08. Cantik

9 2 0
                                    

Akash mengetuk-ngetukkan jari telunjuk nya bosan. Kejenuhan yang ia rasakan sudah menggondok sebesar mengkudu, menunggu wanita yang kemarin seharian telah mengganggu ketentramannya di akhir pekan bisa membuatnya menua sebelum waktunya. Ya walaupun hari ini juga termasuk akhir pekan atau hari libur atau hari dimana Akash dapat merasakan kebebasan dari pekerjaan atau hari apalah itu namanya, yang penting Akash bebas.

30 menit yang berharga telah berlalu dengan sia-sia. Percayalah laki-laki itu sudah teramat sangat kesal.

"Tck! Dasar lamban!" keluh nya kesal. Akash berdiri dari duduk nya, berniat menghampiri Elora. Pria itu menyesal telah mengajak Elora makan malam di luar. Hello! berganti pakaian tidak perlu selama ini bukan?!

"Hei! Wanita aneh! Kenapa kamu membutuhkan waktu yang sangat lama hanya untuk berganti pakaian?!" teriakan Akash begitu memekakan telinga. Jika saja ada orang di samping nya sudah berdengung gendang telinga orang tersebut dibuat.

Saat ini Akash berada tepat di depan pintu kamar yang ditempati Elora. Tangannya bersiap-siap mengayun ingin memegang gagang pintu. Tapi sebelum menyentuhnya, gagang pintu kamar itu sudah ditarik terlebih dulu dari arah yang berlawanan.

Ceklek

Tepat setelahnya, dunia Akash rasanya  bersinar terang. Pesona yang dipancarkan begitu menyilaukan mata. Bagaimana bisa gadis secantik model-model victoria secret terdampar di Apartemennya?

Akash tidak bisa berkata-kata, ini begitu mengejutkannya. Ia diam dengan mulut yang sedikit terbuka. Pikirannya berkelana kemana-mana, 'siapa wanita cantik ini?' sambil menerka-nerka, pandangan Akash masih saja tertuju ke depan.

Sedetik kemudian, Akash langsung menggelengkan kepalanya saat teringat satu kata yaitu Elora.

"Apakah ada yang aneh?" Elora menatap Akash bingung.

"Shit! Holy shit!" umpat Akash sambil menoyor-noyor kepalanya.

"Kamu baik-baik saja kan? Mata mu tadi sampai juling begitu melihat ku."

Ini begitu memalukan! Mau ditaruh di mana muka nya yang tampan ini?

"Jangan mengada-ngada, mana mungkin aku begitu."

Elora semakin kebingungan, kenapa Akash terdengar merajuk? Dari pada pusing memikirkan jalan pikiran Akash, Elora berlalu meninggalkannya dan berdiri menghadap cermin besar di dekat pintu keluar.

Ekor mata Akash mengikuti arah perginya Elora. Bagaimana bisa gadis itu bisa membuatnya seterpesona ini?

"Mengaku saja lah, kamu terpesona oleh ku kan?" tebak Elora mengejek, gadis itu sibuk membolak-balikkan badannya menghadap cermin.

"Jangan berhalusinasi nona." Akash meninggalkan Elora, ia menutup pintu dengan kesal.

••••

"Apa aku terlihat aneh mengenakan pakaian ini?" Elora memulai pembicaraan setelah mereka turun dari bus. Saat ini mereka -Akash dan Elora - sedang berjalan menuju restoran sederhana di ujung perempatan jalan.

Akash menghentikan langkahnya, ia memerhatikan penampilan Elora dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ka.rena hal tersebut, Elora merasa sedikit salah tingkah.

"Hmm tidak, biasa saja." kenapa dia secantik itu? Shit!

"Benarkah? Waktu kita di benda persegi panjang yang bergerak tadi orang-orang terus memerhatikan ku." terlihat jelas saat ini Elora sedang salah tingkah, terbukti dari wajahnya yang bersemu merah.

Akash memutar bola matanya, ia berusaha sekuat mungkin untuk menunjukkan ketidaktertarikannya pada wanita itu, "Mungkin mereka terkejut melihat wanita senorak dirimu."

Akash & EloraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang