"Pulang bareng gue ya lo nanti,"
Gue menoleh ke samping dan menemukan sosok Doyoung yang lagi minum es kelapa.
"Hm, iya deh. Beli dimana lo? Mau dong!"
Doyoung menyodorkan gelasnya, "Nih, kalo mau lagi nanti kita ke tukangnya aja."
Respon gue cuma mengangguk.
Es kelapanya bikin ketagihan karna rasanya segar banget. Yaudah lah gue sekalian beli makan ke depan sama si Doyoung. Anak-anak nitip martabak. Udah nitip, gak ngasih uang, dasar magadir.
Agak heran juga sih ini kita mau ke depan tapi jalan kaki. Jaraknya padahal cukup jauh.
"Bensin gue tinggal dikit, jadi maaf ya jalan kaki." kata Doyoung sambil menatap langit malam, "Lagipula langitnya lagi bagus,"
"Iya sih, makasih loh mau nemenin gue."
"Sebenernya gak mau nemenin lo, tapi gue males bantuin mereka." jawab Doyoung.
Gue meninju lengan Doyoung, "Nyebelin ya lo," Doyoung hanya terkekeh.
Gue jadinya cuma beli es kelapa dan beli roti di indomarest. Gue memilih makan martabak aja nanti di rumah bareng temen-temen.
"Aduh,"
Tiba-tiba gue jatuh. Gak ada angin, gak ada hujan, dan gak ada yang dorong juga. Gue jatuh ke aspal dan Doyoung udah jalan jauh di depan.
"Doy, tolongin!" seru gue.
Doyoung menoleh ke belakang dan terkejut. Ia berlari menghampiri gue. "Eh kok bisa jatoh sih?"
"Gak tau nih, di dorong bayangannya Taeyong kali ya. Gak seneng dia liat kita jalan berdua doang." keluh gue kesel.
"Sakit ya hehe,"
Gue merengut, "Gak sesakit itu, tapi..." Gue menunjuk ke sebelah kanan gue, "... Es kelapa gue jatoh terus tumpah."
Doyoung mengusap pucuk kepala gue, "Kapan-kapan gue beliin lagi ya, cup cup jangan nangis ya."
Kemudian Doyoung berjongkok di depan gue, "Naik. Gue gendong."
"Gue berat Doy," tolak gue.
Doyoung tetap kekeuh. "Naik. Udah biasa gue angkat karung beras."
Mau gak mau gue naik ke punggung Doyoung.
"Udah lama gak gendong lo, lo kok jadi enteng sih Al?"
"Enteng darimananya? Berat gue empat sembilan kilo Doy, ngejek ya lo?!"
"Gue gendong gajah nih? Eh gak deng Koala hehe,"
"Aneh sih lo ah, kenapa koala sih?" tanya gue.
"Mumpung cuma berdua, gue boleh mengenang masa SMP kita gak?"
"Ditanya malah mengalihkan pembicaraan," sungut gue.
"Dulu gue deket sama lo, sama Yuta juga. Kita sering main bareng. Kalo lo inget pasti seneng banget. Suatu hari, gue melakukan sesuatu yang sekarang bikin gue agak menyesal."
"Nyolong ya lo?" tebak gue.
"Enak aja! I'm very kind person. Gue merasa jahat banget sekarang. Tapi kayaknya lebih baik lo gak inget tentang masa lalu deh."
"Lah kenapa?"
"Gak papa, turun lo."
"Kok jahat?"
"Udah sampe, mau sampe dalem? Oke."
Baru aja gue mau membuka mulut untuk protes, Doyoung udah gendong gue masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoria [Taeyong • Doyoung NCT] ✔
Fiksi Penggemar[Bukan bxb ya gengs] Selama ini gue merasa hidup gue baik-baik saja. Tetapi setelah membaca buku yang dikarang oleh penulis favorit gue, gue merasa ada sesuatu yang hilang dari hidup gue.