(H)ellvator (Oneshoot)

2K 153 14
                                    

Aku bermimpi kemarin malam ...
Walaupun saat itu waktu kita terbatas
Kenangan yang kita dapatkan bersama-sama, sangat pendek
Tapi ...
Kita tidak terpisahkan satu sama lain.

Ini seperti sebuah drama tanpa skenario
Didalam ruangan yang gelap dan sepi terdapat dinding, seolah dicat berwarna hitam
Dikepalaku dipenuhi tanda tanya
Aku menyalahkan diriku sendiri
Pikiranku bergejolak. Namun, didalam diriku terasa frustasi
Dimana aku dapat pergi keluar dari kegelapan?
Kenapa harus aku yang tinggal sendirian ditempat sepi dan mengerikan?
Siapa aku sebenarnya?

Aku mencoba bangun dan melihat sekeliling
Gelap. Aku bahkan tidak bisa melihatnya
Tapi, aku tidak ingin terjebak lama di dalam ruangan ini
Aku berlari bahkan sampai tersandung dan kehabisan napas
Aku berlari tiada henti
Mengapa waktu berjalan begitu cepat untukku?
Aku sangat tidak beruntung
Aku tidak punya peta untuk memberitahu apakah jalan yang aku lewati benar?
Tidak ada cara untuk naik
Apa yang telah aku alami adalah labirin yang tidak pernah aku inginkan

Karna itu, aku harus menyerah
Namun sungguh, bisakah aku menyerah
Kita hidup dalam sebuah ruang dan waktu, dunia yang penuh dengan tirai
Itu membuatku ingin menyerah

Namun sekali lagi, tidak, Aku tidak boleh menyerah
Aku merasakannya di dalam diriku, Aku tak ingin menyerah
Kita hidup dalam sebuah ruang dan waktu, dunia yang penuh dengan tirai
Sekarang aku sudah meras cukup

Aku berhenti ...
Tidak ada gunanya berlari
Meminta tolong dan berteriak keras kepada kalian pun tidak akan membantu
Semua yang kulakukan adalah sia-sia

Hingga tak lama kemudian, Aku mendapatkan sebuah cahaya dari balik pintu yang entah sejak kapan ada di depan

Aku mencoba mendekatinya
Tetapi itu terlalu jauh
Semakin aku mendekati cahayanya, ia menjauh

Sekarang harus bagaimana?
Jika aku berhenti, maka itulah akhirnya.

--------------------------------

Minho menatap kosong jalanan di depannya. Pandangannya sayu. Ia sudah lelah. Ia ingin menyerah tapi tak bisa. Bibirnya terus mendesahkan satu nama.

"Han Jisung. Han Jisung. Han Jisung."

Terus menerus seperti itu membuat bibirnya selamat dari kebekuan. Ia berusaha tetap menunggu meskipun ia sangatlah lelah. Terus menggosokkan kedua tangannya yang berlapis sarung tangan bergambar Tupai.

"Bogoshipeo, Han Jisung."

Minho tidak lelah. Ia terus-menerus seperti itu. Hanya satu nama. Hanya Han Jisung yang ia sebut. Tubuhnya yang hampir beku bukanlah penghalang untuk menyerah. Ia percaya. Ia selalu percaya pada Jisung.

"Saranghae, Jisung-ah."

Terus mengucapkan nama itu. Terus percaya. Terus menunggu. Itulah Minho yang pantang menyerah.

" Yak Minho hyung!" Jisung langsung merebut rokok yang ada di pada tangan Minho dan menggantikannya dengan sebuah permen lollipop.

"Ahh shireo~" rengek Minho sembari menatap kesal ke arah lollipop ditangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just you, MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang