Akash memicing menatap curiga ke arah Elora yang kini duduk di depannya. Kedua pipi gadis itu bergerak naik turun selaras dengan kedua tangannya yang sibuk menyingkirkan beberapa piring dan mangkuk -- kosong menjauh dari pandangannya. Jumlah piring dan mangkuk itu tidak main-main, ada 10 buah banyaknya. Masih terekam jelas di ingatan Akash, Elora yang mengabaikan setiap pertanyaannya dan dengan tidak tahu malu, justru meminta makan, 'Aku lapar. Aku ingin makan. Apa kau punya makanan?'
'Tidak tahu malu', pikirnya. Baru kali ini Akash bertemu wanita yang tidak tahu malu seperti Elora. Tapi, tidak dapat dipungkiri bahwa Akash terpesona pada paras cantik Elora.
"Aku tahu kau sedang terpesona pada ku." Akash terlonjak terkejut mendengar cibiran Elora yang sayangnya sangat benar. Bahkan Elora tahu bahwa sedari tadi Akash menatapnya dengan tatapan kagum, tanpa menoleh sedikit pun. Hebat bukan?
"Ck! Itu hanya perasaan mu saja. Aku tidak tertarik sama sekali dengan mu." sangkalnya.
Elora mendongkak sambil mengayunkan sendok, "Benarkah? Cih! Dasar jelek."
Tentu saja Akash tak terima! Harga dirinya sebagai pria tersenggol. Hey! Tidak tahukah Elora bahwasanya Akash adalah pria paling tampan seantero kota London - menurut dirinya sendiri - belum lagi banyaknya wanita mengantre mendapatkan hatinya. Yah walaupun, 98% dari mereka kini berbalik arah meninggalkan Akash dengan cap 'pembawa sial'.
"Ck! Mengacalah, nona. Kau sama jeleknya dengan ku."
Elora mengangkat sebelah alisnya menatap Akash, "Kau baru saja mengakui bahwa kau jelek."
Akash kalah lagi oleh Elora. Sial! Mau ditaruh di mana gengsinya yang setinggi langit ini?
Akash hendak membuka mulutnya untuk menyangkal perkataan Elora, tapi gadis itu begitu cerdik mendahuluinya.
"Ya ya ya! Terserah kau saja. Aku masih lapar."
Mulut Akash menganga tidak percaya mendengar apa yang baru saja Elora katakan. Apa dia bilang? Masih lapar? Lambung wanita itu seluas apa? Apakah ususnya sepanjang jalan tol? Ckckck.
"Kau masih lapar? Hey! Kau sudah menghabiskan lebih dari 10 piring dan mangkuk di apartemen ku ini. Belum lagi jatah makanan ku yang kau renggut habis dan kau mengatakan masih lapar?" Elora hanya menganggukkan kepalanya sebagai balasan.
Akash menggelengkan kepalanya. Sungguh ajaib wanita di depannya ini.
"Kau cari saja sendiri sana! Dasar tidak tahu diri. Masuk rumah orang tanpa izin, meminta makan, mengataiku jelek dan sekarang kau meminta tambah? Dasar wanita aneh!"
Kesal, sangat kesal! Kekesalan Akash sudah di ubun-ubun. Wanita tidak tahu diri yang pernah Akash kenal seumur hidup nya. Akash beranjak dari ruang makan dan melenggang pergi ke kamarnya.
"Hey! Aku masih lapar!" teriak Elora yang bahkan tidak memedulikan kekesalan si tuan rumah.
Akash membanting pintu kamarnya dengan keras. Wajahnya sudah benar-benar memerah menahan kekesalannya pada Elora. Wanita yang asalnya entah datang dari mana itu.
Kenapa tidak Akash usir saja? Hey! Akash tak setega itu mengusir seseorang. Belum lagi penampilan wanita itu sedikit memprihatinkan.
"Tsk! Aku menyesal kenapa aku tidak mengusirnya saja! Dasar wanita tidak tahu diri! Datang en.."
"Siapa yang kau bilang tidak tahu diri?!" tuntut Elora.
Kepala Akash memutar mencari sumber suara dan ketemu! Wanita cantik berwajah polos itu duduk dengan tenangnya di atas sofa. Mata Akash membulat terkejut.
"Ba..bagaimana kau bi..bisa masuk ke kamar ku?" tanyanya gagap. Akash tidak percaya dengan ini semua! 'Apa aku mengalami gangguan kejiwaan? Ini semua pasti halusinasi!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Akash & Elora
FantasyMelihat warna hitam dan putih membuat orang suka menghakimi. Hitam sering diasosiasikan sebagai hal buruk. Sekali lagi, tak selamanya hitam itu buruk. Buang anggapan bahwa Putih tidak selamanya jelas.