Dessy menundukkan kepala nya dan terus memegangi tangan nya, dia merasakan sakit di tangannya. Beberapa kali Devan mengucapkan kata maaf tapi Dessy hanya menghiraukannya.
Devan sekarang berhenti di depan sebuah Indomaret. Dessy hanya menunggu di atas motor dan tidak memperdulikan kemana dia pergi dan sedang membeli apa. Dessy hanya diam dan terus memegangi tangan nya yang masih terasa sedikit sakit.
Devan keluar dengan membawa kantong plastik yang berisi 2 buah eskrim cornetto rasa coklat. Dan sesegera mungkin Devan menjulurkan tangan nya untuk memberikan eskrim itu kepada Dessy.
"Des gue minta maaf, nih buat lu semua. Gue udah bilang kan tadi kalau gue mau ngasih lu eskrim nih sekarang gue tepatin ya". Ucap Devan, dan memberikan eskrim itu kepada Dessy tapi yang didapatkan adalah penolakan. Tapi Devan tidak akan pernah menyerah, semangat!.
Dessy hanya diam tidak memperdulikan Devan, tapi Devan tetep kekeh untuk memberikan eskrim itu kepada Dessy dan berusaha meminta maaf kepada wanita didepannya ini. Melihat usaha Devan, Dessy merasa tidak enak karena terus mendiamkan nya.
"Des gue minta maaf ya, gimana tangan lu udah gakpapa kan?". Ucap Devan yang langsung menarik tangan Dessy yang tadi sempat ditarik dengan sangat kencang.
Devan melihat tangan Dessy dan sedikit memijit tangannya berharap ini sedikit meredakan rasa sakitnya.
Dessy hanya menatap Devan, melihat apa yang dia lakukan kepada Dessy. Ini membuat jantungnya merasa sedikit berdebar, apakah sebenernya ini?.
Melihat wajahnya, Dessy merasakan bahwa dia begitu khawatir dan merasa bersalah kepadanya."Udah Dev, gue nggakpapa". Ucap Dessy yang langsung melepaskan tangan Devan dari tangannya dan segera mengambil kantong plastik yang berisi 2 eskrim tersebut.
"Lu udah maafin gue kan?". Tanya Devan begitu panik jika Dessy tidak memaafkannya sekarang.
"Udah, buruan ah gue pengen pulang".
"Yess!". Ucap Devan dengan gembira.
Devan akhirnya melanjutkan perjalanan nya untuk mengantarkan Dessy pulang. Devan merasa lega setelah mendengarkan Dessy telah memaafkannya.
Dessy sedang melihat samping kanan dan kiri untuk melihat kendaraan yang berlalu lalang dan sedikit melihat ke arah Devan yang sedang tersenyum.
"Lu napa senyum-senyum gitu? Kesambet setan Indomaret ya lu?". Tanya Dessy heran karena beberapa kali melihat Devan tersenyum tanpa sebab dan akibat.
"Gue cuman bahagia bisa berduaan bareng lu". Ucap Devan disertai senyum sumringah nya.
"Idih, gue sih males". Ucap Dessy dengan ketusnya.
Devan tersenyum bahagia karena bisa jalan berdua bersama Dessy. Sedangkan Dessy berusaha menyembunyikan senyumannya itu dari Devan. Tapi Devan tau jika sekarang wanita yang dicintai nya itu sejak lama sedang tersenyum bahagia juga.
Dessy sepanjang jalan merasakan keanehan kepada dirinya sendiri, detak jantungnya berdetak sangat cepat saat ini.
"Apa ini cinta? Masa gue cinta sama Devan? Ah, udah gila gue".
Dessy segera menghilangkan pikirannya tentang Devan dan meyakinkan dirinya bahwa dia tidak mencintai Devan.•••
Tidak lama dalam perjalanan akhirnya mereka sampai tepat di depan rumah Dessy sekitar pukul 11 siang. Dessy segera turun dan membukakan gerbang rumahnya untuk memarkirkan motornya.
Setelah membukakan gerbang, Dessy melihat seorang laki-laki di depan pintu nya. Dia adalah mantan kekasih Dessy, Reno Alvaro. Saat melihatnya, Dessy membulatkan mata nya terkejut dan terdiam diri di tempat dia berdiri sekarang.
Reno Alvaro adalah mantan kekasih Dessy. Mungkin orang lain tidak pernah tau jika Dessy pernah mempunyai kekasih kecuali teman dekat Dessy dan keluarganya. Saat melihat Reno, Dessy selalu mengingat kejadian masalalu nya yang membuat nya trauma. Bagaimana tidak, Reno Alvaro adalah pria kasar yang suka membentak wanita dan semua keinginan nya harus dipenuhi jika tidak dia akan memukul atau menendang seperti orang yang tidak merasa bersalah.
Devan masuk ke dalam rumah Dessy dan memarkirkan motor nya Dessy. Devan melihat Dessy membulatkan mata nya ke arah seorang pria yang berada di depan pintu. Devan pun menghampiri Dessy.
"Lu kenapa Des? Dia siapa?". Tanya Devan dengan bingung tetapi Dessy hanya menghiraukannya.
Tak lama kemudian, laki-laki itu menghampiri Dessy. Semakin mendekat, dia semakin mundur ketakutan. Akhirnya dia bersembunyi di balik badan Devan dan memegang erat tangan Devan.
Tangannya yang memegang tangan Devan dengan erat menandakan jika Dessy sedang ketakutan melihat pria dihadapannya ini. Devan mana mungkin membiarkan Dessy dilukai orang lain, atau pun disentuh oleh pria yang membuatnya setakut ini.
"Des gue mau ngomong sebentar". Ucap Reno yang ingin menarik tangan Dessy tetapi ditepis oleh Devan terlebih dahulu.
"Silahkan bro kalau mau ngomong tapi jangan sentuh Dessy".
"Lu siapa nya dia emang?!". Jawab Reno dengan nada tinggi nya. Tetapi Reno tetap lancang menarik tangan Dessy dan sesegera mungkin Dessy manangkis tangan Reno dari tangannya.
"Renoo... lu ngapain disini, gue udah bilang jangan pernah temuin gue lagii". Sahut Dessy dengan emosi dan rasa ketakutan nya.
"Gue minta maaf kalau gue salah sama elu Des, gue mau memperbaiki semuanya". Mohon Reno dengan berlutut.
"Gue udah maafin lu tapi gue gak akan pernah lupa sama kejadian yang pernah lu lakuin ke gue dulu". Ucap Dessy dengan air mata yang tiba-tiba mengalir begitu saja.
Dessy merasa kecewa dan takut saat berhadapan lagi dengan seorang Reno Alvaro. Dessy sangat membencinya setelah kejadian yang menimpanya di masalalu. Luka yang telah dia perbuat pun belum bisa membuat Dessy melupakan kejadian tersebut.
Dessy yang sedang menangis dan melihat wajah Reno merasa sangat muak dan langsung berlari menuju ke dalam rumahnya. Reno yang melihat Dessy berlari menuju ke dalam rumah langsung menyusulnya tapi dihalang oleh Devan terlebih dahulu.
"Lu denger kan tadi Dessy bilang apa, sekarang lu pergi bro dari sini". Ucap Devan santai dan mempersilahkan Reno untuk pergi dari rumah Dessy.
"Lu siapa sih? Gue ini pacar nya Dessy!". Sahut Reno emosi dengan mendorong badan Devan yang membuat Devan sedikit terdorong ke belakang.
"Hehhh bro emang lu kira gue gak denger yang tadi Dessy ucapin ke elu, lu tuh cuma cowok yang bisa nya mohon-mohon maaf setelah mengecewakan seorang wanita bro, lu tuh ga beda jauh sama SAMPAH BRO, GAK ADA GUNA NYA. SEKARANG LU PERGI DARI SINI". Ucap Devan dengan amarah yang sudah ditahan nya dari tadi.
Devan setelah mengungkapkan amarahnya tadi langsung mendorong balik kencang badan Reno sehingga terjatuh."PERGII LU DARI SINI". Ucap Devan masih dengan amarah nya itu karena cowok brengsek didepannya.
Reno yang terjatuh hanya melihat Devan dengan senyum sinis nya. Reno pun bergegas berdiri dari tempat dia terjatuh dan segera pergi dari tempat ini.
Setelah berjalan meninggalkan Devan, Reno pun berhenti dan mengucapkan ancaman kepada Devan.
"Liat aja lu, lu nggak akan hidup tenang".Devan yang mendengarnya hanya menghiraukannya saja karena saat ini yang terpenting adalah Dessy bukan si brengsek Reno tadi.
Setelah melihat kepergian Reno. Devan pun menuju ke depan pintu rumah Dessy dan mengetuk nya beberapa kali, tetapi tidak ada respon apapun dari dalam.
"Des lu nggakpapa kan?".
"Dessy, lu jangan sedih ya. Ada gue disini".
"Gue akan nunggu lu sampai lu tenang. Lu denger gue kan des? Pasti lu denger, yaudah gue nungguin lu disini yaaaaa". Ucap Devan dengan sedikit berteriak agar suaranya didengar oleh Dessy
---
"Melewati masalalu yang begitu buruk itu tidak mudah. Butuh proses, point penting nya adalah "Sabar" dan berusaha ikhlas dengan keadaan yang sudah terlanjur terjadi"
***
TBC!
Thanks For Reading❤
Tunggu di Chapter berikutnya ya..
Kritik dan saran sangat diperlukan❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
Teen Fiction[On Going] Devan Eleno Bandiani adalah seorang pria yang terkenal disekolahnya karena ketampanan nya. Jadi tidak salah jika banyak wanita yang tertarik pada Devan. Tetapi Devan tidak pernah merespon baik semua wanita, jika sekali merespon wanita yan...