Dia

8 2 0
                                    

Aku pun berjalan ke arah luar sekolah, lagi - lagi Jordan menawarkan untuk mengantar aku

"Ngapain coba" kata aku kesel sebel sambil pasang wajah terjelek selama hidup aku

"Anter kamu pulang, kan tadi udah jemput?" Kata dia sambil mengulurkan helm

"Gak harus juga, kasian angkotnya ga dapet rejeki" kata aku sambil menunjuk ke arah jalan

"Rejeki itu uda di tangan Tuhan, ayo naik" kata dia sambil memberikan kode dengan anggukkan kepala ke arah belakang

"Tapi.. " kata aku spontan berhenti

"Kamu mau diary kamu.." kata dia sambil menunjukkan diary aku

"Ya.. Ya.. Ya.." kata aku sambil mengikuti maunya

Lama lama sebel juga dia selalu ungkit diary aku untuk mengiyakan kemauannya, sesampainya di rumah awalnya dia ingin mampir, tapi aku bilang untuk lain kali karena aku banyak tugas di rumah

"Oke, laen kali kita harus jalan ke luar" kata dia sambil melambaikan tangan

"Ya.. Aku masuk ya" kata aku sambil menutup pagar dan langsung masuk ke rumah

Ibu nampaknya penasaran dengan Jordan, setelah aku masuk ibu langsung menghadang aku

"Siapa? Kok kayanya kamu akrab" kata ibu mengikuti langkah aku

"Temen bu" jawab aku sambil menurunkan tas aku ke sofa ruang keluarga

"Hmm.. Masak teman antar jemput kamu, inget Net kamu itu masih sekolah, jangan fokuskan di tempat laen selain pelajaran" pesan ibu sambil menahan bahu kanan aku dengan tangan kanannya

"Hadeh bu, Netta tau" jawab aku sambil membalikkan badan

"Tapi ganteng Net" kata ibu sambil senyum - senyum

"Hadeh.. Ibu itu katanya tadi gak boleh" kata aku kesel sambil mengelap muka aku dengan tangan kanan aku

"Tapi.. Kamu ga suka sama dia?" Tanya ibu penasaran sambil menarik tangan kanan aku ke arah dada ku

"Amit amit bu, dia itu kelakuannya minus" jawab aku sambil menggelengkan kepala dan menyipitkan mata

Aku pun berganti pakaian lalu makan dan menonton tv, gak beberapa lama ada sebuah pesan masuk di hp aku

"Siapa ya?" Jawab aku penasaran

"Jordan, siapa lagi? Kangen gak sama aku" jawab dia dengan emotikon senyum

Aku gak balas chat itu, tak lama kemudian ada telepon. Sengaja aku tidak angkat, tapi telepon itu tak berhenti henti

"Udah deh Dan, jangan ganggu.. Aku.." kata aku sambil mengangkat telepon itu

"Eh.. Ini bapak, motor bapak bocor, tolong kamu ke sini ya?" Kata bapak dengan kaget

"Maaf pak, Netta kira teman Netta" jawab aku dengan bingung

Entah kenapa, aku menjadi sensitif bila semua berkaitan dengan Jordan, buat ku dia terlalu menyebalkan

"Bapak pulang, kamu tunggu motor bapak ya? Bapak tidak bawa uang" kata bapak sambil meminta kunci motor

Tak lama bapak pulang, entah ada angin apa Rudi juga menambalkan motornya di tempat yang sama

"Manusia ini lagi" kata aku sambil memalingkan muka

"Apa.. Belum belum uda nyolot" kata dia sambil mendorong motor ke arah aku

"Kalau motor aku gak bocor, ogah aku di sini" kata aku sambil menghela nafas panjang

Semu Adalah Kamu.. Nyata Adalah Rasaku.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang