"Renjun!! Heh bangun!!""Renjun bangun dong!!"
"Weh geblek! Tolong banget ini mah!"
"Ya Tuhan.. salah apa gue punya temen se-kebo ini..."
Semua itu adalah misuhan Haechan di pagi hari yang cerah ini. Haechan udah berusaha banget buat bangunin Renjun dari tidur lelap nya sekitar 10 menit yang lalu. Tapi hasilnya? Ga ada.
Renjun tuh kalau udah tidur emang paling susah di bangunin. Sampe yang ngebanguninnya emosi sendiri, kayak Haechan sekarang ini. Dengan langkah berani, Haechan jalan ke arah kasur dimana Renjun tidur dan numpahin air ke muka Renjun. Bener bener langsung dari botolnya.
"HAH HAH BANJIR!!" Teriak Renjun kaget
"HAHAHA! MAKANYA KALAU DI BANGUNIN BAIK BAIK TUH LANGSUNG BANGUN!"
"Anjir lo Chan! Ga ada perasaan banget bangunin gue pake numpahin air segala!" Renjun sadar dari keterkejutannya dan langsung misuh ke perusuh yang ngerusak pagi nya.
"Gue udah bangunin lo pake perasaan ya! Lo nya aja yang gabisa dikasih perasaan! Bawaannya ngelunjak aja."
"Sialan banget lo Chan! Lo kan tau sendiri gue baru balik jam 4 pagi tadi. Sekarang masih jam 8, lo udah bangunin gue. Ya jelas aja gue ga kebangun."
"Ya makanya Pea! Siapa suruh malah tidur ditempatnya Hendery?!"
"Ya namanya diajak? Kenapa ga di iyain? Lagian Hendery ganteng. Ga baik nolak rejeki."
"Anjrit lo ya! Lo kapan sih mau berhenti Ren? Korban lo udah banyak banget loh."
"Nanti.. tunggu dapet hidayah."
TOK TOK TOK
Renjun dan Haechan langsung bertukar pandang, pas pintu kamar asrama mereka berdua diketok dari luar, dengan malas Haechan bangun dari tepi tempat tidur Renjun dan ngebuka pintu kamar asrama mereka.
"Siapa ya?"
"Yeonjun."
"Oh iya.. ada apa ya?"
"Renjun nya ada?" Haechan diem diem mutar bola matanya. Kejadian kayak gini emang udah sering banget terjadi.
"Ren! Nih bucin lo dateng."
"Enak aja lo Chan! Ogah gue punya bucin macem dia"
"Bacot bener sih bocahnya. Sebentar ya Yeonjun.."
Haechan ninggalin Yeonjun didepan pintu dan giliran Renjun yang nemuin Yeonjun.
"Kenapa lagi?"
"Ren.. please..."
"Apa? Gue udah bilang kan kemaren? Kita putus Jun. Kita ga pernah dan ga akan cocok,jadi keputusan gue itu udah yang terbaik."
"Ren please gue mohon. Kasih gue kesempatan sekali lagi."
"Engga Jun, keputusan gue udah final."
"Ren gue moh-- BLAM"
Renjun banting pintu asrama itu sebelum Yeonjun selesai ngomong. Renjun udah muak banget sama orang orang kayak Yeonjun. Orang orang yang ngemis cinta nya.
Dengan sikap gak pedulinya, Renjun jalan ke arah dapur dan bikin Nasi goreng seadanya buat dia dan Haechan sarapan. Haechan udah siap duduk di meja makan pas Renjun ngehidangin Nasi goreng yang super wangi itu.
Mereka makan dengan khidmat dan tenang, sampai Haechan buka suara.
"Jadi mau sampai kapan?"
"Apaan?"
"Kayak gini, Mainin perasaan orang."
"Entah.. mungkin ga akan pernah berhenti?" Jawab Renjun acuh
"Ren.."
"Chan, please stop. Gue juga gatau kapan bakal berhenti. Gue masih belum ketemu orang yang tepat untuk bikin gue berhenti."
"Oke, tapi kan lo bisa putusin mereka dengan cara yang lebih halus atau lebih sopan."
"Chan, gue gini gini tuh punya manner. Cara gue memperlakukan orang tuh tergantung gimana sikap orang itu. Jadi kalau gue kasar sama itu orang, lo tau pasti tuh anak ada yang ga bener."
"Tapi gue kasihan.."
"Ya sama, gue juga gaenak sebenernya."
"Makanya stop."
"Chan! Jangan bikin bete deh."
"Iya iya.. gue diem deh, tapi mungkin lo bisa ngurangin main perasaan orang Ren.."
"Iya gue coba." Renjun balas dengan malas, dia terpaksa jawab iya karena pasti Haechan bakal terus ngomong sampai Renjun jawab iya.
"Oh ya, by the way besok lo ada acara?" Tanya Haechan sambil memakan sosis masakan Renjun
"Besok? Free kayaknya. Kenapa emang?"
"Ikut gue yuk?"
"Kemana?"
"Party."
"Wih? Party.. ayo lah, kalau party mah ga mungkin nolak kan gue."
"Giliran kayak gini aja lo semangat." Haechan bersungut
"By the way, party nya siapa Chan?"
"Launching Brand baru Lee Corp sama Jung Industries." Jawab Haechan santai. Renjun yang denger sohibnya nyebut dua perusahaan raksasa tersebut kontan bengong.
"Lah? Lee corp? Jung Industries? Hah gimana chan?" Jangan ditanya, Renjun tentu aja kaget.
Renjun sama Haechan itu emang bukan berasal dari kalangan rakyat jelata. Ya tapi ga kaya kaya banget juga. Sederhana lah intinya.
"Ini acara formal Ren, ngerayain kerjasama dua perusahaan raksasa itu. Gue di undang."
"Kok bisa?!"
"Inget Mark?"
"Gebetan lo? Yang udah lama lo taksir tapi dia nya takut mulu setiap ketemu lo?"
"Bangsat. Tapi iya bener, yang itu. Hubungan gue sama dia udah menemukan titik terang Ren. Gue diundang sama dia."
"Cih, emang dia siapa anjrit?! Berani banget ngundang lo."
Haechan masang wajah datar ke Renjun.
"Ren, dia anak dari ownernya Lee Corp." Jawab Haechan dan mau ga mau, suka ga suka, Renjun keselek nasi goreng buatannya sendiri.
"Anjir?! Lo punya gebetan tajir melintir?! KOK GUE BARU TAU SEKARANG?!"
"Ya makanya masuk kelas! Biar ga ketinggalan gosip. Sibuk menelin cowok orang mulu sih."
"Bangsut. Tapi kok lo ngundang gue Chan? Emang boleh?"
"Boleh. Kata Mark gue boleh ajak seorang, buat nemenin gue kalau Mark lagi ngomong sama kolega bisnis nya."
"Mark bakal jadi CEO nya?"
"Bukan. Dia punya kakak cowok, kakaknya yang jadi CEO. Yang nerusin perusahaan bokap mereka tuh kakaknya, Mark lulus nanti bakal jadi dokter. Megang Rumah Sakit punya Lee corp juga."
"Lah iya, Mark itu mahasiswa kedokteran ya? Lupa gue. Tapi lo kenapa ngajak gue Chan?"
"Ya biar ada temen yang sama kampungannya aja sama gue."
"Kurang ajar. But okay, Jam berapa besok?"
"Jam tujuh. Besok kita dijemput sopir nya Mark."
"Ih asik, ga keluar ongkos."
"Jelata amat sih."
"Berisik."
TBC.
Hahahaha aku bawa story baru, kenapa? Ya gapapa pengen aja.
Kali ini, aku bawa couple crackpair karena aku anaknya suka ngide dan suka couple couple antimainstream.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's hard to be playboy
Fiksi PenggemarHanya kisah seorang pemuda Manis idaman mahasiswa mahasiswi Neo Culture University. Bukan sering lagi Renjun memainkan perasaan orang orang, karena itu Renjun bisa dibilang Seorang Playboy! Tapi apa yang akan Renjun lakukan jika ia dihadapkan oleh d...