-; Two

458 21 0
                                    

"non Lania, kita udah sampe" Lania tak sadar, ia terlalu asik bermain ponsel hingga tidak menyadari kalau ia sudah sampai disekolah barunya. "non Lania, nanti saya jemput jam 4 ya"

Lania mengangguk, kemudian turun dari mobil. ia memandangi sejenak sekolah barunya ini. Ia menghela nafas, "Lania, fighting!" ia menyemangati diri sendiri, kemudian melangkahkan kaki menuju koridor sekolah.

Ia sedikit bingung dimana letak ruang guru. Karena ia tak menemukan papan penunjuk satupun disini. Melihat Lania yang bingung, salah seorang siswi menhampirinya, "lo murid baru?" Lania menoleh kebelakang untuk memastikan ia yang diajak berbicara. "gue? Iya, gue murid baru"

Siswi itu tersenyum, "lo nyari ruang guru, ya? Sini gue anterin" tanpa meminta persetujuan Lania, siswi itu langsung menarik tangannya menelusuri koridor sekolah. "nah ini ruang gurunya. Oh iya, kita belum kenalan, gue Audrey." Ujarnya sambil mengulurkan tangannya

"Lania" Lania mengulurkan tangannya dengan kaku untuk menjabat tangan Audrey. Ini tidak seperti ekspektasinya semalam. Ia pikir, bukti waktu hingga seminggu untuk berkenalan dengan salah satu murid nantinya.

"gue masuk dulu, thanks udah anterin gue"

Lania menghela nafas, mengapa ia hanya meminta nama wali kelasnya yang baru? Harusnya ia meminta fotonya jga. Kalau begini, masa ia harus melihat satu persatu papan nama guru yang jumlahnya Lania perkirakan 30 hingga 40.

"kamu cari siapa?" Lania menoleh, dan mendapati seorang ob sekolah.

"saya cari bu fatma, mang" jawabnya sambil membaca papan nama diseragamnya, ujang.

"kamu liat yang diajak ngomong sama guru yang kumisnya tebel? Itu bu fatma" ujar mang ujang sambil mengarahkan telunjuknya. "terima kasih, mang"

Lania berjalan menuju ke guru yang ditunjuk mang ujang tadi, "permisi bu" kedua guru itu menoleh kearahku. "saya Lania, saya murid baru disini"

"kalau gitu, saya permisi dulu bu" guru berkumis tebal itu berlalu dari hadapan Lania dan bu fatma.

Bu fatma menjentikkan jarinya, "jadi kamu yang namanya Lania? Waduh, cantik banget kamu. Ibu kamu sudah cerita sedikit tentang kamu, juga asal sekolah kamu. Kamu bisa bahasa Indonesia, kan?"

Lania menggangguk samar, "bisa, bu"

"oh, maaf. soalnya kamu kan pindahan dari luar negeri, terus muka kamu lebih dominan muka orang luar. Jadi ibu pikir kamu tidak lancer bahasa Indonesia" jelasnya. Komposisi wajah Lania memang di dominasi dengan wajah barat, mengikuti ibunya.

"ini buku pelajaran dan denah sekolah. Kamu saya tempatkan di kelas 11 Ipa 2 ya" Lania menerima paper bag yang isinya buku paket dan selembar denah sekolah. Setelah itu, ia melangkah keluar untuk mencari kelasnya. Ia sedikit terkejut melihat Audrey masih ada disana.

"udah selesai? Lo kelas berapa? Sini biar gue antar" kembali, ia menawarkan diri.

"gue kelas 11 Ipa 2. Thanks banget udah nawarin diri, tapi bu fatma udah ngasih gue denah sekolah" tolak Lania

"wah lo ipa 2? Sama dong! Gue ipa 2 juga. Sini, gue anter" Lania tersenyum melihat sikap Audrey yang begitu welcome ke orang-orang. Dan, ia tidak menyangka kalau ia bakalan sekelas dengan Audrey.

Seluruh kelas 11 terletak di gedung C. saat Lania dan Audrey memasuki ruang kelas, hampir semua mata diruangan itu tertuju ke Lania. Lania yang memang tidak suka menjadi pusat perhatian langsung merasa tidak nyaman.

"woi gila! Drey, itu bidadari lo pungut dimana? Cantik bener"

"kalo sekelas gue kayak dia mah, gak bakal bolos lagi gue"

Beautiful Goodbye [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang