11

1.1K 70 0
                                    

"Harus nya kamu juga sadar an, kalau kamu itu sekedar naksir aja sama dia. Bukan pacar nya, jadi kenapa harus marah sampe segini nya. Maaf kalau aku ngomong terlalu nyakitin, aku cuma mau sadarin kamu aja supaya persahabatan kamu bisa baik lagi". Lanjut Maya.

Anisa menghentikan langkahnya di ambang pintu.
"Kenapa kamu yang ribet? Ini urusan aku, terserah aku mau kaya gimana aja. Kamu nggak usah ikut campur". Anisa tetap tak merubah posisi nya untuk menghadap Maya.

"Anisa! Kamu juga kan tau gimana Aisyah, dia lebih memilih kepentingan orang lain ter lebih dahulu di banding dirinya sendiri. Jadi aku yakin dia nggak akan ngerebut mang Zaki juga. Kecuali kalau bukan mang Zaki sendiri yang naksir Aisyah".

Anisa meninggalkan Maya yang sedari tadi menasihati nya, namum tak di tanggapi nya.

'apa yang di bilang Maya tadi semuanya benar, kenapa aku harus jadi marah begini sama Aisyah cuma gara gara mang Zaki. Sedang aku cuma jadi fans nya dia aja dari fans fans nya yang lain. Aku emang egois. Dia mau dekat sama siapa aja kan hak dia, aku nggak ada hak buat ngelarang nya. Aku sakit, aku cemburu, aku galau. Tapi semuanya nggak ada yang perduli sama perasaan aku ke Zaki, semua memilih Aisyah'.
Setetes butiran bening jatuh dari pelupuk matanya.

'Astaghfirullahal'adzim, ya Allah sadarkan aku kembali'.

***

"Mang Ujang di depan kan ada masjid, kita sholat di sana aja ya, sambil istirahat juga". Ucap Zaki seraya menunjuk.
Sampai di halaman masjid yang Zaki tunjukkan tadi, mang Ujang langsung menghentikan mobil nya. Mereka beristirahat sejenak tidak langsung melaksanakan sholat. Terkecuali Aisyah, ia langsung menuju toilet yang sudah ada di sana dan menunaikan ibadah sholat dzuhur.
Selepas sholat, Aisyah merasa sedikit lapar. Dia ingin mencari warung terdekat untuk membeli sebilah cemilan untuk mengganjal lapar di perut nya.

"Mang Ujang mang Zaki, Aisyah mau ke warung dulu ya". Pamit Aisyah pada keduanya, yang masih beristirahat.

"Ya neng, tapi jangan lama lama, hati hati juga. Kan kita nggak tau ini lagi dimana". Nasehat mang Ujang.

"Iya mang Ujang". Aisyah langsung melangkahkan kaki nya mencari warung, seingat nya tadi ada warung di sekitar sini, waktu mobil yang ia tumpangi melewati nya.

Setelah menemukan warung, Aisyah langsung membeli apa yang ingin di beli nya, sudah membayar ia langsung pergi. Untuk kembali ke Masjid.
Tapi tiba tiba saja, ada 3 orang pria berdiri di hadapannya. Menghalangi langkah Aisyah untuk kembali ke masjid.

"S... S... Siapa kalian". Tanya Aisyah berjalan mundur juga mulai di penuhi rasa cemas.

"Nggak usah takut gitu dong neng, kita nggak bakal ngapa ngapain kok. Cuma mau ngajak main aka bentar. Ya enggak? ".
Ucap salah seorang dari mereka berbadan besar penuh tato juga berwajah sangar. Kedua temannya ikut tertawa menyahuti ucapan si pria tadi.

Ke 3 pria tersebut semakin melangkahkan kaki nya untuk mendekati Aisyah, semakin bergetar tubuh Aisyah yang bingung harus berbuat apa, sedang sekitaran sana tak ada orang untuk di minta tolong nya.

Keringat pun sudah semakin menjalar di tubuh Aisyah.
Aisyah hendak berbalik badan dan berlari ke belakang, namun ia kalah cepat oleh salah satu teman dari mereka sudah mencegah Aisyah dari belakang. Dan kini, Aisyah terjebak di tengah tengah ketiga nya.

'Gimana ini, ya Allah tolong bantu aku'. Doa Aisyah dalam hati, seraya menangis ketakutan.
'Aku mau minta tolong siapa ini, masjid juga jauh. Aku jadi nggak bisa minta tolong mang Zaki atau pun mang Ujang'. Aisyah bingun harus berbuat apa, yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah menangis juga doa doa dan ber doa berharap akan ada pertolongan yang bisa menjauh kan Aisyah dari ke tiga pria ini. Aisyah merasa sangat takut, karena badannya yang sangat kekar juga sangar.

Biarkan Cinta Tersenyum Kembali ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang