Jason diperbolehkan untuk pulang lebih dulu, dan menunda misi. Tidak, lebih tepatnya dia bermaksud untuk membatalkan misi konyol James sejak dahulu. Wajahnya yang semula pucat kini telah kembali segar. James masih harus tetap dirawat dalam waktu jangka panjang. Namun, siapa yang akan meneruskan proyek James?
Hari berganti, Eric menganggap semuanya telah selesai, bahkan ia belum memulai apapun. Dan ya, pekerjaannya yang dulu kini hanya menjadi gelar semata. Pagi itu, ia mengunjungi Jason untuk membicarakan bagian kedepannya, bagaimana, dan hasil akhirnya.
Jason tersenyum mengejek, "Kau tahu, proyek ini bukan hanya sekedar proyek mainstream itu, kan? Proyek ini dibawah naungan NASA dan NOAA, Eric."
"Lalu? Proyek ini terbengkalai begitu saja?!" sembur Eric, ia sangat—sangat tidak terima.
"Keputusan ada ditangan Johnson, bersama NOAA. Direktur penyebar hoax itu sungguh diluar dugaan. Kau tahu kasus seorang astronot yang tertinggal di Mars selama 2 tahun?" tanya Jason sambil menyesap teh-nya.
"Ah, aku mengenalnya. Kami sempat bersama dalam satu kelas di sekolah yang sama dulu, dia murid akselerasi tingkat 7," jawab Eric.
"NASA kini kacau, bertepatan dengan musibah yang dialami oleh James. Mereka sedang sibuk dalam misi penyelamatan astronot lainnya yang tertinggal di Mars selama 3 tahun ini. And of course, proyek ini akan terbengkalai sementara."
"Hmm, aku menonton siaran konyol astronot itu di Sydney. Dan Jason, ada apa sebenarnya di bagian laut itu?" Eric membelokkan topik. Tak ada gunanya membahas NASA dan hal sejenisnya. Fokusnya kini hanya pada proyek ini, titik.
Jason menelan ludah, "Jika aku tahu pun, saat itu pasti aku sudah menekan 911,"
Eric mengusap wajahnya, proyek ini sungguh tidak jelas!
"By the way, dimana si rambut ungu itu? Biasanya ia mengikutimu kemanapun kau pergi,"
"fuck of him. I don't care, "
Panjang umur. Baru saja mereka membicarakan Awsten, ponsel Eric berdering, Awsten meneleponnya melalui video call.
"Kau saja yang angkat," Eric menyodorkan ponselnya kepada Jason, yang langsung mengangkatnya.
"Hei, bro! What is that? "
"Huh, huh—huh," suara Awsten seperti terengah-engah, "
"Aw..sten? You still there?"
Sebelum Awsten menjawab, Eric buru-buru meraih ponselnya dan menutup panggilan. Ia menyadari sesuatu.
"Jika aku tahu pun, saat itu pasti aku menekan 911. Kau berbohong, kau tahu sesuatu ini. Mengapa kau mau menghubungi 911 untuk sesuatu yang bahkan kau tidak tau berbahaya atau tidak?!"
Jason bungkam.
"Sesuatu ini berbahaya, right? Itu sebabnya kau menghubungi 911. Mengapa tidak NOAA saja? Apa tugas mereka? Kau bilang semua ini dibawah naungannya!"
"Eric, kadang ketidaktahuanmu membuatmu dalam masalah. Kau ingin tahu lebih dan lebih lagi, ada baiknya kau tidak mengetahui sesuatu sebelum waktunya."
"Oh ya? Aku memang selalu ingin tahu kepada sisi dunia yang berbeda. Aku sudah bosan melihat dunia dari balik lubang kunci saja!" balas Eric.
"Yang kau butuhkan hanyalah kunci agar ia bisa terbuka lebar. Tapi dunia yang kau maksud, dunia laut. Ada beberapa hal yang sebaiknya tidak kau ketahui," lanjut Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
Palung Mariana (2) | TERSEDIA DI GRAMEDIA
Ciencia FicciónDiterbitkan oleh Erye Art, 2020 [𝗦𝗲𝗿𝗶 𝗸𝗲𝗱𝘂𝗮 '𝗡𝗔𝗦𝗔'] Ketika NASA tengah sibuk dengan misi penyelamatan salah satu astronot mereka di luar Bumi, di sisi lain NOAA tengah sibuk menangani sesuatu yang berada di planet mereka sendiri. MARIAN...