5 - Kesalahan

181 114 64
                                    

Devan saat ini sedang tersenyum bahagia saat mendengarkan ucapan seorang Dessy Sifabella tadi, sungguh hal ini membuat Devan lebih bersemangat lagi untuk memperjuangkannya.

Dessy melirik Devan yang sedang tersenyum sendiri pun merasa heran karena dia tersenyum tanpa sebab dan akibat. "Apa dia beneran kesurupan jin tomang?" Batinnya.

Kali ini Dessy berusaha menghilangkan pikirannya tentang Devan si manusia fuckboy yang suka nyerocos seperti mulut tetangga, mungkin melebihi.

Tak lama kemudian Sarah datang membawa dua gelas air minum untuk mereka berdua dan meletakkannya diatas meja. Setelah meletakkannya, Sarah duduk di samping kanan Devan dan mempersilahkan Dessy meminum nya.

"Nak Dessy, Devan kalau di sekolah gimana? Nakal atau tidak?". Tanya Sarah kepada Dessy karena ingin tahu sekali anak nya seperti apa jika sedang berada di sekolah.

"Dev...".

"Yaa jelass Devan rajin, baik, dan tidak sombong dong mam. Mana mungkin Devan nakal, kan mamah tau kalau Devan anak baik-baik". Sahut Devan dengan cepat nya untuk memotong pembicaraan antara mamah Devan dan Dessy.

Dessy langsung terdiam dan merasa benar-benar kesal pada Devan, bagaimana tidak kesal jika mulut nya itu nyerocos mulu. Dessy langsung melirik sinis ke arah Devan dengan raut muka yang benar-benar kesal.

Devan yang melihat nya pun hanya tersenyum sinis kepada Dessy. Devan merasa senang jika membuat Dessy kesal terhadapnya. Karena dia terlihat sangat cantik ketika seperti itu.

"Devan! Mamah sedang bicara sama Dessy. kamu itu tidak boleh langsung motong pembicaraan orang lain". Ucap Sarah dengan penekanan agar Devan bisa diam terlebih dahulu.

Devan sekarang memutuskan untuk terdiam dan mendengarkan apa yang akan mereka berdua bicarakan. Sedangkan Dessy merasa senang jika Devan dimarahi oleh mamah nya.

"Nak Dessy, Devan kalau disekolah seperti apa nak?". Tanya Sarah.

"Aku ga begitu kenal Devan tan, baru deket juga sekarang tan jadi belum begitu tau tentang Devan. Oh ya tan, tapi Devan tuh doyan banget ngoceh yang gak jelas tan".

"Lu kira gue apaan, lu kali tuh yang doyan ngocehh kayak burung beo". Sahut Devan dengan cepat karena dia merasa itu bukan jawaban atas pertanyaan mamahnya yang ingin diterima dan didengar oleh Devan.

"Elu tuh udah salah malah nyalahin orang lain, emang nyatanya lu kayak gitu kok dari tadi ngoceh muluu".

"Elu kali.."

"Elu..."

Sarah yang melihat perdebatan antara mereka berdua pun merasa pusing karena mereka tidak ada yang benar-benar ingin mengalah. Dan Sarah memutuskan untuk menghentikan perdebatan antara mereka berdua.
"Sudahhh, cukupp!!!". Ucap Sarah dengan sedikit berteriak.

Devan dan Dessy pun akhirnya berhenti berdebat. Devan langsung menatap ke arah mamah nya karena kaget mendengarkan mamah nya berteriak, sedangkan Dessy menundukkan kepalanya menyesal karena melakukan kecerobohan seperti tadi dirumah orang lain.

Sarah melihat Dessy yang sedang tertunduk seperti orang yang memiliki banyak kesalahan, padahal Sarah berteriak karena ingin menghentikan perdebatan antara Devan dan Dessy. Sekarang Sarah yakin jika Dessy adalah anak baik-baik dan memiliki kepolosan nya tersendiri. Sarah sekarang mulai tenang jika wanita yang disukai oleh Devan adalah Dessy. Emang Devan tidak pernah salah untuk memilih yang terbaik.

"Nak Dessy tidak papa kan? Maaf tante sedikit berteriak untuk menghentikan kalian berdebat". Tanya Sarah.

"Des lu nggakpapa kan?". Tanya Devan dengan panik.

Dessy mengangkat kepala nya, dia merasa bersalah jika terus menunduk seperti ini. Tak lama Dessy tersenyum kepada mereka.
"Iya Dessy gak papa kok tan, maafin Dessy ya kalau ceroboh". Ucap Dessy dengan memberikan senyuman manis nya kepada mereka.

"Tidak cantik, kamu nggak salah. Sudah ya jangan menyalahkan diri sendiri dan jangan berantem lagi sama Devan ya. Kalian udah besar loh masa berantem terus kayak anak kecil". Ucap Sarah untuk menenangkan situasi ini.

"Iya tante".

"Iyaa siap Mamah".

Sarah kemudian meninggalkan mereka berdua untuk mengobrol dengan baik-baik untuk mengembalikan situasi seperti semula. Tetapi yang di dapat adalah sebuah hening-an, tidak ada yang mengeluarkan suara diantara mereka berdua.

Setalah beberapa lama mereka berdiam diri, akhirnya Devan membuka suara untuk meminta maaf karena dia melihat Dessy yang sedang memasang wajah nya cemberut yang berarti dia sedang benar-benar kesal terhadap Devan.

"Des gue minta maaf, udah dong lu jangan cemberut gitu, lu tau ga sih lu kayak gitu tuh makin cute aja. Ntar gue makin sayang gimana? Yaudah nanti gue beliin eskrim lagi deh, mau kan? Mana mungkin lu nolak". Ucap Devan yang memohon maaf dan sedikit merayu Dessy.

Merayu dan berkata manis kepada seorang wanita adalah kelebihan terpendan seorang Devan. Bagaimana tidak seorang pria yang disukai banyak wanita tidak pintar dalam merayu dan berkata manis.

"Ogah gue maafin, gue pengen pulang sekarang!". Sahut Dessy dengan nada tinggi, sesegara mungkin Dessy berdiri dari tempat duduk nya dan bergegas untuk pergi meninggalkan Devan.

Dessy berjalan menuju arah pintu dengan menyimpan rasa amarah kepada Devan. "Dasar sialan, kenapa gue ketemu dia sih, terus gue kenapa harus disini , pokoknya hari ini gue sial gara-gara Devan, ihhh dasar Devan tolol si tukang nyerocos persis mulut tetangga". Ucap Dessy pelan dan sedikit memaki Devan.

Sesampai nya di depan pintu rumah Devan, dia mencari-cari kunci motor nya di dalam saku nya dan di dalam tas. Tapi hasilnya nihil, karena kunci motor nya tidak berada bersamanya. Dessy memukul kening nya pelan karena dia mengingat, jika tadi motor nya dibawa oleh Devan dan pastinya kunci motor nya berada bersama Devan.

Devan melihat dari kejauhan bahwa Dessy sedang menggeledah tas nya dan saku nya, Devan yakin jika Dessy sedang mencari sebuah kunci motor yang saat ini sedang berada bersamanya.

Dessy kemudian memilih untuk kembali menghampiri Devan dan bertanya dimana kunci motor nya tapi Devan menghiraukannya dan bergegas berdiri dan berjalan ke arah luar.

"Eh lu mau kemana, kunci motor gue mana bego?". Tanya Dessy dan tetap dihiraukan oleh Devan.

Dessy hanya menghelakan nafasnya dan segera berlari mengikuti kemana Devan pergi.

Devan sekarang sudah berada diatas motor Dessy dan dia berniatan untuk mengantarkan Dessy pulang. Mana mungkin Devan membiarkan wanita nya untuk pulang sendirian.

"Lu napa diatas motor gue, gue mau pulang. Minggir lu!". Ucap Dessy dengan nada yang cukup tinggi.

"Udah cepet naik, sekarang lu ga boleh nolak apa yang gue lakuin".

"Gila lu ya, lu tu bukan siapa-siapa gue. Minggirrr!!". Ucap Dessy berteriak karena sudah saat nya untuk meluapkan amarah ini kepada Devan.

"Cepet naik, lu tinggal naik apa susah nya sih. Gue cuma pengen mastiin lu baik-baik aja sampe rumah". Sahut Devan yang langsung menarik tangan Dessy agar dia segera naik ke motor.

"Aww, sakit Devan tangan gue". Rintih Dessy yang kesakitan karena Devan menarik nya dengan cukup kencang.

Akhirnya Dessy memutuskan untuk naik diatas motor nya dan mengiyakan keinginan Devan untuk mengantarkannya pulang.

Devan melajukan motornya dengan pelan dan mengucapkan beberapa kata maaf berkali-kali. Karena ini bukan keinginannya Devan untuk berlaku kasar atau membentak Dessy. Keinginan Devan cuman ingin mengantarkan pulang, ini tidak akan terjadi kalau Dessy tidak keras kepala seperti ini.

---

"Mendapatkanmu adalah keinginanku dan pilihanku, apapun resiko nya aku akan tetap mencintaimu"

***
TBC!
Thanks For Reading❤
Jangan lupa vote & komen ya,
Kritik dan saran kalian sangat diperlukan❤

Follow @haloindyy

My Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang