Kesalahan itu kembali terulang. Untuk yang kesekian kalinya, aku membuat yang kuanggap berarti pergi tanpa cerita.
Bukan salahmu, tapi ini tentang egoku. Ego dan keras kepala yang tak ingin kalah dari siapa pun. Aku tahu, ini salah. Tapi aku terus melakukan kesalahan yang sama meski semua itu akan kembali membawaku pada luka.
Jangan benci aku karena egoku, aku bahkan tak tahu cara menjaga karena sejak kecil aku diajarkan untuk melukai.
Lihat, tak ada yang peduli. Meski aku sekarat dalam diam tak ada satupun yang menoleh. Aku ini apa, siapa, bagaimana mungkin orang sepertiku bisa menjadi orang baik, sedangkan hidup memintaku tak peduli pada apapun.
Maaf, tapi aku memang bukan orang baik yang akan berpura-pura hanya untuk membuatmu bahagia. Aku tidak semunafik itu. Aku lebih suka jujur meski dengan begitu akan banyak yang terluka.
Jangan lupakan satu hal, aku ini manusia tanpa hati, semua yang kulakukan hanya untuk menghargai, karena tak ingin kau terluka lebih dalam lagi.
-
-
Semoga suka. Ini hanya caraku menghibur diri. Tak lebih
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Hati
Poetry"Ketika bibir bungkam seribu kata. Hanya jari yang mampu mengungkapkan semua rasa." Aku menuangkan semuanya. Tentang hati dan rasa yang pernah kau tinggal hingga ia mati secara perlahan. Goresan aksara membuatku berani mengungkapkan segalanya. Menua...