Devi Si Biang Kerok

212 16 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Berbuat baiklah engkau walau kebaikanmu seringkali dianggap buruk"

~ Raihana Nabiha Hamiid ~

Author pov

Selepas melaksanakan sholat subuh, seluruh santriwatipun melanjutkan kegiatan dengan kembali membentuk halaqoh.

Berbeda dengan halaqoh sebelumnya, kali ini santriwati membentuk halaqoh menyerupai huruf hijaiyyah nun, atau lebih simpelnya halaqoh setengah lingkaran. Dan ditengah sudah ada salah satu dosen yang siap memimpin dzikir hingga pagi nanti.

Dzikir yang dilantunkan begitu menyayat hati, hingga ada beberapa santriwati yang tampak menjatuhkan bulir-bulir bening dimatanya karena begitu khusyuknya.

Dzikir ini memang rutin dilakukan oleh pesantren setiap pagi selepas shalat subuh dan malam hari selepas shalat maghrib.

Kalimat-kalimat tauhid dan pujian-pujian kepada sang Khaliq memang sudah menjadi kebiasan para penghuni pesantren bahkan sudah menjadi hoby mereka.

"Ya Nabi salam 'alaika, Ya Rosul salam salam 'alaika, ya habib salam 'alaika, sholawatullah 'alaika..." seluruh isi mesjid melantunkan sholawat dengan begitu indah dan merdu sebagai penutup dzikir.

Keharuan setiap kali melakukan dzikir tanpak sudah bukan hal asing lagi di dalam pesantren.

Kebiasaan yang telah lahir sejak dulu memang susah untuk dihilangkan dari pesantren ini, banyak kegiatan mulai dari santriwati bangun tidur hingga kembali tidur itu diprioritaskan hanya untuk ibadah.

Setelah dzikir dan dilanjutkan shalat dhuha, semua santriwati bergegas keluar mesjid menuju kelas masing-masing. Bukan untuk belajar melainkan untuk mengisi sedikit kampung tengah yang sedari tadi cacing-cacingnya sudah memberontak kelaparan.

Raihana, Zafira dan Naura baru saja tiba di kelas. Belum sempat mengucapkan salam tiba-tiba dari belakang Devi dan kedua temannya itu mendorong Raihana hingga membuat gadis itu jatuh tersungkur ke lantai.

"Astagfirullah!!!" teriak Raihana secara spontan.

"ahhhh Raiii!!!" pekik Zafira dan Naura secara bersamaan sontak membuat semua mata tefokus pada mereka.

"Astagfirullah, ada apa ini?" tanya Haykal yang sedikit kaget, saat itu ia menjadi pendamping di kelas mereka.

"Awwww... Sakit Ra," sahut Raihana yang baru saja bangkit dari tempatnya terjatuh sambil mencoba melemaskan pergelangan tangannya yangbsepertinya sedikit keseleo.

"Ohhh, kasian... Maaf kita nggak sengaja," Ucap Devi yang seenak jidat menyelonong masuk kelas dengan memasang muka juteknya.

Zafira yang dari awal memang tidak suka dengan Devi merasa sangat kesal dan langsung melabrak gadis sok kecantikan itu.

"Hey santai dong, kamu kalo berani jangan main belakang. Dasar sok cantik padahal nggak, iuuh," cemoh Zafira sambil memukul mejah yang ada dihadapan Devi.

"Apa??? Kenapa situ yang sewot emang kamu yang aku dorong? Bukan kan, jadi santai aja," balas Devi mencemoh.

Melihat mereka beradu mulut ustadz Haykal semakin bingung apa sebenarnya masalah mereka. Sedari tadi mereka terus bertengkar walaupun hanya masalah kecil.

"Stop! Kalian apa-apaan sih, apa Kalian tidak punya rasa hormat sedikit? Tolong hargai saya yang di sini, kalian duduk," tegas Haykal.

"Tapi ustadz, dia yang salah, dia memang..." belum selesai Zafira menjelaskan Haykal langsung memotong perkataannya. "Duduk!"

Jodoh Lauhul MahfudzkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang