Terkadang, hal yang awalnya kau anggap tak penting, akan berubah menjadi sesuatu yang berguna tanpa kau sadari.
* * *
MASA ORIENTASI
“Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,” sapa Pak Rahmat – Guru di Madrasah Aliyah itu.
“Wa’alaikum salam warrahmatullahi wabarakatuh,” jawab seluruh siswa dan siswi baru di acara MOS pagi itu.
Pak Rahmat tersenyum mendengar jawaban yang tampak begitu bersemangat dari para siswa dan siswi baru.
“Alhamdulillah pagi ini semuanya tampak sangat bersemangat meskipun di luar cuaca sedang mendung. Hari ini pertama kalinya kita semua bertemu, kecuali yang pernah belajar di MTs, maka wajah saya sudah tidak asing lagi untuk kalian semua,” gurau Pak Rahmat, dan di jawab dengan tawa pelan dari beberapa siswa.
Senior yang hadir mencoba menenangkan kembali suasana di ruangan itu.
“Nama saya Rahmat Hasyim, saya mengajar Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah dan mengajar Fiqih di Madrasah Tsanawiyah. Usia saya baru tiga puluh empat tahun, Alhamdulillah masih muda dan wajah saya memang awet muda,” guraunya lagi seraya tersenyum.
Banyak para siswa dan siswi yang tak mampu menahan tawa sehingga ruang kelas itu kembali bergema.
“Dan setelah saya memperkenalkan diri, maka secara resmi acara hari ini di buka. Selamat datang di Madrasah Aliyah Negeri Darul Qur’an, selamat menjalani masa ta’aruf dengan teman-teman baru kalian dan juga para senior. Sekian dulu dari saya, wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,” tutup Pak Rahmat, lalu berjalan keluar dari ruang kelas itu.
Seorang senior maju ke depan dan mengambil alih acara hari itu.
“Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,” ujarnya.
“Wa’alaikum salam warrahmatullahi wabarakatuh,” jawab seluruh siswa dan siswi baru.
“Nama saya Muhammad Aditya, saya adalah Ketua OSIS di Madrasah Aliyah ini. Hari ini kita bukan menjalani Masa Orientasi Siswa seperti di sekolah-sekolah lain, melainkan kita akan menjalani ta’aruf. Ada yang tahu apa itu ta’aruf?,” tanya Adit.
Seorang siswa baru yang duduk di barisan kedua di tengah mengangkat tangannya.
“Ya…, silahkan,” ujar Adit seraya menunjuk ke arah siswa tersebut.
“Ta’aruf artinya berkenalan atau saling mengenal satu dengan lainnya. Arti kata ta’aruf sendiri berasal dari kata ta’aarafa dan telah di tuliskan dalam Al-Qur’an surat Hujurat ayat tiga belas yaitu li ta’aarafuu yang memiliki arti bahwasanya tujuan dari semua yang Allah ciptakan adalah agar kita semua bisa saling mengenal antara satu dengan lainnya. Jadi kesimpulannya kata ta’aruf mengandung makna berkenalan,” jawabnya.
Semua bertepuk tangan tak terkecuali dengan Adit sendiri, ia pun ikut bertepuk tangan.
“Alhamdulillah, berarti dalam angkatan ini sudah ada yang mengerti tentang ta’aruf ya. Sekarang kita akan melanjutkan kegiatan selanjutnya, yaitu saling mengenalkan diri ke depan kelas. Kalian hanya harus menyebutkan nama, tanggal lahir, asal sekolah, dan juga hobi kalian masing-masing,” jelas Adit.
Seluruh siswa dan siswi baru pun bersorak senang. Adit merasa sangat senang melihat betapa antusias calon juniornya pagi itu. Ia menatap ke seluruh penjuru ruangan itu untuk memilih orang pertama yang akan memperkenalkan diri. Acara ta’aruf itu berjalan dengan lancar dan diselingi gelak tawa ketika semua siswa dan siswi baru mengutarakan hobi mereka.
Jam sembilan tepat semua diberi waktu untuk beristirahat, Pak Rahmat kembali ke ruangan itu untuk menemui Adit.
“Bagaimana Dit? Adakah siswa atau siswi yang kamu lihat berpotensi untuk masuk program kelas unggulan di Sekolah kita tahun ini?,” tanya Pak Rahmat.
Adit tersenyum.
“Alhamdulillah Pak, ada beberapa orang siswa dan juga siswi yang menurut saya melebihi potensi standar yang Bapak terapkan untuk program kelas unggulan. Salah satu di antaranya adalah Aris Abdulah Syakir, hari ini dia menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan benar bahkan dia juga melengkapi jawabannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an beserta hadits,” jawab Adit, yang terus mengingat siswa pertama yang menjawab pertanyaannya di awal tadi.
Pak Rahmat menganggukan kepalanya seraya tersenyum puas setelah mendengar jawaban dari Adit. Ia pun mulai merasa tak sabar untuk segera memulai program kelas unggulan yang sudah dijalaninya selama tiga tahun terakhir. Adit adalah salah satu siswa kelas unggulan angkatan pertama, dan ia begitu bangga dengan pencapaian Adit selama berada di kelas tersebut.
“Alhamdulillah kalau begitu, tolong kamu catat semua nama calon yang berpotensi lalu serahkan pada saya saat pulang nanti,” pinta Pak Rahmat.
“Baik Pak, Insya Allah akan segera saya catat dan serahkan kapada Bapak,” balas Adit.
Pak Rahmat pun kembali ke kantor sementara jam istirahat yang di berikan untuk siswa dan siswi baru telah habis. Ruang kelas itu pun kembali penuh oleh mereka yang akan memulai hidup baru selama berada di Madrasah Aliyah tersebut. Adit menatap wajah-wajah itu satu persatu, ia pun tersenyum penuh arti.
‘Alhamdulillah, masa depan umat Islam akan semakin cerah dengan bertambahnya generasi-generasi baru yang akan menjunjung kalimat tauhid di setiap langkah mereka.’
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Mujahid
SpiritualMeski jauh, aku akan terus mengejarmu Meski sulit, aku akan berusaha menggapaimu Meski sakit, aku akan tetap bertahan untukmu *** Sebuah ideologi yang berbeda menjadi tembok penghalang antara dirinya dan orang lain. Mampukah ia melewati semua aral y...