Pas lagi panas-panasnya, Chenle mengajak kita untuk snorkeling. Untung udah agak sorean jadi nggak gosong-gosong amat. Awalnya gue mau ikut snorkeling, tapi tiba-tiba perut gue sakit. Jadi gue dan Yiren cuma duduk di kapal sambil melihat mereka di laut dan sesekali memotret.
"Al, fotoin gua!" teriak Haechan.
"Bayar berapa?" tanya gue.
"Minta Doyoung aja, cepetan fotoin! Keburu ganteng gua pudar," pinta Haechan dengan paksa.
Gue memfoto Haechan sambil menggerutu karena Haechan banyak mau. Mana bocahnya berisik banget, bikin kepala gue pusing.
"Al, nyebur dong lo!" suruh Ruyujin.
"Bawel lo, gua gak bisa ngambang!" balas gue.
"Aku pegangin!" sahut Doyoung.
Gue menatap Doyoung kemudian menggeleng, "No, thanks."
"Ayo Al, gua bayarin lo trip ke Inggris deh." Sekarang Chenle ikutan bujuk gue biar ikut mereka snorkeling.
Gue menggeleng, "Nggak deh, Le. Gue takut."
"CEMEN LO!" teriak Yuta.
Gue memilih untuk duduk di kursi panjang yang menghadap ke laut. Sesekali melirik Doyoung yang tampak keren dengan rambut basahnya ditambah dengan cahaya matahari.
"Oy!" panggilnya.
Gue menoleh dan mendapati Taeyong berjalan ke arah gue kemudian duduk di kursi sebelah gue.
"Kok lo nggak snorkeling?" tanya gue heran. "Pantes kok kaya ada yang kurang,"
"Gua lagi kurang enak badan." jawab Taeyong sambil tersenyum.
"Oh ya?" Gue mendekatkan diri pada Taeyong lalu menempelkan tangan pada dahinya. "Udah makan?"
"Udah sih tadi, tapi lo tau kan gua kalo sakit gimana?"
Gue terkekeh, "Itu bukan makan namanya, btw lo masih nggak bisa nelen tablet?"
Taeyong tersenyum lalu menggeleng.
"ADA YANG RETAK, TAPI BUKAN KACA!" teriak Haechan. Bener-bener nih dia, kompor banget daritadi.
"Ada yang patah, tapi bukan ranting!" sahut Lucas.
"Ada yang marah, tapi bukan angry bird!" Ryujin ikut-ikutan.
"Ada yang panas, padahal lagi nyebur–
"Bawel banget lo pada ya!" kata gue kesal.
"Doyoung diem aja, lo berubah jadi duyung ya?" ledek Yuta.
Gue cuma senyum aja liat Doyoung yang memilih untuk mendiamkan mereka yang meledeknya. Biasanya kalo Doyoung begini, tandanya dia marah beneran. Oke, persiapkan dirimu, Al.
Malamnya ada acara bakar-bakaran di pinggir pantai. Kita bakar-bakar daging, ikan, sosis, jagung, dan sejenisnya. Gue memakai kardigan yang cukup tebal, tapi tetep dingin karena kaos gue tipis.
Doyoung marah sama gue, dia nggak nanya gue dimana atau menelepon gue untuk basa-basi. Gue tau ini aneh, tapi gue suka liat Doyoung marah. Marah dalam artian dia diem, bukan dia bentak-bentak gue. Doyoung nggak pernah kasar dan membentak gue.
Jadilah gue berjalan bersama Yuta. Tadi gue sama Ryujin, tapi bocahnya udah ngilang, paling gibah sama Haechan.
"Coy, cowok lo marah sama gua juga." kata Yuta.
"Terus urusannya sama gua apa, Tuy?" tanya gue.
"Ya menurut lo aja? Lagian kenapa sih lo deket-deket Taeyong terus? Dia mantan lo, coy!" kata Yuta tak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoria [Taeyong • Doyoung NCT] ✔
Fanfiction[Bukan bxb ya gengs] Selama ini gue merasa hidup gue baik-baik saja. Tetapi setelah membaca buku yang dikarang oleh penulis favorit gue, gue merasa ada sesuatu yang hilang dari hidup gue.