Hari ini hari sabtu. Gue dan Mama akan pergi ke Inggris besok. Flight jam sembilan pagi, biar sampai sana langsung tidur. Gue udah packing, jadi besok langsung berangkat.
Kalau hari senin kemarin, gue jalan-jalan sama Yuta, hari ini gue jalan-jalannya sama Doyoung. Doyoung bilang dia nggak mau jalan-jalan maunya di rumah aja nonton netflix. Paling cuma ke supermarket buat beli bahan makanan.
Mama gue lagi ke salon sama temen arisannya. Kayaknya sekalian arisan, jadi dapat dipastikan pulangnya sore bahkan malem.
Doyoung baru aja sampai. Gue mengunci pintu rumah lalu menghampiri Doyoung yang berada di dalam mobil.
"Hai ganteng," sapa gue.
Doyoung mengacak rambut gue, "Hai jelek. Mau masak apa nanti?"
Rambut gue yang diacak, hati gue ikutan berantakan.
"Fettuccini atau Spaghetti ya enaknya?" tanya gue bingung.
"Spaghetti aja yang gampang," jawab Doyoung lalu menjalankan mobilnya ke supermarket terdekat.
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya sampai juga di supermarket deket rumah. Doyoung mengambil trolley lalu mendorongnya sementara gue berjalan di sebelahnya.
Gue mengalungkan tangan gue pada lengan Doyoung, "Mau beli apa aja, Doy?"
"Kamu mau apa?" tanya Doyoung sambil menatap gue.
"Susu coklat, snack, apalagi ya aku bingung," jawab gue.
"Yaudah itu aja, jangan banyak-banyak ya. Aku di rak pasta. Kita misah aja biar cepet." perintah Doyoung.
"Oke ganteng," kata gue lalu mengacir ke rak snack-snack.
Gue mengambil beberapa snack yang gue suka dan dua kotak susu coklat. Gue mencari Doyoung sambil bersenandung pelan. Gue menemukan Doyoung, tapi kok ada cewek-cewek sih. Gatel banget, nggak bisa liat cowok ganteng.
Tanpa basa-basi gue menghampiri Doyoung kemudian menaruh barang yang tadi gue bawa. Berat soalnya. Dua cewek itu melirik gue jutek. Salah apa coba gue? Coba jelasin!
"Ada apa sih ini?" tanya gue penasaran.
"Ini Kak, aku mau minta foto sama Kak Doyoung." kata salah satu cewek itu langsung ramah. Dasar. Gue juga baru inget kalo Doyoung ini cukup populer.
"Yaudah kan tinggal foto?" tanya gue heran.
"Ya tolongin, Kak." jawabnya.
Akhirnya gue fotoin ini anak dua sama Doyoung. Seneng banget lagi mereka. Yaudah iyain aja gue mah. Gue mengembalikan ponsel mereka.
"Makasih, Kak. Btw, ini pacarnya Kak Taeyong bukan sih? Kaya pernah liat," katanya.
Gue melirik Doyoung sambil nahan ketawa, "Udah nggak,"
"Ih Kak Doy, pacarnya mana kok nggak diajak? Siapa ya lupa..." Cewek ini melirik temennya untuk meminta bantuan temennya, "... Oh iya! Kak Sejeong."
"Anjing," ucap gue tanpa sadar.
Gue panik, "Eh sorry, gue keinget anjingnya temen gue mati."
Gantian Doyoung yang tertawa, puas banget. Doyoung memandang mereka, "Sejeong cuma temen gua, udah ya gua duluan."
Doyoung merangkul gue yang sedang memegang trolley. Iya, dia mau ngeledekin gue. Doyoung masih ketawa-ketawa, pelan tapi.
"Anjing siapa yang mati, Yang?" ledek Doyoung kemudian lanjut ketawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoria [Taeyong • Doyoung NCT] ✔
Fanfiction[Bukan bxb ya gengs] Selama ini gue merasa hidup gue baik-baik saja. Tetapi setelah membaca buku yang dikarang oleh penulis favorit gue, gue merasa ada sesuatu yang hilang dari hidup gue.