Pagi hari yang cerah ini, Dessy sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah dan mengikuti semua pelajaran yang ada disekolah nya. Hari ini Dessy merasakan malas untuk pergi ke sekolah, bukan karena pelajaran tapi karena Devan. Dessy berharap jika hari ini tidak akan bertemu dengan pria tersebut.
Dessy menuruni anak tangga dengan rasa malas nya sambil mencari keberadaan adiknya Kaila. Sudah rutinitas pagi Dessy untuk memarahi Kaila yang selalu mengulur waktu. Kaila yang sekarang kelas 9 SMP bukanya bersemangat sekolah tetapi dia senang sekali bermalas-malasan dan mengulur waktu untuk berangkat sekolah.
Kaila Syifa, Adik Dessy. Sekarang sedang menyisir rambutnya didepan kaca, Dessy paham bahwa adiknya itu sedang mengulur waktu untuk berangkat sekolah. Adik satu-satunya ini memang menyebalkan, tidak mengerti bahwa kakak nya juga sudah terlambat untuk berangkat sekolah.
"Kaii buruan, mau berangkat nggak? Udah kelas 9 kok malah malas-malasan!"
"Bentar kak,"
"Kelamaan, ayo buruan". Ucap Dessy langsung menarik tangan adiknya, karena waktu nya sudah benar-benar terlambat.
Dessy menarik tangan adiknya sambil jalan tergesa-gesa karena Dessy tidak mau telat dan tidak mau terkena marah oleh mang Asep, satpam sekolahan. Setelah mengendarai motor nya dan menyalakan motor nya itu, Dessy segera melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Baru kali ini Dessy mengantarkan adiknya menggunakan motor, biasanya yang mengantarkan Dessy dan Kaila adalah mang Cecep, supir dirumah dessy. Tapi saat ini mang Cecep sedang libur jadi ini alasannya Dessy berangkat menggunakan motornya sendiri.
Dessy mendengarkan omelan adiknya tatapi Dessy tidak memperdulikannya, karena waktu nya kali ini benar-benar sudah mepet.
"Kak pelan-pelan naik motornya"
"Kak woyy santai aja kali, rambut gue berantakan ni loh kak".
"Pelan bisa gak sih kak".
"Dasar kaleng kerupuk budeg banget kupingnya".
Begitulah omelan panjang lebar Kaila.
Hanya membutuhkan waktu 10menit dengan kecepatan penuh Dessy sudah sampai disekolah adiknya itu. Dessy membentak adiknya itu untuk segera turun dari motornya. Setelah Kaila turun dari motor nya, Dessy segera pergi meninggalkan Kaila didepan sekolah.
"Rambutku berantakan kak, nanti pulang sekolah harus tanggung jawab, harus bayarin buat ke SALONNNN!!". Teriak Kaila dari kejauhan, Dessy mendengarkan teriakan adiknya itu tetapi lagi-lagi Dessy berusaha menghiraukannya.
Dessy benar-benar mengendarai motor dengan kecepatan penuh karena 5 menit lagi bel sekolah akan berbunyi, Dessy tidak yakin jika waktu 5 menit cukup untuk sampai ke sekolahnya karena waktu untuk sampai ke sekolah adalah 8menit dari sekolah Kaila.
Sesampainya di jalan dekat sekolah, Dessy melihat jika gerbang sekolah sudah ditutup. Dessy bingung harus berbuat apa, Dessy berhenti tepat didepan gerbang dan memanggil-manggil mang Asep tapi tidak ada respon sama sekali dari mang Asep. Dessy hanya berdiam didepan gerbang dengan panas nya terik matahari. Kalau bukan karena Kaila yang mengulur waktu, Dessy tidak akan terlambat seperti ini.
"Dessyyyyyy". Sapa Devan dari sebrang jalan. Dessy menoleh dan merasa malas sekali bertemu dengannya.
"Des kok telat? Gak biasanya lu telat loh".
"Apa urusan lu? Lu ngapain disini?!". Ucap Dessy dengan memutarkan bola mata nya malas. Kali ini Dessy jalan mondar-mandir di depan gerbang dan berusaha memanggil-manggil mang Asep, dessy melakukan ini karena terganggu oleh kehadiran Devan. Sedangkan Devan sedang mengamati tingkah Dessy yang aneh itu sambil menyilangkan kedua tangannya dan menggelengkan kepalanya.
"Yuk ikut gue daripada lu mondar-mandir gak jelas gini". Ucap Devan langsung menarik tangan kanan Dessy.
"Mau kemana?! Gue gak mau!!".
"Udah ikut aja, gak usah bawel lu!".
"Gak mau!!!!! Mang Asepppppp tolongggg!!". Teriak Dessy supaya teriakan nya didengar oleh mang Asep karena ia takut jika Devan melakukan hal yang tidak diinginkan.
Devan menarik tangan Dessy menuju motor Dessy dan mengendarai motor nya ke suatu tempat. Devan kali ini benar-benar ingin jika rencana nya berhasil tidak seperti kemarin. Dessy berteriak memanggil-manggil mang Asep, tetapi Devan membentaknya dan menyuruhnya untuk naik ke atas motor kemudian Dessy langsung terdiam dan menundukkan kepalanya.
"Ayo Des buruan!". Sahut Devan dan dituruti oleh Dessy. Dessy sepanjang jalan hanya terdiam dan menundukkan kepalanya dengan rambut yang menutupi wajahnya.
Devan melihat Dessy seperti itu merasa bersalah karena telah membentak nya, sepanjang jalan Devan mengucapkan maaf kepadanya, tetapi Dessy hanya menghiraukannya saja. Devan berpikir untuk berhenti di sebuah tempat. Sesampainya ditempat itu, Devan meninggalkan Dessy sebentar.
Dessy melihat kepergian Devan, ia ingin sekali pergi dari sini. tetapi dia tidak tau dia sedang berada dimana. Dessy merasa sebal dengan perlakuan Devan saat ini, dan sekarang dia tidak mengetahui dimana Devan berada.
Dessy memutuskan untuk tetap duduk diatas kendaraannya. Tak lama kemudian Devan datang dan menyembunyikan kedua tangan nya dibelakang badan nya.
"Dess gue minta maaf, nih buat lu". Ucap Devan sambil mengulurkan tangan nya yang membawa sebuah es krim corrneto coklat yang paling disukai oleh Dessy.
Dessy bingung harus menerima es krim itu atau tidak. Yang jelas ia menginginkannya, itu kesukaannya. Dessy tidak berpikir panjang dan langsung mengambil es krim itu kemudian membukanya dan memakan nyaa.
"Gue dimaafin ga nih?" Tanya Devan sambil tersenyum melihat Dessy menyantap es krim itu dengan lahap.
"Emmm Iya".
Devan melihat coklat di dekat bibir manis Dessy. Devan menggeleng dan kemudian mengusap coklat yang berada disudut bibir Dessy. Dessy hanya membulatkan mata nya kaget.
Dessy terdiam melihat kearah Devan, dan Devan tersenyum melihat kearah Dessy dengan tangannya yang masih berada disudut bibir manis dessy. Dan mereka berdua berada diposisi tatap menatap. Sungguh Dessy benar-benar heran dengan yang dilakukan Devan hari ke hari semakin aneh.
Dessy sadar dari lamun nya dan kemudian menundukkan kepala nya untuk menyantap es krim nya lagi.
Detak jantung nya mulai tidak teratur, rasanyaaa ingin pergi dari tempat ini. Sedangkan Devan yang melihat pipi Dessy mulai memerah seperti tomat hanya tersenyum kemenangan.Setelah habis menyantap es krim yang diberikan oleh Devan, Dessy ingin pulang dari tempat ini dan kembali ke sekolahan untuk mengikuti pelajaran. Tetapi Devan menolaknya.
"Des kayaknya percuma deh kita balik lagi ke sekolah, mang Asep juga gak bakalan ngebukain gerbang nya".
"Kalo gak gara-gara Kaila gue gak bakalan telat kayak gini dan gue gak akan ketemu elu!." Sahut Dessy dengan sebal, mungkin es krim hanya menenangkan hati nya untuk sementara. Dessy benar-benar sebal, Dessy memutuskan untuk pulang ke rumah tanpa diantarkan oleh Devan.
"Loh mau kemana des?"
"Pulanggggggg". Teriak Dessy sambil berlari meninggalkan Devan. Devan yang melihat kepergian Dessy hanya diam diatas kendaraannya karena dia yakin jika Dessy akan kembali lagi untuk menemuinya.
Setelah berlarian meninggalkan Devan, Dessy memutuskan untuk berjalan kaki karena dia tidak kuat untuk terus berlari. Dessy masih memikirkan apa yang tadi terjadi dan menikmati udara yang cukup menyejukkan ini.
"Devan kau sangat aneh, sikapmu benar-benar aneh terhadapku. Ada apa denganmu Devan? Aku tidak ingin diperlakukan seperti ini, aku tidak ingin berkecimbungan dengan cinta lagi yang benar-benar sangat menyakitkan. Aku berharap tidak akan ada cinta diantara kita".
~Dessy Sifabella
***
TBC!
Thanks For Reading!❤
Kalau suka ceritanya komen ya gaes biar lebih semangat lagi.
Kritik dan saran nya sangat diperlukan.Follow ig @haloindyy
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
Teen Fiction[On Going] Devan Eleno Bandiani adalah seorang pria yang terkenal disekolahnya karena ketampanan nya. Jadi tidak salah jika banyak wanita yang tertarik pada Devan. Tetapi Devan tidak pernah merespon baik semua wanita, jika sekali merespon wanita yan...