-; Nine

175 8 0
                                    

"Lania, ada yang nyariin lo."

Lania yang tengah membereskan semua buku dan alat tulisnya sedikit terheran, siapa yg mencarinya?

"Siapa, Lan?" Tanya Audrey yang juga mendengar teriakan Bayu. Sedangkan Lania hanya mengangkat bahunya tak tahu lalu melangkah keluar kelas.

Dari belakang saja Lania sudah tau siapa sosok itu. Merasakan kedatangan Lania, ia berbalik. Ya, ia adalah Arka.

"Arka? Kenapa, Ka?"

"Lo hari ini balik bareng siapa?"

Lania nampak berpikir sejenak, "Palingan gue nebeng bareng Audrey."

"Kalau gitu, lo pulangnya bareng gue aja. Lagian tadi pagi lo berangkatnya bareng gue."

Sejujurnya, Lania tak tahu akan pulang dengan siapa. Hari ini Audrey ada jadwal les.

"Hari ini gue ada janji sama Lania."
Jendra yang tiba-tiba keluar kelas membuat Lania sedikit tersentak.

"Lo ada janji bareng Jendra, Lan?"

Lania menatap Jendra meminta penjelasan, dan dihadiahi dengan tatapan Jendra yang meminta Lania mengiyakan pertanyaan Arka barusan.

"Eh, i-iya. Gue lupa kalau gue ada janji sama Jendra"

Begitu Lania menjawab pertanyaannya, mimik Arka seketika berubah.

"Oh gitu, ya. Kalau gitu, gue balik duluan, ya."

Dan, Arka berlalu dari hadapan Jendra dan Lania.

"Emang gue ada janji sama lo, ndra?"

Begitu Arka berbelok di ujumg koridor, Lania langsung meminta penjelasan.

Jendra tak menjawab, hanya saja ia menoyor pelan kepala Lania, "Itu cuma akalan gue doang. Biar lo gak balik sama si Arka."

"Emang kenapa kalau gue balik bareng Arka?"

"Gak apa-apa. Yuk, pulang."

Tanpa permisi, Jendra lalu menarik tangan Lania meninggalkan gedung khusus untuk kelas 11.

"Tumbenan lo bawa motor." Lania berujar begitu Jendra membawanya ke parkiran khusus motor.

"Males bawa mobil, susah nyelip."

Saat Jendra sudah naik, Lania masih terdiam disamping motor, "Kenapa?"

"Gue make rok, ndra," Jendra menepuk pelan keningnya, "Maaf"

Ia kemudian melepas jaket kulitnya, dan memberikan kepada Lania.

"Lo make itu aja. Iket di pinggang lo," titahnya.

Lania mengangguk tanpa suara. Setelah mengikat jaket milik Jendra, ia kemudian naik.

"Jendra, lo gak bawa helm cadangan?"

"Enggak. Lo gak usah make helm."

"Kalo gue jatuh, gimana?"

"Lo pegangan makanya."

"Bilang aja lo modus."

Jendra tak menjawab. Ia segera melajukan motornya dengan kecepatan penuh membuat Lania refleks memeluk Jendra.

"JENDRA PELAN-PELAN NAPA WOI"

***

Lania sedikit mengerutkan keningnya saat menyadari ini bukan jalan menuju rumahnya.

"Lo mau nyulik gue?" tanyanya sambil memukul helm jendra pelan

"Buang masa gue nyulik lo. Lo makannya banyak"

Beautiful Goodbye [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang