semua terlalu cepat berakhir

20 2 3
                                    

Cerita bagian ini rasanya tak ingin aku kenang, entah mengapa ini yang selalu membuat aku ragu mengenal hangatnya cinta. Yups, tanpa aku tahu ternyat ibu aku mengidap penyakit berbahaya seperti kangker

" Ibu.. kenapa tidak pernah cerita dengan kita?" Kata bapak sambil meneteskan air mata

Kulihat kakak ku dari jendela kamar terus menghisap asap tebal yang keluar dari alat yang dia bawa dengan aroma lemon, kesukaan ibu di lantai dasar

" Nak.." panggil ibu aku sambil menatap aku sayu

"Ya Bu.." aku berjalan mendekat dan menggenggam tangannya

"Ibu selalu bangga dengan kamu" kata ibu ku sambil terbatuk batuk

" Maaf.. mba..pak.. ibu butuh istirahat, besok akan segera diberitahukan jadwal operasinya" kata suster sambil mendorong pelan kami

" Tapi sus.."  kata bapak terhenti karena ibu mengangguk pelan

Kami keluar dan menemui dokter, dari dokter pun ternyata ibu sudah menjalani kontrol 2 tahun setelah ibu selalu mengeluh bahwa di kepalanya terasa ada ulat yang berjalan

" Kami sudah melakukan serangkaian pemeriksaan, 7 bulan lalu saya sudah sampaikan hasilnya" kata dokter sambil memperlihatkan hasil CT scan dan data data rekam medis ibu

Kami seakan tak percaya ibu yang selalu ceria, ternyata memiliki penyakit separah ini

" Kami sudah menyarankan ibu untuk operasi setelah hasil ini keluar, tapi ibu memilih menunda" kata dokter dengan ekspresi datar

"Jadi istri saya sudah berobat 1,5 tahun ini?" Kata bapak sambil terus mengamati hasil pemeriksaan ibu

" 2 tahun pak, karena keakuratan itu di dapatkan setelah ibu rutin memeriksakan 1.5 tahun terakhir" kata dokter menunjukkan awal gejala dan tanggal ibu periksa

Aku yang tak kuat memilih turun untuk menemui kakak ku di bawah, tapi..

" Gimana keadaan ibu?" Kata kakak kwatir

" Ibu harus tinggal di rumah sakit" kata aku pelan

" Kenapa.. bukannya ibu hanya sakit kepala?" Kata kakak bingung

"Bukan.. " kata aku terhenti seakan terkunci

"Bukan..apa? Apa sakit ibu Net?" Kata kakak dengan nada penasaran

Aku hanya memeluknya dan menangis, dia yang bingung membelai rambut aku untuk menenangkan aku. Tak lama, bapak pun turun menemui kami

"Kalian pulang dulu, bawakan baju ganti untuk bapak dan ibu. Malam ini bapak akan menginap" kata bapak dengan suara pelan

Kakak ku tanpa berucap menggandeng aku menuju parkiran dan melaksanakan perintah bapak. Aku meminta ijin untuk tinggal di rumah, sementara kakak kembali ke rumah sakit untuk mengantar yang di pinta oleh bapak

"Hei.." sebuah pesan tampak di hp aku

Aku tak langsung membacanya, tapi pesan lain datang dan kali ini perhatian aku teralih di Hp

"Halo En" kata aku pelan

"Net.. kamu ko nangis?" Kata Eny kwatir

Malam itu terlalu panjang aku lalui, setelah aku cerita.. Eni berpamitan dengan orang rumah dan menginap di rumah aku

"Gak.. aku gak kenapa Napa" kata aku saat dia datang lalu memeluk aku

"Sabar ya Net.. ibu pasti kuat" kata dia sambil mengelap air mata di pipi aku

Kami pun lanjutkan cerita di kamar aku, seakan hari itu ku tumpahkan semuanya.. Jordan, rakun Alaska dan pertandingan basket. Begitu juga dengan Eny, ternyata hatinya sudah tertambat dengan ketua OSIS di sekolahnya

Semu Adalah Kamu.. Nyata Adalah Rasaku.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang