04 Jelek

15 3 0
                                    

Hembusan angin di kota London malam ini begitu menusuk hingga ke buku-buku. Mantel tebal yang Akash kenakan rasanya tidak berguna sama sekali.

Tungkainya dia ayung dengan gontai menyusuri jalan.

"Wah bintang jatuh." takjubnya. Maniknya mengikuti jatuhnya benda asing itu.

Namun ada yang aneh, berkas cahaya itu justru semakin mendekat ke arahnya membuat Akash menyipitkan matanya.

"Eh!?"

••••

Sekarang di sinilah Akash. Duduk diam di atas sofa apartemen nya menatap serius benda di genggamannya. Panca indranya itu menyorotkan rasa penasaran yang begitu besar sekaligus kebingungan di saat yang bersamaan.

Akash menggosok-gosokan botol itu, namun tak ada asap yang keluar ataupun jin yang muncul seperti yang dia harapkan. Yang ia tahu adalah bahwa botol itu bisa ia selidiki, dan mungkin akan mendatangkan keuntungan bagi dirinya seperti di film-film yang sering dia tonton.

Akash masih menggosok-gosok botol kosong yang jatuh tepat di tangkapannya itu di tengah perjalanannya menuju apartemen.

"Sepertinya biar digosok seribu kali pun botol ini tidak akan mengeluarkan jin." Akash mendesah meletakkan botol itu di pangkuannya.

Lupa akan petuah, 'Manusia hanya bisa mempergunakan sesuatu yang ia ketahui penggunaannya,' pria itu berusaha menarik sumbat timah di mulut botol itu, "Barangkali jinnya akan keluar jika ini terlepas."

Akash pun menarik-narik penyumpal kayu itu, "Kenapa sulit sekali?! Penarik tutup botol ku kemana perginya? Sial!" suaranya terdengar pasrah, penyumpal itu benar-benar melekat dengan kuat.

'Ck! Dasar lemah!'

Rasa penasaran nya dengan benda mati itu tak kunjung berakhir. Tak jarang tangan besarnya membolak-balik bahkan menggoyangkannya dengan brutal.

'Hey! Jangan menggoyangkan nya seperti itu! Sialan kau! Kau membuat kepala ku pusing!!!'

Akash menelungkupkan botol itu, namun tampaknya kosong. Lalu, ia meletakkan dan memandangi botol itu, "Sebenarnya kau ini berasal dari mana? Kenapa kau bisa jatuh dari langit?"

'Jangan banyak tanya, cepat keluarkan aku. Hey! Jauhkan wajah jelek mu itu!'

"Ah sudahlah. Hanya untuk malam ini aku izinkan kau menumpang di sini." Akash berdiri dari duduk nya, meletakkan botol itu di nakas samping ranjang nya.

••••

Wajah Elora cekung merengut. Wanita itu terlihat benar-benar kesal dengan apa yang dilakukan oleh Akash, benar-benar tak berguna.

Karena Akash, ia gagal meloloskan diri. Seharusnya Akash tak menangkap botol -- tempat Elora terkurung. Jika botol itu pecah atau penyumpalnya terlepas, Elora akan terbebas. Elora benar-benar menyesalkan rasa penasaran pria itu yang begitu besar.

Elora tetap diam di dalam botol saat Akash meletakkannya dengan hati-hati di atas nakas samping ranjang nya.

"Kau diam dulu di sini. Aku akan mandi sebentar." ujar Akash lembut.

"Ya sudah sana pergi. Aku tidak peduli." sungutnya yang tidak akan pernah didengar oleh Akash sekeras apapun suaranya.

••••

Tubuh Akash gemetar dan bulu kuduknya meremang. Dia menyesali perbuatannya tadi, seharusnya dia tidak mandi di tengah suhu London yang begitu dingin malam ini.

Jam dinding di seberang sana sudah menunjukkan pukul 11.00 p.m yang artinya sudah waktunya manusia-manusia di Bumi menyelam ke alam mimpi. Namun, mata Akash terasa sulit untuk dipejamkan karena suhu yang begitu menusuk. Selimut dan jaket yang dia gunakan semakin dia rapatkan, berharap dapat menghangatkannya.

Akash & EloraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang