بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"Sebuah rencana yang sudah kususun dengan indahnya ternyata kalah indah dengan rencana Allah"
~Raihana Nabiha Hamiid~
Author pov
Sepulangnya Raihana dari kajian sore tadi ia terus memikirkan pernyataan ustadzah Syarifah, apa yang dikatakan ustadzah menurut Raihana ada benarnya juga, kini ia benar-benar dalam dilema yang hebat.
"Ya Allah, jika ini jawaban dari shalat istikharohku maka yakinkan hamba menerima perjodohan ini, karena hamba tidak ingin jika saja hamba menerimanya namun dengan hati yang masih ragu, maka rasanya hamba begitu berdosa telah membohongi calon suami dan orang tua hamba, hamba juga telah mendzolimi diri karena secara tidak sadar hamba telah menyiksa diri. Berikan hamba jalan yang terbaik, rabbana atina fiddunya hasanah waafil akhirati hasanah waqina adzabannar, aamiin" lirihnya dalam do'a setelah shalat isya.
Di sudut kamar bernuansa pink ini, terlihat Raihana sedang termenung menap langit keluar jendela kamar.
"Kangen banget sama pesantren, kangen dua gadis bar-bar, kangen kamar, kangen.... Haykal:(" batin Raihana.
Tiba-tiba sosok bunda membuyarkan lamunannya.
"Rai... Lagi mikir apa?" Ucap wanita paruh baya itu.
"Eh, bunda... Dari tadi?" Tanya Raihana.
"Loh kok nanya balik, bunda tanya loh Rai lagi mikirin apa?" Ucap bunda sembari membetulkan pet Khimar Raihana.
"Nggak kok bun, Rai cuman kangen pesantren aja, kangen sahabat-sahabat Rai, kangen ngaji bareng pokoknya kangen semuanya," ucapnya tiba-tiba bulir bening kembali jatuh membasahi pipinya.
"Nak, maafin bunda! Maafin kalo bunda dan ayah egois maksaain kehendak tapi kami melakukan ini untuk masa depannya Rai, bunda tau ini berat tapi percaya kalau semua ini sudah jalan dari Allah," jelas bunda yang juga ikut meneteskan air matanya.
"Rai paham bund, Rai tau kalau ayah dan bunda sayang banget sama Rai. Tapi, rasanya berat banget bunda ketika kita harus berusa berpura-pura mencintai orang yang memang nggak bisa kita cintai, sakit bund!" Jelas Raihana dengan suara paraunya, jelas anak itu sudah bajir air mata sedari tadi.
"Nak, cinta itu hadir dengan sendiri, cinta itu akan datang tanpa kamu sadari, ini hanya perihal waktu. Lagi pula ketika kita menjalani sebuah hubungan, itu memang semuanya perlu waktu nggak langsung cinta, cobalah nak menerima afnan bunda yakin kok suatu saat nanti cinta akan hadir setelah kalian menjalani pernikah," bunda mencoba memberika perhatian kepada Raihana.
"Iya bund Rai ngerti, insyaaAllah Rai fikir-fikir dulu lagi yah, bunda jangan mendesak Rai yah, tolong...." jelas anak gadisnya itu.
"Hmmmm.... Baiklah bunda paham sekarang Rai pasti berat untuk memilih tapi bunda harap pilihan Rai nanti yang terbaik dan tidak akan mengecewakan ayah dan bunda," ucap kembali sang bunda.
"Iya bund!" angguk Raihana kepada bundanya.
"Kalau begitu anak bunda yang cantik ini bobo yah, besok jangan telat subuhannya, bunda pamit Assalamualaikum!" jelas sang bunda sambil mngecup kening putri kesangannya dan memberikan pelukan hangat sebelum ia meninggalkan kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Lauhul Mahfudzku
EspiritualSebuah kisah pertemuan seorang gadis remaja yang sebentar lagi menginjak usia dewasa dengan seorang pria di sebuah pesantren, pertemuan secara kebetulan namun siapa yang sangka kebetulan itulah yang akhirnya membawa mereka pada takdir yang telah All...