Setelah berdebat dengan diri gue sendiri, akhirnya disinilah gue.
Sekolah.
Tenang aja wujud gue masih enak dipandang, ya paling rambutnya agak berantakan karena gue lupa sisiran tadi. Fyi, gue juga baru tidur jam 3 pagi. Gue merampungkan baca file novel dari Doyoung.
Gue duduk di tempat biasa gue duduk, tapi tukeran sama Lia. Iya gue sekarang duduknya sama Lia. Lia kayanya tau ada yang salah sama gue.
"Al, kenapa lo? Kusut banget kayanya."
"Putus gue, Li."
Gue buru-buru membungkam mulut Lia yang ingin meledak, "Jangan berisik Li tolong banget!"
Lia mengangguk lalu gue melepas bungkaman pada mulut Lia.
Lia mendekatkan kursinya ke arah gue, "Kok bisa sih?"
Gue menggeleng, "Ya gue juga gak tau, Li. Bosen kali dia sama gue."
Maaf ya Li, gue bohong. Nanti kalo gue ceritain yang sebenernya takut lo pusing.
Saat bel istirahat berbunyi, gue segera pergi ke kantin. Baru aja gue mau mesen makanan, tangan gue udah ditarik sama Yuta. Yuta membawa gue ke taman belakang sekolah.
Gue reflek menutup mulut dengan tangan gue, "INI TAEYONG KENAPA?!"
Gue berlari mendekati Taeyong, "Diapain lo sama Yuta?"
Taeyong senyum, "Dipegang doang pipi gua, Al."
Dipegang tapi sampe biru itu gimana ceritanya ya...
"Yut, ini Taeyong, lo apain?" tanya gue dengan nada agak meninggi.
"Lo diputusin dia kok mau sih? Kok gak cerita ke gua juga?" tanya Yuta ketus dan jujur ekspresinya serem banget.
"Ya maaf, gue cuma gak mau lo khawatir." jawab gue.
"Gua udah kasih tau Taeyong soal hubungan lo sama Doyoung. Bagus deh lo diputusin, balik aja ke Doyoung. You deserve him."
Gue menatap Yuta tidak percaya, "Yut... Kok lo gitu sih? Kok lo gak bilang gue dulu? Gue juga gak mau balik sama Doyoung..."
Gue mengusap muka pelan, "... Gue jahat banget ya selama ini, kalian pasti sebel banget ngeliat gue sekarang. Gue minta maaf ya, gue gak bermaksud."
"Gak jahat Al, lo amnesia jadi gak tau kalo bakal kaya gini. Ini takdir."
Gue menggeleng, "Udah ya gue malu banget sekarang, pura-pura gak kenal aja kalo ketemu gue." Setelah itu gue pergi.
Kenapa jadi kaya gini sih? Gue jadi gak nafsu makan. Gue tapi tetep makan karna gue gak mau maag gue kambuh. Gue mencari tempat yang dipojok, gue lagi gak mau diganggu orang.
Gue makan dengan sedikit terburu-buru lalu pergi ke kelas. Setelah sampai di kelas, gue buru-buru duduk di tempat gue dan menyumpal kedua telinga dengan earphone. Gue menekuk kedua tangan lalu menjadikannya sebagai bantal.
Gue merasa kursi di sebelah gue bergeser sedikit, tapi gue mencoba gak peduli karena bisa aja itu Lia.
Gue tidur sampai bel pulang berbunyi karena kebetulan kelas gue gak ada guru. Saat gue melihat meja ternyata ada susu milo dengan post it.
'Gimana? Udah inget gua belom?'
- kelinci galakGak salah lagi ini pasti dari Doyoung.
🎈🎈
"Dek, denger-denger kamu putus ya?" tanya bang Chan yang kebetulan lagi duduk di kasur gue.
"Iya, kenapa? Mau ledekin?" tanya gue ngegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoria [Taeyong • Doyoung NCT] ✔
Fanfiction[Bukan bxb ya gengs] Selama ini gue merasa hidup gue baik-baik saja. Tetapi setelah membaca buku yang dikarang oleh penulis favorit gue, gue merasa ada sesuatu yang hilang dari hidup gue.