|6|

225 25 54
                                    

A U D Y~

Bersikaplah sewajarnya, berjanji lah sebisanya dan buktikan apa yg sudah diucapkan.

Audy berjalan menuju kamarnya. Setelah asik dengan bernyanyi bersama pengamen tadi sore, mereka langsung kembali keJakarta. Takut kemalaman dan karena esok hari juga mereka akan kembali kesekolah.

Audy tidak munafik jika dia juga menikmati kebersamaan tadi. Dimana untuk pertama kalinya ia bisa bersenang-senang bersama orang ramai. Terlebih lagi ia tidak mengenal orang-orang disana. Orang Bandung sangat mengasikkan, fikir lelaki itu.

"Gimana tadi dibandung?". Tanya Demon yg melihat anak lelakinya yg ingin menaiki tangga. Dan melewatinya begitu saja yg sedang duduk dimeja makan.

"Fun".

Demon tersenyum menghadapi sikap anaknya ini. Bohong jika Demon tak tau penyebab anaknya yg bersikap seperti ini sejak lama. Demon sangat tau apa penyebabnya.

Demon berjalan mendekati anaknya. Audy tak beranjak dari tempatnya. Lelaki itu hanya diam dengan wajah datarnya. Sesampainya Demon didepan anaknya, lelaki yg hampir menginjak kepala empat itu menepuk-nepuk pundak anaknya pelan.

"Ada orang yg hanya bungkam ketika dirinya disepelekan. Tetapi, ada juga orang yg bungkam karena memendam kesedihan, kemarahan dan ketidak sukaan". Demon berhenti sejenak. "Hingga orang itu menjadi tertutupi hatinya". Kata Demon.

Audy mengernyit bingung tak mengerti maksud ucapan dari daddy nya. Demon kembali tersenyum seraya terus memegang pundak sang anak.

"Hidup ini pilihan. Takdir, tuhan yg berikan. Waktu tidak bisa diulang". Kembali Demon menjeda. "Biar dad kasih kamu perumpamaan pilihan. Kalau kamu berada diposisi, dimana kamu sedang berada disatu bencana, kamu berada dipinggir pantai dengan melihat sunset. Tiba-tiba ombak besar datang dengan kencang. Apa kamu akan berlari sementara kamu tau laju larian kamu tak sebanding dengan terjangan ombak itu, yg sudah pasti kamu akan ditelan ombak. Atau kamu memilih melawan ombak mencoba menaikinya dan berselancar diatasnya, namun resikonya juga sama, kamu akan ditenggelamkan ombak juga pada akhirnya. Jadi, kamu pilih yg mana?".

Lagi, pilihan yg diberikan daddy nya membingungkan lelaki itu. Audy terdiam dengan otak yg terus bekerja mencari jawaban dan pilihan yg tepat. Namun otaknya seakan buntu karena tidak mendapati pilihan serta alasan yg kuat.

Lama Audy terdiam, Demon kembali bersuara. "Daddy tau kamu anak yg cerdas. Utarakan apa yg sudah logika kamu pilih dan penjelasan yg dikatakan hatimu".

Audy menatap daddy nya. Dengan ragu, Audy mulai menjawab. "Pilihan kedua". Katanya.

"Kenapa?".

"Setidaknya, sebelum dilenyapkan, aku merasakan kesenangan".

"Ya! Itu yg dad maksudkan. Walau kamu tetap ditenggelamkan oleh ombak, kamu tetap bisa merasakan kebahagiaan didetik dimana kamu tidak akan lagi merasakan kesenangan". Demon menjeda ucapannya.

Lelaki yg sudah berumur namun tetap tampan itu menatap manik mata anaknya dalam. Mata yg dimiliki Audy sama dengan mata yg dimiliki istrinya.

"Hidup ini semu. Kita harus pandai-pandai memanfaatkan keadaan dengan baik. Daddy tidak pernah menuntut kalian untuk menjadi anak yg pintar dengan nilai disemua mata pelajaran harus tinggi. Namun daddy hanya ingin anak-anak daddy menjadi anak-anak yg cerdas. Orang pintar hanya mengandalkan otak, sedangkan orang yg cerdas akan lebih banyak menggunakan logika dari pada otaknya". Jelas Demon panjang lebar. Audy mengangguk sekali tanda mengerti akan penyampaian daddy nya.

.

Pagi ini setelah melaksanakan kewajibannya sebagai muslim yaitu shalat subuh, Audy beranjak dari tempatnya menuju kekamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap kesekolah. Hari ini adalah hari senin. Dimana setiap paginya diadakan upacara bendera dilapangan sekolah. Maka dari itu Audy harus cepat agar tidak telat.

Audy keluar kamar dengan seragam sekolahnya yg sedikit rapih. Kenapa sedikit? Karna lelaki itu tidak akan bisa membuat dirinya lebih rapih dari ini. Audy akan melakukan hal sebisanya.

Saat telah sampai dimeja makan, lelaki itu melihat mommy dan adik kembarnya nya yg sedang menyiapkan sarapan pagi untuk mereka. Kegiatan yg selalu rutin dilakukan para wanita dirumah ini.

Audy duduk disalah satu kursi yg memang masih kosong. Dan disusul adik kembarnya yg duduk disebelah dan didepannya. Selang beberapa menit, daddy nya duduk ditempat yg masih kosong.

Rara menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anaknya. Tak lupa ia menyiapkan bekal untuk mereka. Anak-anak dan suami rara kurang suka makan makanan luar. Mereka lebih suka makanan rumah. Makanya Rara akan selalu menyiapkan bekal untuk mereka.

Audy beranjak dari tempatnya seraya meraih tasnya yg diletakkan diatas meja bar. Tentu saja Rara yg meletakkan tas Audy disana karena tadi wanita itu memasukan bekal kedalam tas Audy.

Audy mencium tangan kedua orang tuanya dan pergi berlalu menuju garasi rumah untuk mengeluarkan motornya.

.

Audy memberhentikan motor sportnya diparkiran sekolah khusus siswa. Lelaki tampan itu berjalan menjauhi parkiran menuju kelasnya.

Selama perjalanannya dikoridor, banyak kaum hawa memuji dirinya yg tentu saja tak dihiraukan lelaki itu. Sampai lelaki itu menaiki tangga untuk menuju kelasnya yg berada dilantai 3. Audy memasuki kelas yg bertuliskan XI-IPS-1 yg memang kelasnya.

Seketika kelas menjadi hening seperti biasanya saat Audy datang. Didalam kelas sudah ada Rey yg memang satu kelas dengannya bersama Shila.Sedangkan Felyx dikelas XI-IPA-1 kelas unggulan, dan Hansel yg berada dikelas XI-IPS-2 disebelah kelas Audy.

Audy duduk dipojokan sendiri. Dan Rey yg duduk bersama Shila didepan Audy. Seperti biasanya kelas akan menjadi hening bila ada Audy.

"Ayok keluar. Bentar lagi bel". Kata Shila menarik tangan kedua lelaki tampan itu. Siapa lagi kalau bukan Rey dan Audy.

Ketiganya keluar kelas dengan beriringan. Diluar sudah ada Hansel yg menunggu mereka. Keempat most wanted sekolah itu pun berjalan menuju lapangan untuk melaksanakan kegiatan rutin dihari senin.

Sesampainya dilapangan, terlihat Felyx yg sudah menunggu mereka sedari tadi. Memang kelas Felyx berbeda gedung dengan mereka. Gedung anak IPA berada disebelah gedung anak IPS. Maka dari itu, gadis itu lebih memilih menunggu dilapangan agar ia tidak capek-capek menyusul dari ujung ke ujung.

Tak beberapa lama bel sekolah berbunyi, siswa-siswi pun sudah berkumpul dilapangan dengan seragam lekap. Tak lupa topi serta dasi yg mereka kenakan.

Upacara bendera pun dilaksanakan dengan khidmat.

🌹

Jangan lupa votmennya ya:) tlg koreksiin ya kalo ada yg typo ato namanya yg msh sama dgn nama yg awal;)

AUDY [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang