Heboh. Satu kelas heboh karna kabar gue dan Taeyong pacaran. Gue bahkan belum cerita ke siapa-siapa. Wah, parah sih fansnya Taeyong gercep banget.
Padahal gue sama Taeyong sengaja gak cerita-cerita biar gak heboh. Ya tapi karna udah ketauan, kita gak jadi backstreet.
Doyoung tambah sepet aja ngeliat gue. Tadi pagi aja waktu gue baru dateng, gue udah diomelin karna kelas masih ada debunya.
"Benerin gak!" kata Doyoung setengah teriak.
"Ya ampun Doy, kesenggol dikit doang gambar lo."
"Gue gak mau tau ya! CEPETAN!"
Karna males mendengar omelan Doyoung yang gak akan ada habisnya, gue membenarkan posisi kanvas yang dipajang di dinding.
"Masih miring!"
"Benerin sendiri apa nyet!" kata gue yang udah mulai tersulut emosi.
"Wah ngajak ribut ya lo?" Doyoung berjalan menghampiri gue.
Doyoung ikut ekskul bela diri, kalo gue kena tampol, gue bisa bonyok.
Tapi di luar dugaan, dia cuma berdiri di depan gue. Berbicara tanpa suara. Lalu dia berbisik, "Gue gak suka lo,"
Setelah itu Doyoung keluar kelas dan gak balik sampe jam istirahat.
"WADAW YANG PACARAN ANGET BANGET TUH!"
"HADOOH PEPET PEPET TERUSS!"
"TRAKTIR BISA NIH BOSQUE!"
Gue cuma bisa merotasikan kedua bola mata gue. Itu teriakan temen segengnya Taeyong. Ada Doyoung, tapi dia cuma senyum doang.
"Yut, berisik tau gak?" kata gue kesel.
"Hari ini hari patah hatinya siswa SM High School." kata Jaehyun sambil ketawa.
"Eh Fah, traktir dong. Hanamasa sabi kali," kata Yuta dengan gak tau diri.
"Ya elah missqueen kalian. Eh Jae, waktu lo jadian sama Rose juga hari patah hati siswa SM ya." kata Taeyong.
"Iyalah Rose cantik, lah gue HAHAHA.."
"Cantik doang gak cukup, kelakuannya harus baik juga. Kamu tuh definisi cantik sesungguhnya." kata Taeyong.
Temen segengnya Taeyong menampilkan ekspresi jijik. Gue bahkan merasa aneh. Seorang Lee Taeyong yang mukanya dingin tiba-tiba bilang hal cringe kaya gitu?
"Yong, sumpah bucin banget!" ledek Johnny.
"Jijik asli, lo kerenan dikit apa." timpal Lucas.
Gue terkekeh, "Belom tau aja chatannya Jaemin atau gak si Yuta sama gebetannya. Bikin muntah hahaha,"
"Btw, pada ngapain dah rame-rame gini?" tanya Taeyong.
"Kantin lah bro, jajan kuy!"
"Cewe gue gimana?"
Doyoung mengangkat tangannya, "Sama gue aja!"
"Yakin? Berantem gak?"
"Gak kok, Doyoung lagi mode baik." jawab Doyoung.
Bisa aja sih gue ikut mereka ke kantin, tapi masa iya bareng 18 cowo yang gantengnya gak manusiawi... Yang ada malah gue dihujat sana-sini.
Doyoung ngambil kotak bekelnya lalu makan di sebelah gue. Sebenernya gue juga bawa bekel, tapi males aja ngeluarinnya.
"Mau roti, Fah?" tawar Doyoung.
Gue menggeleng lalu mengeluarkan bekel yang gue letakkan di kolong meja. "Gue bawa bekel."
"Fah, abang gue lagi nulis buku baru."
Perkataan Doyoung sukses membuat gue menghentikan kegiatan yang sedang gue lakukan. Gue menatap Doyoung dengan tatapan berbinar, "Serius? Buku tentang apa?"
"Intinya ada sepasang kekasih yang hubungannya baik-baik saja lalu tiba-tiba perempuannya kecelakaan dan lupa ingatan. Perempuan itu juga lupa akan kenangan yang dibuat bersama kekasihnya."
Gue merasakan sesuatu yang aneh. Gue merasa kalo cerita tadi gak asing. Ah, mungkin karna gue kebanyakan baca novel jadi bingung kalo menemukan ada ide cerita yang serupa.
"Diterbitin gak Doy?" tanya gue penasaran.
"Iya, cuma gak masuk toko buku."
"Kalo kak Gong Myung buka po, bilang gue ya."
Doyoung senyum lalu mengangguk.
Gue memberanikan diri untuk menatap Doyoung dengan waktu yang lama. Kenapa dia punya dua kepribadian yang bertolak belakang? Kadang suka marah, kadang juga baik banget.
Tanpa gue sadari, Doyoung tau kalo gue lagi liatin dia. Doyoung pun terkekeh, "Lo serem juga ya kalo lagi ngeliatin orang."
"Siapa juga yang ngeliatin lo?" kata gue sambil menatapnya sinis.
"Gue gak bilang kalo lo ngeliatin gue,"
Gue cemberut. "Tapi Doy, bisa gak kalo lo baik terus kaya gini? Gue suka kalo lo kaya gini."
Doyoung menyentil dahi gue pelan, "Lo itu kalo gak digalakin nanti malah ngelunjak!"
Dejavu.
Doyoung melanjutkan, "Lagian lo itu udah punya Taeyong. Gak usah ngomong gitu, kalo gue baper kan lo gak bisa tanggung jawab."
"WIHH AKUR!" teriak salah satu temen gue, Siska.
"Adem kan kalo gini liatnya," timpal Rahma.
"Eh tapi jangan akur-akur, nanti kelas jadi sepi hehe.." kata Yasmin dengan senyum.
Gue menghela napas, "Akur salah, berantem salah... Jadi gue sama Doyoung harusnya gimana?"
Tiba-tiba Jaemin menyahut, "Berantem aja biar nanti dari benci jadi cinta uhuy!"
"Cinta-cinta, inget Alifah punya siapa," kata Taeyong sambil berjalan menuju tempat gue. Tadi dia sempet mukul bahu Jaemin dan Jaemin langsung kabur.
"Doy, lo gak suka kan sama cewe gue?" tanya Taeyong memastikan.
Doyoung menggeleng, kemudian tersenyum. "Tenang Yong, gue masih nunggu dia kok. Alifah kan punya lo, masa gue rebut?"
Dalam hati, gue penasaran setengah mampus sama siapa "dia" yang dimaksud. Jadi Doyoung udah punya pacar apa gimana?
Yuta menepuk bahu Doyoung, "Semangat nunggu dia ya... Jangan maksain diri, lo juga berhak bahagia Doy."
Oh jadi Yuta tau sesuatu? Gue harus tanya sama dia.
•••
Harusnya update kemaren tapi gue keasikan baca wp gd, seru bangett huhu nyesel baru baca skrg :(
Jangan lupa di vote gengs :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoria [Taeyong • Doyoung NCT] ✔
Fanfiction[Bukan bxb ya gengs] Selama ini gue merasa hidup gue baik-baik saja. Tetapi setelah membaca buku yang dikarang oleh penulis favorit gue, gue merasa ada sesuatu yang hilang dari hidup gue.