You are the Reason (Oneshoot)

1.5K 130 9
                                    

Minho masih berdiri di balkon rumahnya. Dinginnya udara yang masuk menusuk tulang rusuknya, sama sekali tak mengusik kegiatannya yang sedang mengamati jatuhnya rintikkan air yang mengguyur jalanan kompleks rumahnya. Tak lama kemudian, ia mengulas senyum. Dirinya sangat menyukai hujan.

Suara kenop pintu terdengar, bertanda ada seseorang yang sebentar lagi akan menginjak lantai kamarnya. Minho berbalik, dan mendapati seorang lelaki bertubuh mungil yang masuk ke dalam kamarnya sambil mengucek matanya dan menguap. Minho yang melihatnya kemudian tertawa kecil lalu berjalan menghampiri lelaki itu.

"Dasar! Sudah berapa kali kuberitahu, ketuk dulu pintunya sebelum kau masuk ke dalam kamar orang lain, Jisungie." Minho menjitak pelan dahi mulus lelaki mungil didepannya.

Yang dijitak pun mengerucutkan lucu bibir sambil menggerutu kesal.

"Ugh. Tapi, kau bukan orang lain bagiku, hyung."

Minho tertawa melihat tingkah adiknya. Bukan adik kandungnya.

Lee Jisung. Setelah dua tahun yang lalu, Ayah Minho menikah dengan Ibu Jisung, keduanya terjalin hubungan saudara tak sedarah yang bisa dibilang sangat dekat. Minho sangat menyayangi Jisung, begitu juga sebaliknya.

Jisung merambat naik ke atas ranjang besar milik Minho, membuat sang kakak kebingungan melihat tingkah adiknya.

"Heh, siapa yang menyuruhmu naik ke ranjangku?"

"Hyung, hujannya sangat deras. Aku kedinginan, juga beberapa suara guntur yang membuatku sedikit ketakutan."

"Jadi, kau minta ditemani?" tanya Minho sambil duduk di pinggir ranjang miliknya, memandang Jisung yang sedang menggembungkan pipinya sembari memainkan ujung selimut.

"Kau tahu bukan, hyung? Hujan adalah salah satu hal yang kubenci. Mereka menghambat kegiatanku, mengganggu suasana hangat, dan terkadang membuatku ketakutan. Tapi, kau selalu bilang, hujan memberikanmu ketenangan, aroma sejuk mereka pun bisa menjernihkan pikiran. Aku heran denganmu, hyung," tutur Jisung dengan nada suaranya yang kelihatan jengkel.

Sekali lagi, Minho tertawa menanggapi alasan adiknya yang sangat membenci hujan.

"Sudahlah. Kau tidur saja. Kau tak akan pernah mengerti, Jisungie...."

Kau tak mengerti.... Kenapa aku menyukai hujan.- inner Minho

"Memang." Jisung kembali mengerucutkan bibirnya dan membungkus tubuhnya sebatas leher dengan selimut untuk mendapat kehangatan akan dinginnya cuaca di hari ini.

Minho tersenyum, lalu merebahkan badannya disamping lelaki mungil yang notabenenya sudah sah menjadi adiknya itu.

###

Minho duduk disebelah gundukan tanah coklat ke kemerah-merahan yang di hiasi beberapa bunga diatasnya. Minho mengelus pelan batu Nisan yang terukir nama sang Adik, Lee Jisung.

"Jisungie, apa kau bahagia diatas sana? Apa kau merindukanku? Aku disini merindukanmu, bolehkah aku menyusulmu yang sedang berada disana? Aku khawatir kau tidak punya teman dan merasa kesepian." gumam Minho sambil memejamkan kedua matanya. Lelaki itu menguatkan hatinya agar tidak menangis.

"Oh iya, tadi pagi aku melihat kalender. Dan hari ini tanggal 14 September,Ulang tahunmu." Minho menjeda sebentar kalimatnya untuk mengambil sesuatu dari saku jaketnya.

Just you, MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang