-; Five

216 14 0
                                    

Satu fakta yang membuatnya cukup shock hari ini. Ia kembali meletakkan bingkai itu ke tempatnya yang semula, "oh gitu."

"lo berdua ngapain?" Audrey dan Lania menoleh, dan melihat jendra diikuti oleh Daniel dibelakangnya. Sepertinya mereka telah selesai bermain game online.

"ini, lania lagi liat foto-foto lo," jelas Audrey. Sementara jendra hanya mengangguk cuek.

"papa sama mama lo mana?" tanya Audrey. Jendra mengerutkan keningnya saat mendengar Audrey bertanya, "Napa? Tumben lo nanya."

Audrey menggeleng, "Cuma mau ngenalin lania ke tante cintya sih. Kan jarang-jarang lo bawa cewek kesini selain gue," candanya.

"asem lo drey."

Mereka berempat naik ke kamar jendra yang ada dilantai dua. Kamar jendra tak jauh berbeda dengan kamar remaja lelaki pda umunya, didominasi dengan warna hitam putih. Lania melangkah masuk menelusuri kamar jendra. Perhatiannya kembali teralihkan oleh sebuah bingkai foto diatas nakas tepat disamping ranjang berukuran king size itu.

Didalam bingkai tersebut nampak bayi laki laki kembar. ia sedikit terkejut, jendra punya kembaran? Bantinnya.

"iya, jendra punya kembaran," seolah membaca pikiran Lania, tiba tiba daniel sudah ada disampingnya entah sejak kapan. Lania menoleh, "tapi gue gak pernah liat dia. foto pas di bwah juga Cuma foto jendra sendiri."

Daniel tersenyum samar, "gue gak berani cerita lebih lanjut, mending lo tanya langsung aja sama dia." Daniel beranjak ke meja belajar jendra, untuk mengambil materi tentang proyek praktikum ini. Lania menatap lamat bingkai itu. Jendra terlalu tertutup masalah keluarganya.

***

Diperjalanan pulang, Lania diam. Ia masih memikirkan tentang jendra. Ralat, lebih tepatnya ayah tiri jendra. Ia sebenarnya ingin tahu, tapi ia rasa kelewatan kalau dia bertanya langsung ke jendra. "drey."

"hn?"

"gue mo nanya, soal ayah tirinya jendra."

Audrey melirik sekejap, "oh, om orlando? Kenapa?"

Ia tak terlalu terkejut mendengar nama ayah tiri jendra, "sejak kapan dia jadi ayah tirinya jendra?"

"gue gak tau sih. Abis waktu gue pertama kali ketemu sama jendra tante cintya udah kawin sama om Orlando," jelas audrey dengan fokus yang tetap kedepan.

"lo pertama ketemu jendra pas SMP, kan?"

Audrey mengangguk singkat, "iya. Gue sama dia sekelas waktu SMP." Lania tak menjawab, ia malah terbengong di tempatnya, "emang kenapa, lan? Lo kenal om Orlando?" sambungnya.

"Enggak sih, tapi mukanya kayak pernah gue liat gitu," dustanya.

"Om Orlando kalo gak salah punya perusahaan apa gitu. Gue gak paham. Jendra juga jarang cerita soal dia."

"terus soal kembarannya jendra, dia kemana?"

"wah, kalo itu gue gak bisa cerita ke lo, lan. Gue gak ada hak. Kalau lo mau tau, mending nanya langsung ke jendra. Maaf, ya"

Terulang lagi. Baik Daniel maupun Audrey memiliki jawaban yang serupa.

***

Dering bell tanda istirahat berbunyi, semua murid berlomba-lomba untuk mengisi perutnya yang kosong. "lan, ke kantin, yuk," ajak Audrey

"lo duluan aja, gue mau ke toilet bentar."

"oke, lo mau makan apa? Biar gue pesenin," tawar Audrey, "sandwich sama jus jeruk aja"

"sip, gue tungguin lo dikantin ya, le"

Lania keluar dari bilik wc. Setelah mencuci tangannya, ia segera keluar dari ruangan toilet perempuan. Namun, saat keluar ia di hadang oleh seorang siswa yang ia tak kenal.

Beautiful Goodbye [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang