Tujuh

245 35 0
                                    

Sekitar jam 4 sore, gue dan Doyoung sampe di tempat yang dimaksud Doyoung. Gue bahkan gak tau dia mau ikut TM apa. Dan kenapa gue mau aja nemenin dia padahal gak ada kaitannya sama jabatan gue sebagai sekretaris di kelas.

"Doy, lo mau ngapain sih?" tanya gue yang penasaran.

"Berisik, ikut aja apa!"

"Ya kan cuma nanya sih,"

Kita masuk ke ruang serbaguna sekolah tersebut. Gak lama kemudian, TM pun dimulai. Sejauh yang gue tangkap, Doyoung ini ikut olimpiade matematika.

Setelah TM selesai, kita langsung keluar ruang serbaguna. Dan tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya Doyoung dengan cukup kencang.

"Weh bro! Dateng juga lo," sapa cowo itu.

Cowo itu menyadari kehadiran gue, "Halo, Alifah kan?"

Gue mengangguk, tetapi dalem hati sedang berpikir keras. Berpikir tentang alasan si cowo ini tau nama gue.

"Wah gila lo Doy, awet banget sama Alifah! Salut gue, udah berapa tahun?"

"Hah? Awet?" tanya gue bingung.

"Oh— itu maksud gue temenan sama Doyoung. Lo awet banget, temenan dari SMP kan?"

"Oh, iya hehe.."

Doyoung akhirnya bersuara, "Duluan ya, Hwan!"

"Hati-hati Doy, Fah!"

Langit sudah mulai gelap. Sang mentari kini berganti dengan sang rembulan. Bulan tidak sendirian, ia ditemani bintang-bintang yang gemerlap.

Angin sepoi-sepoi menerpa wajah gue. Tidak peduli dinginnya angin malam, dua remaja ini nekat menembus jalanan yang sedikit tersendat.

"Doy, makasih ya." kata gue sambil tersenyum.

Tangan gue ditahan begitu gue ingin membuka pagar. Gue pun menoleh ke arah Doyoung, "Kenapa?"

"Itu helm,"

Malu. Kenapa sih gue suka bikin malu diri sendirii?!

"Oh iya maaf bentar," gue mencoba melepaskan kaitan helm dan ternyata keras.

"Doy, susah," eluh gue.

"Sinii,"

Gue dan Doyoung hampir gak ada jarak. Sumpah, ini kalo gue maju dikit aja, bibir Doyoung nempel di dahi gue.

"HADOH BAGUS! PULANG MALEM, ITU MALAH DEKET-DEKET!"

Gue terkejut mendengar suara yang sangat gue kenali itu.

"Dih abang tumben pulang, inget punya adek?" sindir gue.

"Maaf ya bang, Alifah jadi pulang malem. Dia tadi nemenin gue TM,"

"Santai Doy!"

Gue langsung masuk ke kamar, mencoba gak memperdulikan abang gue yang lagi ngobrol sama Doyoung di kamarnya. Masalahnya kamar kita sebelahan.

Mana abang gue curhat tentang cewenya. Pusing gue dengernya, hampir tiap malem dia dateng ke kamar gue cuma mau ceritain cewenya.

"Bang, apa gue nyerah aja?" Doyoung tiba-tiba bersuara.

Ini mah wajib banget gue nguping.

"Jangan Doy, percaya sama gue dia pasti bisa inget. Lo coba suruh dia inget-inget terus, deketin lagi kaya dulu. Kali aja baper,"

"Keduluan orang, udah punya cowo dia."

"DEMI APA?! KOK DIA GAK BILANG KE GUE?!"

Gue berdecak kesal, "Ck, Berisik bang! Mau tidur nih,"

Gue gak tau mereka ngobrol sampe jam berapa, yang gue inget cuma samar-samar gue denger ada suara Doyoung.

"Semoga cepet inget aku,"

•••

"Selamat pagi semua," ucap salah satu perwakilan anak OSIS.

"Kami dari OSIS memberitahukan bahwa akan diadakan kegiatan kemah minggu depan. Dimohon sekretaris untuk mendata para siswa, dikumpul nanti sore di ruang OSIS. Terima kasih."

Setelah anak OSIS keluar, gue kira meja gue langsung dipenuhi oleh orang-orang yang ingin daftar kegiatan kemah. Tapi ternyata yang ikut cuma sedikit.

"Fah, gue!"

"Gue dulu Fah,"

"Yang, kamu ikut kan? Ayo ikut!"

"Ikut ikut!"

Aduh, pusing dengernya.

"Satu-satu nyet, pusing gue ah!" kata gue sedikit teriak.

"Siapa aja tadi? Yasmin, Rahma, Siska, Taeyong, Chenle. Udah segini aja?" tanya gue pada yang lainnya.

"Anak NCT masukin aja semua ke list," suruh Doyoung.

Gue menghela napas, "Gue ikut gak ya?"

"Ya, ikut lah! Dari tahun kemaren gak ikut mulu, nyesel sumpah." ajak Rahma.

"Iya iya bentar ya," kata gue sambil berjalan keluar kelas.

Gue mengeluarkan ponsel lalu menelfon abang gue. Untungnya, jam segini dia belom ada kelas. Jadi paling gue cuma ganggu waktu tidurnya aja hehe.

"Bang,"

"Tumben nelpon, kenapa?"

"Boleh ikut kemah g—

"Kan udah abang bilang berkali-kali, gak boleh. Batu banget sih? Kamu mau ngelupain abang lagi? Yaudah sana pergi,   kalo sampe kamu masuk rumah sakit, abang gak mau kena omel."

"Bang, please. Kan ada Taeyong yang bisa jagain,"

"Dulu juga ada Doyoung! Sama aja!"

"Doyoung? Kapan aku ikut kemah?"

"Udah intinya gak boleh, bye mau tidur!"

Sambungan telepon diputus secara sepihak oleh abang gue. Kurang ajar emang, gue kan jadi penasaran. Kenapa sih Doyoung mulu? Heran.

|||

Vote ya jangan lupa, komen juga hehe💚👌

Memoria [Taeyong • Doyoung NCT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang