PROLOG

134 10 2
                                    

Memulai hari dengan langkah pasti,sang burung membisikkan agar hari ini menjadi hari yang bahagia untuk ku,dengan diliputi rasa haru juga senang yang tak terbendung.

Mendengar dia yang telah menyelesaikan ayat terakhir dari surah Ar-Rahman yang menjadi maharnya. Untuk Seorang pengantin yang  telah siap dengan gamis syar'i nya yang berwarna putih dengan perpaduan biru dan make-up nya yang sederhana juga dengan cadar yang dipakainya,  cantik meski yang  terlihat hanya kelopak matanya yang indah dan menyejukan hati siapapun yang memandangnya.

dia juga  nampak terharu atas alur cerita nya hingga ia bisa bersanding dengan lelaki yang selalu diharapkan di setiap lantunan do'anya.

Dia adalah khalina azalea shalihah.

SAH.... terdengar suara sautan dari luar kamarnya,pertanda dia sudah menjadi miliknya,milik seorang yang selalu singgah di setiap mimpinya dan selalu ada dalam setiap doa yang yang dia panjatkan.

Tokk...Tokk ... suara pintu terdengar,membuyarkan lamunannya
Ceklek

"Mari keluar sudah saatnya bertemu dengan suami mu" ucap seorang wanita paruh baya tulus dan mencoba menenangkan tangis haru putri kecil nya itu.

Alin  memeluk umi nya dengan erat,berharap uminya mengerti bahwa dia tidak ingin berpisah  setelah menikah.

"Sudah umi  tahu kamu tidak ingin kan jauh dari umi ,tapi kamu harus mengikuti kemanapun suamimu pergi dan harus menuruti semua perkataan suamimu itu ya,aku tetap akan menjadi umi kamu nak,rumah ini selalu terbuka bila kau ingin mengunjungi umi" ucap umiku ikut menangis di pelukanku

Sungguh aku tidak ingin jauh dari keluarga ku,mengingat usia ku yang masih 20 tahun dan sudah menjadi istri,tapi bagaimanapun aku harus menerima apa yang telah tuhan takdirkan padaku

Aku keluar dari kamar dengan dituntun umi,ada perasaan gugup dan malu dalam diriku.semua pasang mata melihatku saat ku mulai mendekati suamiku (yaelah sekarang dah jadi suami,bukan calon lagi).
Saat berhadapan denganya,hatiku tak karuan,rasanya seperti baru pertama aku mengenal nya.
 
Cerita ku bisa bersanding dengan nya,Semua berawal ketika ku pindah dari tempat asal ku di jawa timur ke jakarta. Dan aku bertemu dia yang dingin,trouble maker,dan most wanted di sekolah favorit yang ku tempati ini.

Setelah aku dan keluargaku  bersalaman dan berpamitan dengan eyang yang juga ayah dari abi ku dan selaku kyai pondok pesantren  yang kutempati ini  untuk kejakarta karna aku akan pindah kesana untuk setahun atau dua tahun setelah itu aku akan kembali ke pondok pesantren kediri ini untuk mengabdi sebagai ustadzah.

"Seng ngati-ngati ya nduk,ojo ninggalno ajaran agomo nak wes neng kono,tetep jogo tauhid lan nak iso neng ngendi wae inget karo gusti Allah
(yang hati-hati ya,jangan meninggalkan ajaran agama kalau sudah disana,tetap jaga tauhid dan kalau bisa dimana pun berada selalu ingat sama Allah)"

begitulah pesan dari eyang kepadaku.
Aku hanya mengangguk tanda aku akan selalu mengingat pesan eyang selama aku nanti pindah kejakarta.

salam cinta ikhwan masa depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang