-; Eight

190 9 0
                                    


Lania dan Audrey yang barusaja memasuki kelas sedikit terkejut saat melihat ada sebuah kotak makan dimeja lania, "lha, kok ada kotak makan?"

"oh itu. Itu dari arka, anak ipa 4, katanya buat lo, lan," jelas hendra. Lania sedikit mengerutkan keningnya, "kesambet apa dia ngasih gue kotak makan?"

Tiba-tiba ponsel milik lania bergetar. Dari bar notifikasi, ia bisa melihat chat arka yang menanyakan sudah tentang kotak makanan tersebut, "si arka kesambet apaan coba langsung ngasih lania kotak makan,"

Audrey meraih kotak makan yang masih hangat itu lalu membukanya. Kotak makanan itu berisi nasi goreng, dan sebutir telur mata sapi. Cukup simple.

"gue mencium bau-bau bentar lagi jadian, nih. Asek," hendra meledek.

"siapa yang jadian?" jendra baru saja masuk dan disusul oleh Daniel, "ini si lania dapet kotak makan dari arka,"

Daniel dan jendra cukup terkejut, tidak menyangka bahwa arka sudah bergerak sejauh ini.

"hati-hati, lan," ujar jendra ambigu kemudian menuju ke bangkunya. Sedangkan lania hanya meraih kotak makan yang kini dipegang Audrey dan menyimpannya di lacinya.

***

"Mau ke kantin gak, lan?"

"Iya. Makanan dari arka gue makan di kantin aja," lania mengambil kotak makanan itu.

"oh iya, drey. lo tau maksud hati-hati yang dibilang jendra tadi, gak? Ambigu banget ucapan dia," mereka berdua berjalan beriringan di koridor.

"oh yang tadi.." Audrey menggantung perkataannya.

"Arka itu dulunya playboy kelas kakap. Baru 2 hari putus dari si A eh, dia udah pacaran lagi sama si B. walaupun banyak cewek yang tau tabiat dia, masih tetap aja dipacarin,"

"tapi nih, ya, Lan, udah sebulan lebih gue gak liat si Arka gandeng cewek baru. Udah tobat kayaknya tuh anak," cecar Audrey.

"Tiap dia pacaran selalu bawain kotak makan kayak gini ke pacarnya juga?" Audrey menggleng, "selama gue kenal si arka, baru kali ini dia ngasih kotak makanan ke cewek. Yang ada malah dia yang dikasih kotak makanan sama cewek."

"Kayaknya dia beneran suka sama lo, deh, Lan," Audrey menebak.

Lania mendecak, "Bacot ya lo, drey."

***

Audrey kembali dari memesan makanan. Nampannya berisi semangkuk bakso, dan dua gelas greentea. Sedangkan lania menunggu disalah satu bangku yang kosong. Lania membuka kotak makan dari arka. Meskipun tidak sehangat tadi pagi, wangi khas nasi gorengnya masih terasa.

Baru saja ingin memasukkan suapan pertama, tiba-tiba arka datang, "Lan, gimana nasi goreng gue?"

Lania menoleh kearah arka, "ini baru aja mau gue cobain,"

"kesambet apa lo, Ka, ngasih kotak makan ke Lania?"

Mengangkat bahunya, arka berujar, "gak kesambet apa-apa. Cuma mau ngasih aja ke Lania. Emang kenapa?"

"lo suka sama lania? Jujur aja, deh, lo," dibawah meja, lania menendang kaki Audrey lantaran mulut perempuan itu tak bisa difilter sama sekali.

"oh, kebaca, ya?" arka cengengesan sambil menggaruk pelipisnya, "iya, gue suka sama Lania,"

Ucapan arka barusan membuat lania terkejut. Bukan tentang perasaan kepadanya. Namun, bagaimana mungkin arka sudah menyukainya dengan pertemuan mereka yang tak menyentuh angka 10 kali.

"gue duluan, ya. Ada urusan sama pak Adi," arka berlalu dari hadapan Audrey dan Lania dsn melangkahkan kakinya keluar dari kantin.

"lo ngapain pake nanya gitu, sih, drey?" kesal Lania.

Beautiful Goodbye [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang