45

1K 44 0
                                    

"Dari mana aa dapet foto itu?".

"Gak penting! Yang aa tanya dia siapa?". Zaki berubah menjadi dingin, jika dinginnya Zaki dulu membuat Aisyah jatuh cinta,  tapi tidak dengan kali ini. Justru ia sangat takut dengan dinginnya kali ini sangat berbeda. Menahan emosi, ya itulah yang saat ini sedang Zaki rasakan. Sangat terlihat dari wajahnya.

"Dia..dia.. Khoiruddin orang yang.......".

"Aa gak mau tau siapa nama dia, ada hubungan apa kamu sama dia? Pantes ya tadi pagi mau belanja, lama juga. Sedang kan Aang nangis nangis di rumah nunggu kamu pulang!".

"Aisyah gak ada hubungan apa apa a sama dia. Cuma...".

"Cuma apa? Gak ada apa apa tapi akrab banget ya kelihatannya". Aisyah sangat takut dengan Zaki yang ini, rasanya begitu menyeramkan. Ia tak mungkin melawan nya, karena pasti akan semakin menjadi jadi. Marahnya.

"Aa tanya sekali lagi, siapa dia". Tanya nya dingin. Aisyah menangis dan menunduk takut untuk menatap mata Zaki.

"Siapa dia?". Tanya Zaki masih dengan dinginnya. Aisyah masih terdiam dan menangis, ia berbicara pun percuma. Karena Zaki tak akan percaya.

"JAWAB PERTANYAAN SAYA!!!". Aisyah terlonjak kaget, mendengar bentakan Zaki. Kali pertamanya ia mendapatkan sebuah bentakan yang begitu menyentak hati. Terutama saat Zaki menyebut dirinya saya. Terasa seakan akan orang asing. Aisyah mencoba menggenggam tangan Zaki, tapi dengan kencang nya Zaki menepis. Membanting foto yang tadi ia pegang, Lalu berjalan pergi ke kamar meninggalkan Aisyah. Sebenarnya Zaki pun sakit melihat Aisyah menangis, sangat tak ingin membuatnya menangis lagi seperti dulu. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri. Tapi ia juga sangat marah pada Aisyah, juga cemburu melihat nya begitu akrab dengan orang lain. Aisyah semakin menangis menjadi jadi, menahan semua keperihan malam itu. Saat itu waktu menunjukkan pukul 24:18. Dan sudah satu jam Aisyah menangis tersedu sedu di ruang tengah,  ia bingung harus bagaimana mengatasinya. Dan bingung pula siapa yang mengirimkan foto itu. Karena ada Zaki di kamar Aisyah mengalah untuk tidur di shofa.

"Maafin abun ya sayang, udah ingkar dari janji abun sendiri untuk gak bikin ummah nangis, tapi nyatanya abun malah bikin ummah nangis, bahkan ngebentak". Zaki pun menangis mengingat tadi membentak Aisyah, setelah mencium sunan baru lah keluar kamar kembali. Zaki sedang tidak ingin tidur di kamar. Melihat Aisyah baru saja ingin merebahkan dirinya di sofa tapi Zaki langsung mencegahnya.

"Kamu tidur di kamar aja, takut Zaqin malam nangis butuh asi kamu. Biar aa yang tidur di sini". Ucap nya datar tanpa melihat ke arah Aisyah. Aisyah terkejut melihat Zaki yang sudah ada di samping nya. Perasaannya sedikit menghangat, Zaki kembali menyebut aa, tapi tetap saja Aisyah tak suka sebab Zaki dingin.

"A... Aisyah.....".

"Udah malem, tidur kamar". Aisyah pergi ke kamar, barulah Zaki merebahkan diri di shofa. Maafin aa syah.

Hingga tengah malam pun Aisyah belum bisa tertidur. Teringat Zaki yang tertidur di luar, Aisyah membawakannya bedcover. Walau sebenarnya ia sendiri pun kedinginan karena cuaca sehabis hujan deras, tapi ia lebih mementingkan Zaki yang tertidur di luar.
Setelah menyelimutinya Aisyah mencium kedua pipi juga kening Zaki sebelum kembali ke kamar.
Tapi ternyata Zaki sama belum tertidur dan memerintahkan Aisyah untuk membawa bedcover kembali ke kamar. Tapi Aisyah menolak dan kembali menangis di samping Zaki. Layaknya anak kecil pada orangtua nya.

"A... Aisyah sayang aa, Aisyah gak akan mungkin pindah hati. Apa lagi kita udah punya Zaqin a". Zaki terduduk dan Aisyah langsung menggenggam tangan Zaki, Zaki membiarkan hal itu terjadi.

"A.... Aisyah bingung gimana buktiin nya ke aa, tapi Aisyah ngomong jujur a. Aisyah gak ada main di belakang aa". Tak kuat melihat Aisyah menangis, juga merasa bersalah. Zaki membangkitkan Aisyah lalu memeluknya.

Biarkan Cinta Tersenyum Kembali ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang