Sepuluh

239 30 12
                                    

Acara dimulai pukul setengah delapan, tapi karena ada sedikit kendala jadi acara mulai pukul delapan tepat.

Setelah kepala sekolah dan ketua pelaksana acara memberi sambutan, tibalah saatnya geng cowo gue tampil. Para siswi langsung merapat ke depan.

Tubuh gue gak tinggi banget, jadi gue gak bisa ngeliat mereka dengan jelas. Padahal gue suka kalo liat Yuta lagi dance, karismanya langsung keluar. Sebenernya gak Yuta doang, semuanya!

"Gak rusuh ya, kalo rusuh kita gak jadi tampil." kata Haechan memberitahu.

Yuta yang melihat gue gak ada di barisan paling depan langsung mengambil mic yang dipegang Haechan. "Fah depan dong sini, gue lagi ganteng nih."

Atuy minta digebuk, gue kan malu..

Gue cuma bisa mengangguk sambil misuh-misuh tanpa suara.

Suara intro lagu pun dimulai, mereka mulai menari mengikuti irama. Ini kalo gue gak inget gue dimana kayanya gue udah teriak-teriak.

Yaiya masa cowo gue pas jadi center malah ngedipin gue?!

Terus... Doyoung senyum dong ke gue, lucu banget kaya kelinci bikin gemes :(

Mereka cuma dance dua lagu, tapi mampu membuat gue modar di tempat. Terus nih ya pas mereka udah selesai tampil, Yuta memberi isyarat agar menemuinya di belakang panggung.

Gue menggeret Yasmin untuk ikut bersama gue. Karna si Rahma sama Siska lagi sibuk ngumpul. Mereka ikut lomba gitu dan peserta lomba disuruh ngumpul tadi.

"Ehh ini mau dibawa kemana gue?" tanya Yasmin yang mencoba melepaskan tangan gue dari tangannya.

"Ketemu Jaehyun, ayok ah."

Yasmin menghempaskan tangan gue tiba-tiba, "Gak mau! Apa sih!"

Gue berdecak, "Gak usah drama sok nolak gitu ah, ayo lo mau tau kan dia masih sama rose apa gak? Ya ayo buktiin."

"Masih, gue tau."

"Sotoy ah elah, ayo temenin. Ketemu 21 cogan ini kita," bujuk gue.

"Ada Jeno?"

"Ya ada dodol, ayo makanya!"

Setelah perdebatan yang tidak berguna itu, Yasmin akhirnya mau nemenin gue.

Begitu sampe di belakang panggung, Yasmin langsung menghambur ke Jeno. Gue mengedarkan pandangan untuk mencari Taeyong, tapi gue malah dikejutkan oleh Yu– eh Doyoung?

"Keren gak gue?" tanyanya.

"Gimana ya hm biasa ah,"

"Ah masa?"

Gue senyum, "gak deng, keren. Lo sering-sering senyum kaya tadi ya Doy, gue seneng liatnya. Adem gitu hahaha,"

"Adeem banget iyaa," tiba-tiba Taeyong ada di sebelah gue.

"Udahan ya, pawangnya dateng." pamit Doyoung.

Taeyong membawa gue pergi ke taman belakang sekolah. Suasananya sepi karena para siswa ada di lapangan dan sebagian ada yang melihat lomba yang sedang berlangsung.

Gue dan Taeyong duduk di bawah pohon yang rindang. Anginnya sepoi-sepoi bikin ngantuk.

"Gimana?" tanya Taeyong.

"Apanya yang gimana?" tanya gue balik.

"Ya tadi itu di panggung."

Gue tertawa pelan, "Oh bilang dong, keren banget! Tapi jangan sering-sering ngedip gitu ya, kasian yang ngeliat nanti kalo mati mendadak gimana?"

Taeyong cemberut, "Emang sejelek itu?"

Gue menatap Taeyong bosan, "Yong, sebenernya kamu tuh sadar gak sih kalo ganteng?"

Taeyong menggeleng.

"Yaudah ya aku kasih tau, kamu tuh ganteng parah. Jadi gak boleh sering-sering ngedip apalagi senyum,"

"Kalo sama kamu boleh?"

Gue nyengir, "Jangan keseringan ya, nanti aku modar."

Taeyong mengusak rambut gue, "lucu banget kamu ih. Besok David ultah, dateng ya? Oh iya btw tadi kamu sama Doyoung ngomongin apa?"

"Gak ngomongin apa-apa, dia cuma nanya tadi keren atau gak."

"Aneh, gak biasanya dia nanya gitu, ke cewe lagi."

"Ke Sejeong pernah kali," kata gue santai, tapi di hati gue terbersit rasa gak suka.

"Mau disini aja apa gimana?" tanya Taeyong.

"Sini aja dulu, aku bete. Mau nanya dong, Jaehyun masih sama Rose?"

"Masih lah, Jaehyun sayang banget gitu sama Rose. Emang gak keliatan?"

"Dih brengsek," kata gue.

"Kenapa? Dia deketin kamu?"

Gue menggeleng, "bukan, temen aku."

"Mau ketemu Jaehyun?" tawar Taeyong.

"Nanti, aku masih kesel. Aku takut reflek nampar Jaehyun."

Taeyong bergidik ngeri, "ih serem, mainnya nampar."

Gue nyengir, "Hehe, itu kalo temen aku disakitin. Tapi kalo aku disakitin biasanya aku diem."

"Jangan diem,"

"Nanti biasanya diwakilkan oleh Yuta."

Taeyong senyum, "Yuta sesayang itu ya sama kamu?"

"Iya, tapi jangan salah paham ya. Dia emang sayang ke aku kaya adek. Dia gak pernah menganggap aku perempuan untuk disukai."

"Ah– i see," kata Taeyong sambil manggut -manggut.

"Maaf ya jadi ngomongin Yuta, kamu gak cemburu kan?"

"Jujur, iya. Sedikit. Kadang sama Doyoung juga, padahal kamu cuma ngobrol biasa. Semoga kamu tahan ya sama sikap aku yang kadang suka posesif."

"Kamu posesif ya? Hm gapapa deh, berarti kamu sayang aku hehe."

"YAELAH DICARIIN MALAH PACARAN DISINI! BALIK!" seru Jaehyun.

Duh ini si Jepri ngapain disini sih huhu kan hasrat ingin nampolnya balik lagi..

"Jung Jaehyun, sini bentar." panggil gue.

"Ada apa nih?" tanya Jaehyun yang masih belom sadar dengan kesalahannya.

"Good luck, Jae... Duluan bro," kata Taeyong.

"Kenapa? Ini gue mau ditembak?"

Setelah Taeyong benar-benar udah pergi, baru-lah gue merubah ekspresi.

"Jae, lo masih sama Rose?"

"Lagi renggang sih,"

"Jae, izin nyubit bentar aja."

Setelah itu gue langsung menyubit lengan Jaehyun cukup keras dan Jaehyun sedikit teriak.

"Apaan sih?"

"Maksud lo apa? Mau jadiin temen gue pelampiasan disaat lo lagi renggang sama Rose?"

"Astaga, Yasmin maksud lo? Gue emang murni ngajak dia buat nonton. Ada Rose sama Jeno kok, lo juga boleh kalo mau."

Gue menghela napas, "Lo juga begonya murni, asli dari dna. Udah ya bye,"

|||

Nct 127 ganti warna rambut jadi kaya rainbow cake gitu deh mereka kalo dijadiin satu :D tapi asli, tambah hensem😭

Memoria [Taeyong • Doyoung NCT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang