis seperti mata milik mommy nya, Rara.
Audy mendudukkan dirinya dan bersandar pada kepala ranjang. Lelaki itu terdiam untuk menormalkan pandangannya yg masih sedikit buram. Setelah itu, Audy meraih handphone nya yg diletakkan diatas nakas samping kasurnya.
Jam menunjukkan pukul 8.12 am dilayar handphone nya itu. Audy mulai beranjak dari kasur dan berjalan memasuki kamar mandi yg memang menyatu dengan kamarnya. Hari ini seharusnya Audy bangun siang atau sore hari. Namun akibat cahaya mentari itu mengusik tidur nyenyaknya, dengan terpaksa lelaki itu bangun.
Padahal ia masih sangat lelah setelah acara tadi malam. Dirinya tidak akan bisa tidur kembali jika sudah terbangun.
Setiap weekand Audy tidak akan mau bangun pagi. Lelaki itu biasanya bangun siang hari. Menurutnya, jam 8 masih pagi untuk dirinya terbangun.
{Skip Time}
Audy keluar kamar dengan hanya mengenakan celana pendek berwarna putih dan kaos tanpa lengan berwarna maroon. Lelaki itu berjalan menuruni anak tangga satu persatu.
Sesampainya dibawah, hal pertama yg dituju lelaki itu adalah dapur. Perutnya sudah meronta-ronta minta diisi akibat mencium aroma masakan mommy nya yg sangat menggoda. Audy duduk dimeja bar seraya memperhatikan mommy nya yg sedang memasak.
Rara belum menyadari kehadiran anaknya itu. Dirinya terlalu fokus memasak. Saat Rara berbalik ingin meletakkan masakan yg sudah matang dimeja bar, Rara tersentak kaget karena melihat Audy yg telah duduk anteng seraya memperhatikannya.
"Kamu ini, bikin mom kaget!". Beritahu Rara seraya mengelus-elus dadanya.
"Sorry". Kata Audy dengan raut wajah datar.
Rara tersenyum seraya mengelus surai coklat anaknya. Baginya, Audy adalah anaknya yg sangat berbeda dari anak lainnya. Makanya Rara lebih sayang kepada Audy. Tetapi bukan berarti Rara tidak menyayangi Dyskha dan Resya. Rara sangat menyayangi ketiga anaknya. Hanya saja, menurut Rara Audy lebih membutuhkan perhatian lebih.
"Kamu sarapan gih. Ini mom lagi buat pizza telur mie dan goreng kentang". Kata Rara.
Rara memang sudah memasak dari setelah ia Shalat subuh. Tetapi, dia hanya ingin membuatkan camilan untuk anak-anaknya yg memang doyan ngemil.
Audy memotong pizza mie buatan mommy nya yg cantik itu. Diambilnya saos sambal dan dituangkan diatas pizza tersebut. Dimakannya pizza itu dengan lahab.
Satu hal yg sangat disukai Rara dari Audy. Anaknya itu tidak pernah memilih-milih makanan. Apa saja yg disajikan akan tetap ia makan asalkan mengenyangkan dan bisa dimakan pastinya.
Audy memang tidak suka banyak bicara. Lelaki itu lebih cenderung banyak bertindak ketimbang berbicara. Bisa dikatakan sifat Audy ini malah melebihi Demon daddy nya. Walau pun Demon terkesan cuek, tetapi Demon tidak pernah tak menanggapi ucapannya ataupun ucapan anak-anaknya.
Demon yg diluar akan sangat berbeda dengan Demon yg berada dengan keluarganya. Sedangkan Audy akan sama saja bila diluar dan didalam rumah.
"Bang Odeeeeeyyy!".
Audy menoleh kearah adik kesayangannya. Audy menanggapi panggilan Resya hanya dengan mengangkat sebelah alisnya, tanda bertanya 'Ada apa?'.
'Odey' adalah panggilan kesayangan yg diberikan oleh Dyskha, Zoe dan Resya. Karna saat kecil ketiga gadis itu cadel dan hanya bisa memanggil Audy dengan sebutan Odey. Sampai saat ini panggilan itu disematkan khusus dari ketiganya untuk Audy.
"Habis abang sarapan, temenin Sya beli sepatu basket ya bang". Pinta Resya dengan manjanya. Resya typical cewek tomboy yg cuek dan jutek. Hanya kepada daddy nya, Audy, Reynand dan Hansel lah Resya akan bersikap manja.
Audy hanya mengangguk sekali tanda mengiyakan permintaan sang adik tercinta. Tampak jelas rona kebahagiaan dimata Resya. Sangat jarang sekali Audy mau mengiyakan permintaanya sebelum ia memaksa lelaki tampan itu.
"Gue nitip makanan ya Sya!". Seru Dyskha dari atas tangga yg ingin turun dan memakan camilan yg dibuatkan sang mama.
"Makanan apa?". Tanya Resya seraya menatap Dyskha yg berjalan mendekati mereka.
"Gue lagi pengen yg manis-manis sama yg pedas-pedas". Kata Dyskha dengan mata yg berbinar. Audy menghentikan kegiatan mengunyah makanannya.
"Yg pedas g sehat!". Tolak Audy dengan tegas. Terlihat wajah Dyskha yg muram akibat teguran Audy itu. Siapapun tidak akan bisa membantah ucapan Audy. Bahkan daddy nya saja tidak bisa membantah apa yg sudah ditetapkan abangnya itu.
"Tapi aku pengen". Cicit Dyskha pelan hampir tak terdengar. Namun Audy yg memang pendengarannya sangat tajam, jadilah lelaki itu mendengar ucapan adiknya itu. Audy hanya menanggapi dengan cuek saja. Toh, ia tau apa yg bisa ia lakukan.
.
Audy dan Resya telah sampai di mall yg ditunjuk Resya. Memang di mall ini Resya biasa membeli sepatu basketnya. Selain lengkap, mall ini hanya menjual barang branded dan pastinya pationable banget. Sesuai lah dengan harga yg terbilang W.O.W!.
Keduanya berjalan beriringan dengan jemari Resya yg dikaitkan kejemari Audy. Lelaki itu tak perotes. Karna Resya adiknya.
Tampak mall yg sangat ramai. Bahkan terlihat artis atau selebgram yg banyak dimintai foto bersama. Namun Audy tak memperdulikan itu. Lelaki itu terus berjalan memandang sekitarannya tanpa fokus kedepan. Hingga tanpa sengaja ia menabrak seseorang hingga orang itu membalikkan badannya menghadap Audy.
Mata keduanya bertemu dan terkunci satu sama lain. Mata hijau cerah Audy bertemu dengan mata biru safir milik gadis yg tak sengaja ditabraknya. Waktu seolah berhenti berputar membuat jantung Audy yg tiba-tiba saja terpacu sangat cepat dari biasanya kala memandang dalam mata indah itu.
Entah kenapa mata Audy tak bisa teralihkan dari kontak mata yg dilakukan keduanya saat ini. Namun tak beberapa lama setelah itu, gadis pemilik mata biru itu memutuskan kontak mata dengan Audy menjadi menunduk. Membuat Audy sedikit kecewa. Hey! Ada apa dengan dirinya? Untuk apa juga dia kecewa?
Gadis pemilik mata biru itu tersenyum amat manis menurut Audy. Mata Audy tak pernah lepas memandang lekat wajah cantik gadis itu. "Maaf". Kata gadis itu dengan tak melunturkan senyuman diwajahnya.
Gadis cantik itu pun pergi dari hadapan Audy bersama temannya yg memandang terpanah Audy secara terang-terangan yg tak diperdulikan Audy. Lelaki tampan itu sibuk memperhatikan kepergian gadis pemilik mata biru itu hingga tak terlihat lagi saat ia berkelok.
Resya tersenyum penuh arti melihat adegan yg pernah ia tonton difilm-film. "Cantik ya". Kata Resya memuji kecantikan alami gadis yg sempat bertatap-tatapan dengan abangnya. Tanpa sadar Audy mengangguk kecil dengan tersenyum tipis.
😈
KAMU SEDANG MEMBACA
AUDY [Tahap Revisi]
Teen Fiction[Plagiat Jangan Mendekat!!!] Follow dulu, baru baca:v #sequel CANCER Audy Gabriel Alexander, lelaki berparas tampan yg sangat mirip dengan masa lalu sang mama, namun sifat audy berbanding terbalik dengan'nya'. Audy lebih menyukai ketenangan, dimana...