8

1.8K 125 13
                                    

Drupadi mengerjapkan matanya yang terasa berat beberapa kali. Samar-samar bau mewah manis itu masuk ke lubang hidungnya. Ia melihat bayangan tubuh Arjuna dalam keremangan kamar yang hening. Tubuh perkasa itu tertidur di atas kursi rotan tempat Drupadi biasa melamun. Mata indah Arjuna mengatup diliputi oleh bulu mata tebal dan panjang.

Perempuan yang wajahnya masih sedikit pucat itu memaksa tubuhnya untuk bangun. Cahaya temaram dari lampu minyak yang hampir habis membuat kamar itu terasa sedikit mengerikan. Kadang, terlintas di benak Drupadi tentang cerita-cerita horor yang sering ia tonton di bioskop. Terutama film "Lights Out" yang menceritakan tentang hantu di kegelapan.

Tangan lentiknya meraih selimut tebal di pangkuan. Perlahan ia berjalan mendekati tubuh Arjuna yang tertidur pulas. Ditatapnya wajah rupawan itu. Drupadi tersenyum, dalam hatinya ia memuji ketampanan yang diberikan pada Arjuna. Belum pernah ia melihat kharisma sedalam ini pada diri seorang pria. Drupadi menyelimuti tubuh Arjuna pelan-pelan. Dengkuran halus dari bibir kecil Arjuna terdengar menenangkan. Ia mencoba mengecup dahi Arjuna, rasanya kulit itu sangat dingin dan halus. Setelahnya, ia buru-buru kembali ke ranjangnya dan berbaring.

Sebetulnya, sejak bunyi ranjang Drupadi terdengar di telinga Arjuna, lelaki itu telah bangkit kesadarnnya. Namun, ia ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi pada Dewi Drupadi. Keanehan sikapnya, sembilan belas batu yang tadi ia hitung lagi ternyata jumlahnya telah menjadi dua puluh, gaya berpakaian Drupadi, dan semua yang ada pada diri Panchali. Namun, sejauh ini Drupadi masih tak kelihatan di mana salahnya. Ia hanya tiba-tiba berubah begitu saja. Tak ada tanda bahwa Drupadi adalah orang lain. Bahkan, Arjuna sendiri yang mendapati tubuh Drupadi di dalam pelukannya pagi itu ketika segalanya berubah.

Lelaki itu hanya bisa tersenyum dalam hatinya ketika Drupadi dengan beraninya mengecup dahi Arjuna. Meskipun menyalahi etiket seorang wanita istana, hal itu tetap dirasa manis oleh Arjuna. Entah mengapa perubahan sikap ini membawa hubungannya dengan Drupadi tidak terlalu kaku seperti sebelumnya. Bahkan, belakangan setelah ditinjau dari berbagai sisi, Dewi Drupadi menjadi lebih menarik dari Dewi Subadra, cinta pertamanya.

Setelah mendengar dengkuran halus keluar dari bibir Drupadi, Arjuna bangun dari duduknya. Ia memanggil Daima untuk menambah minyak pada lampu supaya lebih terang. Arjuna menyadari bahwa Drupadi terlihat ketakutan dalam keremangan. Suara jangkrik memecah keheningan malam. Sudah dua hari Drupadi tak sadarkan diri, sedangkan lusa perempuan itu mesti ikut serta ke Hastinapura menghadiri undangan dari Prabu Destrastra dan para sepupunya—Kurawa.

Ia duduk di atas ranjang Drupadi dan menatap wajah tenang itu lamat-lamat. Terlintas di hati Arjuna tentang Putri Panchala yang dulu, tentang Drupadi yang berani dan tegas, tentang Drupadi yang begitu marah ketika pertama kali ia membawa Subadra sebagai istrinya. Bagaimana mungkin Drupadi berubah secepat ini?

"Siapa sebenarnya kau ini?" tanya Arjuna pada Drupadi dengan suara pelan.

"Panchali. Kadang aku tidak ingin peduli tentang identitasmu dan dari dunia mana kau berasal. Aku hanya ingin mencintaimu saja, memilikimu sendirian. Namun, dunia ini terlalu kejam untuk mewujudkan harapanku, Panchali."

Arjuna mengecup kening Drupadi. Diusapnya rambut legam itu pelan. Ia berjaga hingga pagi datang menjemput.

***

Pagi ini, semua orang di istal telah sibuk mengeluarkan kuda-kuda yang mereka rawat sepenuh hati. Dua belas kuda terbaik dijadikan penarik kereta bangsawan. Enam kereta mewah pada masa itu dikeluarkan. Hiasan-hiasan agung tertempel di dinding-dinding kayunya.

Drupadi menggunakan baju kebesaran milik Permaisuri Indraprasta, dilengkapi dengan mahkota dan sanggul. Tidak lupa ia menggunakan kain sari merah yang tampak mewah dan elegan. Riasan di wajahnya membuat ia terlihat anggun dan penuh keangungan. Ia menaiki tandu dibimbing oleh Daima. Lima kereta lainnya telah berjajar di depannya.

A Tale Of True Love (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang