Prolog

1.2K 54 5
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Hidup itu seperti air di laut
Terus mengalir mengikuti arus
Kemanapun arus itu membawanya
Air akan tetap ikut
Meski harus melewati ombak besar dan angin kencang"

~ Raihana Nabiha Hamiid ~

Author

Pagi itu suasana kota begitu riuh dipenuhi dengan suara-suara kendaraan dari berbagai penjuru, kemacetan yang terjadi setiap harinya sudah menjadi hal utama yang harus dihadapi Raihana ketika ia ingin ke sekolah.

Raihana Nabiha Hamiid seorang gadis remaja yang sebentar lagi akan bermetamorfosa menjadi seorang gadis dewasa, bagaimana tidak sekarang Raihana sudah menghadapi ujian akhir untuk kelulusannya di bangku SMA dan pagi ini adalah hari terakhir ia melaksanakan ujian.

"Pak masih panjang yah macetnya?" ujar Raihana sambil menatap jam berwarnah hitam yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Nggak kok mba, lampu merah perempatan depan udah nggak macet lagi," jawab sopir taxi online yang bername tage Sofyan itu.

"Baiklah pak, soalnya ini udah hampir telat, 15 menit lagi gerbang sekolah saya sudah ditutup," ucapnya dengan nada yang masih tetap tenang.

"Hidup itu seperti air terus mengalir mengikuti arus kemanapun arus itu membawanya iya akan terus mengikutinya," batin Raihana.

Ia kemudian membuka kaca jendela mobil melambungkan fikirannya entah kemana, hanya ia yang tau.

Selama 7 menit menempuh perjalanan akhirnya mereka tiba di depan sekolah yang ditunjukkan dalam maps si sopir taxi online.

"di sinikan mba?" tanya sopir taxi.

"Iya pak... ini uangnya, terima kasih yah pak," menyodorkan uang kepada sopir taxi online itu.

-----

Setelah tiba di sekolah Raihana langsung menuju kelasnya, ia menyusuri koridor dan melewati kelas demi kelas dengan berjalan sambil membuka kembali buku pelajaran mata ujiannya pagi ini sekedar hanya untuk merefresh kembali apa yang semalam ia pelajari.

Raihana memang termasuk type anak yang rajin belajar apalagi kalo ia sudah dihadapkan dengan hafalan jangan tanya lagi semangatnya pasti akan meningkat secara derastis.

Setelah berjalan kurang lebih satu menit akhirnya Raihana tiba di kelasnya, dari depan pintu kelas Raihana sudah melihat sahabat-sahabatnya sudah duduk belajar bersama di bangku tempat ia duduk, ia kemudian bergabung bersama keduanya Zafira dan Naura, yah! Mereka berdua adalah sahabat Raihana, sambil menunggu kelas dimulai mereka bertiga kemudian belajar bersama.

Pukul 12.00 bell pulangpun berbunyi semua siswa secara bergantian keluar dari kelas termasuk Raihana, Zafira dan Naura.

"Akhirnya..." cetus Naura.

"Akhirnya apa?" potong Zafira dengan nada sedikit bingung, maklum anak ini termasuk anak yang lambat menangkap perkataan orang istilah anak jaman now itu lalod.

"Allahuakbar," Jawab Naura sambil menepuk jidadnya.

"Kok Allahuakbar sih?" Zafira kembali bertanya.

"Nggak papa kok Zafira yang cantik," jawabnya dengan nada yang sedikit jengkel, sementara itu Raihana hanya tertawa melihat kedua sahabatnya itu, persahaban mereka bertiga memang diibaratkan sebagai sahabat kempompong karena apapun yang mereka lakukan pasti selalu bersama dan tidak pernah terpisahkan.

~~~

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...

Ahlan wa sahlan buat para readers dicerita JLM.

Apa kabar semuanya? Semoga senantiasa dalam lindungan-Nya, Aamiin..

Gimana awal kisah Raihana? Seru nggak? Semoga seru yah😅.

Asal readers tau ini itu pengalaman pertama saya nulis cerita di Wattpad jadi, harap dimaklumi jika terdapat banyak typo dalam ceritanya, sebagai penulis yang masi belajar saya sangat membutuhkan kerjasama dari para readers, kritik dan saran kalian sangat dibutuhkan agar cerita ini bisa selesai dengan konteks yang menarik

Jadi setelah kalian baca jangan lupa komentar dan votenya👌

Ig : @zulfiyana_zlfy

Jodoh Lauhul MahfudzkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang