1 - Impian Devan

322 174 243
                                    

~Happy Reading~

Sebuah cahaya yang menembus jendela yang bernuansa kuning-putih membuat Devan terbangun dari tidurnya bersamaan dengan suara seorang paruh baya yang membuat Devan selalu menutup kedua telinganya dengan kedua tangan nya.

"Devan bangunn!", Suara seorang paruh baya, Sarah. Seorang paruh baya itu adalah ibu dari Devan yang membangunkan Devan untuk bergegas berangkat sekolah.

"Hmmm", Gumaman yang didapatkan oleh Sarah, bagaimana Sarah tidak sebal dengan anak semata wayangnya itu. Sarah Menarik selimut Devan dan memukul-mukul kedua kaki anaknya itu.

Devan mengambil posisi duduk kemudian membuka mata nya perlahan, mengacak-acak rambutnya, dan mendengus kesal terhadap ibu-nya. Tidak seharusnya ibu nya membangunkan nya seperti ini.

"Mam Devan masih ngantuk". Ucap Devan sambil kembali merebahkan badan nya ke atas kasur nya.

"Bangun Dev, hari ini hari Senin seharusnya kamu berangkat lebih awal, karena hari ini kamu ada upacara nak, kamu tidak boleh bermalasan seperti itu. Kamu mau jadi apa Dev? Mau jadi pemulung?!". Sahut Sarah dengan penekanan diakhir ucapannya itu.

Menyebalkan,
Devan merasa malas mendengarkan omelan yang diucapkan oleh ibu nya itu. Devan beranjak dari tempat tidur nya dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.

Tak cukup lama Devan membersihkan tubuhnya. Kemudian dia keluar dari kamar mandi dan segera memakai seragam nya dengan rapi. Setelah selesai memakai seragam nya, Devan segera bergegas menuruni anak tangga menuju dimana ibu nya berada untuk berpamitan dan meminta doa restu supaya diberi kelancaran.

Kelancaran?
Tahun ini merupakan tahun terakhir Devan berada di SMA NUSA BANGSA. Dan tahun ini Devan berniat untuk mewujudkan impiannya yang belum tercapai, yaitu jadian dengan seorang wanita. Wanita yang paling cantik dan judes disekolah yang ditaksir lama oleh Devan. Menurut Devan restu orang tua itu yang paling utama dan paling manjur untuk melakukan segala apapun yang ingin dicapai.

"Kelancaran apa Dev? Emangnya hari ini ada ujian? Bukannya ujian kamu masih lama nak?". Tanya Sarah dengan sedikit kebingungan dengan ucapan anaknya.

"Bukan Mam, doain biar lancar ngedeketin anak orang, kalau udah lulus mau langsung dilamar". Sahut Devan sambil memakan sepotong kue yang sedari tadi sudah berada dimeja makan.

"Tuh anak orang mau dikasih makan apa? Batu? Gaya banget sih Dev, kerja dulu kalau udah mapan baru dilamar. mamah baru setuju!".

"Kelamaan Mam keburu jodohnya Devan diambil orang." Ucap Devan sambil mengangkat kedua alisnya dan langsung meraih tangan ibunya, Sarah. Kemudian pergi meninggalkan ibu nya untuk berangkat sekolah.

Ibunya Devan, Sarah. Hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tingkah anaknya yang aneh. Sarah terdiam sejenak dan berteriak
"Mamah gak setuju Devan!".

Dari kejauhan Devan mendengarkan teriakan ibu nya, senyuman yang bisa Devan lakukan diatas motor nya. Sesegera mungkin Devan memakai helm nya dan kemudian menyalakan motornya untuk berangkat menuju sekolahnya, SMA NUSA BANGSA.

•••

Sesampainya di depan gerbang sekolah, Devan berhenti mengendarai motor nya. Gimana tidak berhenti, gerbang sekolah nya hampir mau ditutup. Devan memohon-mohon kepada mang Asep, satpam sekolahan. Agar mengizinkan Devan untuk masuk ke dalam sekolah dan mengikuti pelajaran seperti biasa, walaupun malas.

"Ayolah mang izinin saya masuk, kan baru kali ini Devan terlambat". Ucap Devan dengan memohon, yang saat ini dia masih berada diatas motornya.

"Tunggu sampai upacara selesai!".

Mamang Asep adalah satpam sekolah yang paling ditakutin oleh semua siswa-siswi di SMA NUSA BANGSA. Setiap harinya mamang Asep selalu menggetokkan tongkat pemukul yang selalu dibawanya itu ke kepala salah satu siswa yang sering melakukan kesalahan. Bagi mang Asep tidak melakukan itu tidak sangat memuaskan.

Pasrah.
Devan menitipkan motornya di warung mbak Wati yang berada di dekat sekolah dan kembali ke depan gerbang sekolah untuk menunggu upacara selesai. Cahaya matahari yang menyentuh tubuh Devan semakin panas dan semakin gerah. Devan merasa rencana nya kali ini sangat buruk, yang Devan harapkan semoga nanti dia akan bertemu wanita yang diimpikannya.

Sudah 1 jam Devan menunggu di depan gerbang, merasa gerah dan kepanasan kemudian Devan memanggil-manggil mang Asep untuk segera membukakan gerbang nya. Tak lama mang Asep keluar dan kemudian membukakan pintu gerbangnya.

"Makasih mangg". Ucap Devan sambil bersalaman kepada mang Asep, Devan melakukan itu hanya untuk membuat mang Asep tenang dan tidak marah-marah.

"Besok telat lagi ya dev, memang seneng liat kamu kepanasan didepan gerbang".

"Yah jangan gitu lah mang nanti rencana saya gagal lagi dong". Ucap Devan sambil membuat senyuman dari bibirnya dan mengacak-acak rambutnya yang tidak gatal sama sekali.

"Rencana apa? Mau pada ngerokok ya!". Sahut mang Asep dengan nada tinggi.

"Engga lah mang, saya kan anak baik. Doain aja ya mang biar lancar, lancar ngedeketin anak orang". Ucap Devan yang langsung lari meninggalkan mang Asep.

"Gak sopan sekali kamu Dev langsung lari gitu saja!".

Devan mendengarkan ucapan mang Asep tetapi Devan hanya menghiraukannya. Tujuannya kali ini adalah mewujudkan impiannya, yaitu mendekati wanita yang telah lama ia taksir. Semoga berhasil!.

Selesai upacara biasanya masih ada 15menit untuk beristirahat. Devan segera menuju kantin sekolah, memastikan kalau wanita yang dia cari berada disitu. Sesampainya di kantin sekolah, dengan teliti Devan melihat sekeliling kantin dan sampai akhirnya Devan menemukan seorang yang dicarinya yang sedang memesan makanan. Devan sesegera mungkin menghampirinya.

"Haii, kamu Dessy ya?". Sapa Devan kepada Dessy, orang yang ditaksirnya sudah lama.

"Ya, kenapa?". Sahutnya, cewek yang paling judes disekolah ini cuman wanita itu, Dessy. Tidak pernah sekalipun cewek disekeliling Devan merespon ucapannya dengan judes seperti itu. Tapi Devan yakin cewek judes seperti dia adalah tantangan, karena harus lebih sabar dan terus berjuang mati-matian untuk mendapatkannya.

"Boleh ngomong sebentar gak?". Ucap Devan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Udah ngomong aja kali gak usah basa-basi gitu!". Sahut nya sambil menerima makanan dari penjual di kantin.

"Kamu cantik tapi sayang.."

"Sayang apa?". Ucap Dessy yang membulatkan mata nya yang tidak mengerti sama sekali ucapan dari pria didepan nya.

"Gakpapa sayang". Sahut Devan sambil menunjukkan senyuman dari bibirnya dan menaik turunkan alisnya --kebiasaan Devan--. Dessy, tidak memperdulikan apa yang diucapkan oleh Devan. Karena menurut Dessy itu basi sekali dan receh. Kemudian Dessy meninggalkan Devan dengan tidak memberikan sepatah kata pun.

Devan hanya berdiri dengan rasa heran nya sambil memandangi kepergian cewek itu, Dessy. "cewek cantik, judes, susah banget bikin hati cewek kayak lu tuh luluh".

Devan yang masih berdiri ditempat seperti tadi, tempat dimana dia bertemu dengan Dessy. Mengacak-ngacak rambutnya dan tersenyum sendiri yang bisa dilakukan. Devan langsung meninggalkan tempat itu dan kembali ke kelasnya.

Menurut Devan kali ini usaha dan impiannya mungkin belum terwujud, tapi Devan yakin kalau besok dia pasti bisa mewujudkan impiannya.

"Aku orang pertama yang akan membuatmu jatuh cinta kepadaku, usaha apapun itu akan ku lakukan demi membuatmu cinta kepadaku. Setelah itu kamu dan aku akan berbahagia bersama, Tunggu perjuanganku Dessy Sifabella! ".

~Devan Eleno Bandiani

****
TBC
Thanks For Reading gaes!
Part 1 semoga menghibur kalian ya❤
Tunggu kelanjutannya di Chapter berikutnya yaa.
Saran dan Kritik kalian sangat diperlukan.

Love you gaes❤

Follow ig @haloindyy

My Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang